Ch.15 - Mabuk

1.4K 114 11
                                        

"Cheers !"

Dentingan gelas kaca terdengar nyaring kala semua orang bersulang satu sama lain. Mereka sedang ada di kedai BBQ dekat di sekolah, berkumpul bersama untuk merayakan ulang tahun salah satu guru yang Wooyoung kenal bernama Jang Nara. Wanita itu adalah salah satu guru senior di sekolah, umurnya bahkan sudah dua kali dari umur Wooyoung.

"Selamat ulang tahun, Jang-ssaem," teriak salah satu diantaranya. Yang lain ikut bersorak heboh, memberikan tepuk tangan riang, mengabaikan pengunjung di sekitar yang mungkin bisa saja terganggu dengan kebisingan di meja mereka.

"Terima kasih semuanya. Karena hari ini aku yang traktir, jadi kalian boleh makan sepuasnya !"

Semua orang antusias. Ada yang memesan daging babi, ada yang pula yang tidak tahu malu memesan daging sapi dengan harga cukup lumayan mahal.

Jung Wooyoung ? Pemuda itu hanya berdiam diri diujung meja sembari menikmati segelas soju-nya. Tidak ada yang menarik dari acara ini, Wooyoung hanya bersikap formalitas agar orang-orang bisa berhenti menganggapnya seorang anti sosial.

Padahal pada faktanya, Wooyoung sangat ingin melarikan diri dari tempat ini sekarang. Ia lelah.

"Wooyoung-ssaem, selamat bergabung," panggil Jang Nara dari tempat duduknya, seluruh pasang mata serentak berbalik menatap Wooyoung. "Aku ingin bilang terima kasih, aku sangat senang dan merasa tersanjung karena kau mau ikut merayakan ulang tahunku yang tidak seberapa penting ini."

Wajah Jang-ssaem memang tersenyum manis, tapi nada bicaranya terdengar sarkastik di telinga. Bagi Wooyoung, wanita itu terkesan seperti berusaha menyindirnya yang selama ini kabur dan selalu menolak untuk berbaur dengan guru yang lain.

"Wooyoung-ssaem, jangan kaku seperti ini. Kita sedang ada diluar sekolah, akan sangat bagus kalau kita bisa terus keluar bersama seperti sekarang," kali ini Kim Jongin, si pelopor acara, bersuara.

Pria satu ini sangat pandai menjilat.

"Selamat ulang tahun," balas Wooyoung berusaha terdengar setulus mungkin, meskipun dalam hati ia merasa tidak terlalu ingin mengucapkannya.

"Iya, terima kasih. Makan yang banyak, aku sangat khawatir setiap melihat Wooyoung-ssaem karena sebagai guru olahraga, kau itu terlalu kurus."

Yang lain tertawa lebar. Tidak ada yang sadar kalau Wooyoung terlihat tidak nyaman dengan kata-kata Jang Nara barusan. Mungkin itu terdengar seperti lelucon bagi mereka, tapi tidak untuknya. Lagi-lagi ia hanya bisa diam dan berusaha mengontrol diri untuk tidak menunjukkan emosi apapun disini.

"Wooyoung-ssaem, untuk merayakan malam ini, ijinkan aku menuangkan alkohol untukmu."

Kim Jongin yang semula duduk begitu jauh dari Wooyoung memutuskan untuk repot-repot pindah kesebelahnya. Lelaki 30 tahun itu menuangkan cairan bening ke dalam gelas soju Wooyoung hingga penuh tanpa persetujuan dulu darinya.

"Setelah malam ini, kita akan jadi teman."

Wooyoung meneguk alkohol itu dalam satu kali minum. Bukan karena Wooyoung ingin berteman dengan Jongin, ia hanya merasa sedang butuh alkohol hari ini. Wooyoung sebenarnya tidak begitu suka dengan pria bernama Kim Jongin itu, sejauh yang ia ketahui, lelaki itu terlalu banyak membuat scandal. Wooyoung dengar Jongin sudah menikah, ia cukup terkejut di awal mengingat masih ada yang mau menerima lelaki bermasalah dengan wajah mesum seperti seorang Kim Jongin.

"Ngomong-ngomong, aku sudah lama ingin tanya tentang ini." Jongin mengalungkan tangannya pada leher Wooyoung. "Apa Wooyoung-ssaem sudah punya pacar sekarang ? Kau terlihat single."

Desire || Woosan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang