Ch.69 - Yungi

785 49 11
                                        

Bel apartemen Mingi berbunyi di pagi-pagi buta, jujur ia tidak sedang berniat bertemu tamu untuk sekarang. Kepala Mingi terlalu penat menyambut seseorang, ia butuh waktu istirahat. Tapi tamu tak di undang itu terus membunyikan bel berkali-kali memaksa Mingi untuk mengijinkannya masuk.

"Yoona ?"

Dahi Mingi berkerut bingung melihat sosok gadis cantik dan familiar yang sedang berdiri di depan pintunya dengan senyum yang mengembang lebar.

"Mau apa kau datang kesini pagi-pagi ?" tanyanya.

Gadis dengan rambut hitam lurus sepinggang itu melewati Mingi, menerobos masuk tanpa repot-repot meminta ijin lebih dulu pada sang pemilik.

"Menurutmu, untuk apa ? Tentu saja karena aku ingin bertemu denganmu," ujar Yoona percaya diri.

Wanita itu melepas highheels merah mencoloknya, menggantinya dengan sandal rumah sesuka hati.

"Sudah lama aku tidak melihatmu lagi di club, aku penasaran apa yang sedang kau lakukan sampai se-sibuk itu, jadi aku memutuskan untuk datang hari ini. Aku sangat merindukanmu, tapi kau sengaja mengabaikan pesan dan semua panggilanku. Jadi, boleh aku tahu alasannya ? Biasanya tidak begitu."

Gadis cantik itu mendudukkan dirinya di bangku pantry lancang, ia melipat kaki kanan di atas kaki kiri sengaja memperlihatkan paha mulusnya yang hampir terekspos karena rok mini yang ia pakai.

Oh, Mingi perlu menjelaskan siapa itu Yoona.

Wanita itu adalah salah satu dari sekian banyaknya wanita yang pernah ia bawa untuk tidur di rumah. Di banding gadis-gadis cantik yang lain, Yoona itu memang wanita yang cukup frontal dan haus akan perhatian. Wanita itu selalu mengirim pesan dan foto-foto seksi pada Mingi tanpa pernah ia minta.

Mingi tidak tertarik dengan Yoona, waktu itu ia hanya butuh teman untuk bermalam bersama.

Tapi sepertinya wanita itu menginginkan lebih.

Tidak peduli berapa kali pun Mingi mengabaikan pesannya, Yoona seolah tidak peduli dan malah semakin menempel padanya. Setelah dipikir-pikir lagi, sekarang Mingi sedikit menyesal pernah tidur dengan wanita centil itu. Merepotkan, pikirnya.

"Keluar. Aku tidak dalam mood yang baik untuk meladenimu, jadi lebih baik kau pergi sekarang."

Mingi sudah berusaha meminta dengan sopan, tapi dengan lancangnya wanita itu malah memeluknya.

"Kenapa ? Kau sedang ada masalah ? Harusnya kau berterima kasih karena aku datang di waktu yang tepat ? Aku merindukanmu." Jari-jari lentik Yoona membuat gerakan melingkar yang seduktif didada Mingi. "Bagaimana kalau kita melakukannya lagi ? Aku bisa memuaskanmu. Aku janji setelah itu kau pasti akan merasa lebih baik. Kau mau ?" godanya.

Mingi melepas pelukan Yoona, menatapnya datar tidak bergairah. "Jangan membuatku marah, aku tidak punya waktu untuk meladeni obsesimu, jadi keluar sekarang sebelum aku menyeretmu paksa."

Ekspresi wajah wanita itu berubah kesal. "Tsk, ada apa denganmu ? Biasanya kau suka setiap kali aku menggodamu seperti ini ? Apa sekarang kau sudah menemukan jalang baru yang lebih seksi daripada aku ? Katakan siapa dia ? Apa aku mengenalnya ?"

Ya, Yunho memang seksi, tapi pemuda manis itu bukan jalang. Kalau tidak mengingat Yoona adalah seorang wanita, Mingi sudah pasti akan menampar mulut lancangnya yang sudah berbicara seperti itu.

"Keluar dari rumahku dan jangan pernah datang lagi. Aku serius, jangan membuatku mengulangi kalimat yang sama lagi untuk yang kedua kalinya."

Yoona berdecak lagi, "Tsk, baiklah. Kalau begitu katakan padaku kapan kita bisa bertemu lagi ?"

Desire || Woosan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang