Ch.63 - Putus ?

942 79 10
                                        

Yunho baru saja selesai mengobati luka di tangan Wooyoung. Keduanya tidak saling bicara dari tadi atau mungkin lebih tepatnya Yunho yang enggan membuka suara. Yunho sudah mengusir San dan Mingi seperti yang Wooyoung minta. Meski pada awalnya San sempat menolak, tapi Yunho mencoba memberi pengertian sampai pria itu memilih luluh. Dari saat itu Wooyoung pun membuang wajahnya.

Yunho tidak tahu apa yang sebenarnya pemuda itu pikirkan, ekspresi datar sahabatnya tidak terbaca.

Banyak hal yang masih ingin Yunho bicarakan tapi ia hanya menahan diri karena tidak ingin melukai perasaan Wooyoung lebih dalam dari ini. Ia ingin mencoba mengerti kalau Jung Wooyoung sedang terluka, dan sahabatnya itu butuh waktu sedikit lebih lama untuk menenangkan dirinya sendiri.

Tapi pertanyaannya, sampai kapan ?

Hari demi hari akan terus berlalu, dan Yunho tidak merasa Wooyoung kunjung membaik. Yunho kira paling tidak kehadiran San bisa memberi sedikit harapan untuk Wooyoung, tapi nyatanya pemuda itu bahkan juga menolak sang kekasih. Wooyoung benar-benar menutup diri. Yunho tidak mengerti kenapa—sedikit banyaknya ia sendiri juga sudah mulai lelah terus bersabar dengan keadaan ini.

Netra Yunho tidak terlepas dari sosok Wooyoung. Sahabatnya itu kini hanya mematung di tempat.

"Jadi, ... bisa kau ceritakan padaku kenapa kau sampai terluka seperti ini ?" tanya Yunho jengah.

Pemuda dalam balutan pakaian pasien itu tidak mendongak, ia bahkan tidak berniat memberikan jawaban apapun. Sungguh, tingkah Wooyoung yang seperti itu membuat Yunho kesal sendiri.

"Wooyoung-ah, kau harus katakan sesuatu agar aku juga tahu apa yang harus aku lakukan untuk membantumu. Kalau kau diam saja seperti ini, aku juga tidak akan bisa melakukan apa-apa untukmu."

Wooyoung menggeser tubuhnya perlahan, menarik selimut tipisnya untuk kembali menenggelamkan diri dalam posisi tidur namun Yunho menahannya. Yunho menyentak tubuh Wooyoung agar duduk di tempat dan memaksa pemuda itu untuk menatap kedua bola matanya. Yunho ingin bicara serius.

"Dengar, aku sedang bicara denganmu," hardiknya tegas. "Kau tidak bisa terus menghindar seperti ini dan aku juga tidak bisa selamanya terus bersabar menghadapi sikapmu. Kau tahu kalau aku sangat menyayangimu dan kau adalah sahabat terbaikku. Aku mencoba untuk tidak mempertanyakan semua yang kau lakukan dan aku juga selalu mendukung keputusanmu, tapi sekarang aku sudah tidak bisa."

Pemuda rapuh itu hanya membalas getir, "Terima kasih dan juga maaf, ... kau boleh pergi sekarang."

Tidak, bukan jawaban itu yang Yunho harapkan.

"Apa kau dengar apa yang sedang aku katakan ? Aku bilang aku sudah lelah menghadapi sikapmu."

"Ya, aku tahu. Itu sebabnya aku minta maaf dan aku bilang kau boleh pergi sekarang. Abaikan aku."

Pemuda tinggi itu terdiam.

Yunho tidak pernah berpikir kalau Jung Wooyoung orang yang egois, tapi kali ini, ia ingin mengutuk pemuda itu dalam hatinya. Yunho memang lelah, tapi bukan lelah seperti itu yang ia maksud. Yunho tidak lelah secara fisik, tapi ia lelah secara mental. Yunho tidak ingin pergi meninggalkan Wooyoung, tapi ia juga lelah menghadapi seluruh perubahan sikap pemuda itu dari waktu ke waktu. Mengapa sulit sekali bagi Wooyoung untuk mengerti ? Yang Yunho inginkan, Wooyoung kembali seperti dulu.

Pemuda tinggi itu mendengus rendah. "Sebenarnya sampai kapan kau ingin seperti ini ? Aku mengerti, aku sangat mengerti bagaimana perasaanmu. Aku juga tahu apa yang kau lewati bukan sesuatu yang mudah. Aku tahu berapa banyak luka di hati yang sedang kau rasakan. Aku tahu kalau kau juga sakit dan menderita saat ini. Tapi, Wooyoung-ah ... " Ia menahan ujung kalimat, berharap Wooyoung mau mendengarnya baik-baik kali ini. "Kau tidak hanya sedang menyakiti dirimu sendiri sekarang, tapi kau juga sudah menyakiti hati orang-orang yang tulus menyayangimu selama ini. Seperti aku dan San."

Desire || Woosan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang