Dunia Zelvelus XXXV

472 63 24
                                    

“El? Ada apa nak? El membutuhkan sesuatu dari ibu?”

Aurel bertanya pada elius dengan begitu lembut,ia menatap putranya yang baru ditemukan itu dengan penuh kerinduan dan menyesal. Ia dan keluarga kecilnya datang ke kediaman alberick,kaka angkat putranya, menemui elius yang saat itu sedang meeting.

Pertama ia melihat elius,aurel yakin jika itu putranya,ia bisa tau dari matanya dan mengatakan pada semua orang jika mata itu sama seperti mata putranya yang sering muncul dalam mimpinya ketika kehilangan ingatan. Remus bahkan lebih tidak sabar dari aurel sendiri,ia mengatakan ingin membawa elius ke dalam istana dan tinggal bersama mereka hari ini juga,tapi elius menolak karna tidak ingin ikut dalam intrik istana.

Russel langsung memeluk elius ketika melihatnya berjalan menghampiri mereka di ruang tamu,russel mengatakan jika ia merindukan elius,ia bercerita jika ia mencari elius untuk memberinya hadiah karna sudah menolongnya dan memberinya minum saat di culik.

“Ny-nyonya s-”

“El. Ibu nak,ibu,aku ibu mu”

Elius terlihat salah tingkah dan panik,ia meminta maaf berkali-kali pada aurel, hampir berlutut untuk mendapatkan maafnya dan malah membuat aurel memeluknya begitu erat.

“Kenapa kamu berlutut el? Tidak seperti itu. Kamu putra ku,tidak sepantasnya kamu berlutut memohon maaf disaat kamu tidak melakukan kesalahan apapun,el. Jangan lakukan itu”

“Maaf nyonya..maaf,karna saya diajarkan oleh tuan dan nyonya besar melakukan hal itu..sa-saya diajarkan memanggil mereka dengan tuan dan nyonya,tuan muda dan nona muda,maaf”

Mendengar hal itu,aurel menangis,ia menangis dengan kesakitan,membayangkan betapa hancurnya anaknya saat itu. Ia menarik elius kedalam pelukannya,seperti ingin membuat elius menyatu dengan tulangnya.

“Jangan lakukan itu lagi nak,jangan..lupakan ajaran itu. Kamu kini memiliki ibu mu,ibu melarangmu melakukan hal-hal yang di ajarkan mereka,mengerti?”

Wajah elius di tangkup aurel,ia menyeka air mata elius,mengusap pipinya dengan lembut.

“Putra ibu yang malang…maafkan ibu nak, maaf ibu meninggalkan mu,maaf ibu menelantarkan mu,maafkan ibu nak,maaf…”

“Tidak,tidak..ibu tidak salah,mungkin takdirku memang menjadi orang buangan yang tidak diinginkan.”

“Berhenti! Berhenti..jangan katakan hal itu, kamu tidak seperti itu,ini kesalahan ibu”

“Salah ibu karna tidak membawamu pergi saat perempuan itu datang ke rumah,salah ibu karna bersabar disana,maafkan ibu”

Elius membalas pelukan aurel,ia dengan gerakan ragu menaruh kepalanya di bahu aurel,menyembunyikan senyum puasnya di leher aurel.

[Selamat ayank,ayank mendapatkan piala oskar yang sudah aku taruh di penyimpanan harta ayank. Sungguh akting yang sangat menakjubkan]

‘Hahaha…sayang,don’t make me laugh’

[I’m not]

‘You are sayang,by the way thank you for the oskar’

[Sure]

Exa diam-diam menggelengkan kepalanya dengan tingkah salah satu kekasihnya itu, benar-benar ada saja yang ia lakukan.

Aurel mencoba menenangkan dirinya,ia dan putranya pamit ke halaman belakang karna putranya ingin mengatakan sesuatu,ia harus tenang.

“Katakan nak,apa yang kamu inginkan?”

“Aku..saya ingin menanyakan apakah ibu tau soal rumah sakit jiwa itu?”

PERJALANAN ARIEXA MENJELAJAHI BERBAGAI DUNIA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang