Ruang Jiwa Exa

651 85 49
                                    

"Gimana bang?"

Rai menggelengkan kepalanya,ia mencoba berkomunikasi dengan exa dan mencari keberadaan jiwa exa yang tiba-tiba hilang koneksi dengan rai,ia memang merasakan exa masih disini tapi rai tidak bisa berkomunikasi dengan kekasihnya.

"Biar gua tanya seseorang."

Rai menutup matanya kembali,garry,white, pelayan dan para bawahan exa menunggu rai dengan antisipasi,tidak sampai 15 menit rai membuka matanya kembali.

"Exa ada di ruang jiwanya,dia membuat batas dan penghalang berlapis di dalam makanya gua ga bisa ngerasain koneksi itu. 'Dia' bilang gaada yang bisa masuk kecuali orang yang memang memiliki tempat di hatinya,orang yang exa percaya dan bersedia memberikan punggungnya untuk di percayakan." jelas rai.

"Ini rumit...gua akan coba,walaupun gua bisa aja kecewa saat ga bisa masuk,tapi akan gua coba!"

"Gua aja"

"Paman berdua coba saja masuk. Aku sudah mencobanya dan masuk,tapi didalam sana begitu rumit dan aku mendengar suara ayah menangis,sepertinya ada orang lain disana."

Garry dan rai menoleh pada white yang sedang menatap mereka berdua bergantian, dari tatapan matanya mereka tau jika white tidak berbohong.

"Kamu bisa masuk?!"

White menganggukkan kepalanya sekali, menjawab pertanyaan garry.

"Oke,tenang garr...white anaknya kaka,pasti bisa masuk,lo adeknya. Lo pasti juga bisa masuk!"

Garry membuka matanya kembali dan melihat rai sudah menutup matanya,garry langsung menutup matanya dan mencoba fokus merasakan jiwa sang kakak,sampai akhirnya ia tertarik oleh sesuatu.

"Lo bisa masuk juga"

Garry langsung membuka matanya begitu mendengar suara rai,apa yang ia lihat pertama adalah silau,perlahan garry menyesuaikan matanya sampai ia menyadari jika ruangan itu begitu terang.

"Terang banget...itu apa bang?"

"Kayanya itu prisai yang melindungi exa di dalam sana,gua merasakan prisai ini penuh dengan jebakan dengan berbagai element berbeda di setiap lapisannya."

"Setiap lapisan?? Maksud lo bukan cuman bagian luar ini aja?"

"Nn. Ini..seperti labirin yang benar-benar rumit,exa sepertinya tanpa sadar membuat hal seperti ini saat dirinya merasa tidak aman dan ketakutan"

Garry dan rai menatap ke depan,perisai yang di bicarakan seperti tembok raksasa yang menjulang sampai hampir mencapai langit-langit ruang jiwa,auranya mencekam tapi ada juga kesedihan dan ketakutan yang mencapai bagian luar bisa garry rasakan.

"Bang,gua merasakan kehadiran seseorang"

"Gua juga,gua cuman bisa dengar suaranya samar-samar tanpa bisa liat ke dalam sana."

"Kita yang masuk"

Rai mengangguk setuju,keduanya berjalan mendekat pada prisai itu,saat tangan garry menyentuhnya rai langsung menarik dan membawa garry melompat kebelakang. Ada tombak yang keluar dari prisai tersebut yang menusuk di mana tempat tadi garry sentuh,lalu kembali masuk dan menghilang tanpa jejak.

"Itu tipis.."

Keringat tipis muncul di dahi garry,ia berjalan berdampingan bersama rai dengan hati-hati,berjalan keliling mencari pintu yang benar untuk menelusuri labirin.

Sedangkan exa yang sedang mereka cari, saat ini sedang meringkuk di tengah-tengah kasur yang berada di tengah labirin. Exa meringkuk merapatkan lututnya ke dada, memeluk lututnya erat-erat,tubuhnya bergetar,isakan bisa terdengar dengan jelas,posisinya seperti bayi dalam janin. Ada kakek exa di sampingnya,sejak tadi mencoba mendekat tapi sulit karna exa histeris, sampai akhirnya kakeknya bisa duduk di sisi exa tepat,dan sedang mencoba menyentuh exa sejak tadi.

PERJALANAN ARIEXA MENJELAJAHI BERBAGAI DUNIA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang