Epilog

2.2K 97 40
                                        

TWO YEARS LATER








"Ya Song Jihoo ! Aku bilang kembali kesini dan pakai bajumu ini ! Nanti kau bisa masuk angin !"

Seorang bocah laki-laki yang belum genap berusia lima tahun berlari keluar dari dalam kamar mandi dengan tawa cekikikan. Tubuh setengah basahnya hanya tertutup popok, hampir setengah telanjang.

San, pria itu menyusul beberapa menit setelahnya dengan ekspresi kesal dan lelah. Kaus hitam yang San pakai terlihat basah. Pria itu baru saja selesai memandikan bocah nakal bernama Song Jihoo itu dan hendak memakaikannya baju, tapi ternyata ini tidak semudah seperti yang ia pikirkan. Percayalah mereka sudah menghabiskan waktu satu jam lebih berkutat dikamar mandi hanya karena Jihoo tidak bisa diam saat San mencoba menggosok tubuhnya.

"Hey bocah ! Cepat pakai bajumu atau aku akan membakar semua mainan robotmu !" amuk San.

Bocah setengah telanjang itu mana mengerti, ia terlalu aktif untuk menanggapi ancaman San itu.

Mereka saling mengejar diruang tamu, memanjat sofa hingga meninggalkan jejak basah dengan San yang terus berteriak sembari memegang celananya.

Semakin San marah semakin besar pula suara tawa bocah laki-laki itu. Perut buncit Jihoo bergoyang di langkah beratnya yang bahkan belum cukup lancar.

Tinggal sedikit lagi sebelum San menangkap Jihoo, bocah itu sengaja lari ke dapur dan memeluk kaki seseorang pemuda yang baru saja keluar dari sana.

Jung Wooyoung, pemuda itu baru selesai memasak sarapan untuk mereka bertiga. Netra lembutnya itu turun kebawah, bersitatap dengan bocah kecil yang sedang memandangnya dengan ekspresi terkagum.

Wooyoung berjongkok di depan Jihoo, pemuda itu mencubit pipi tembem Jihoo disaat San mendekati mereka dengan nafas tersengal-sengal sehabis lari.

"Kenapa kau tidak memakai baju, hmm ?" tanya Wooyoung dengan senyuman menahan gemasnya.

Jihoo memeluk Wooyoung tanpa menjawab. Bocah itu mengaitkan tangannya dileher Wooyoung ingin digendong. Rasanya Wooyoung akan tertawa kalau ia melihat ekspresi wajah San yang menahan kesal.

"Dasar bocah nakal ! Kenapa anak ini tidak bisa tenang kalau sedang bersamaku ?" gerutu San.

Wooyoung mengambil pakaian Jihoo dari tangan pria itu. "Sini, biar aku saja. Makanlah lebih dulu, aku sudah buatkan sarapan. Ah, tolong potongkan strawberry juga di piring Jihoo, kecil-kecil saja."

San mendengus saat Wooyoung meninggalkannya sembari menggendong bocah itu menuju kamar.

Ya, selalu seperti ini, semenjak ada Jihoo di sini, perhatian Wooyoung jadi sering terbagi dua. San bukannya tidak suka, hanya saja, ia juga cemburu.

San juga butuh di sayang, namun Wooyoung tidak pernah bersikap manis padanya. Wooyoung akan sibuk bermain dengan Jihoo, memanjakan bocah nakal itu dan San tidak mendapat jatah apa-apa.

San bahkan belum mendapatkan ciuman selamat paginya hari ini karena ia sibuk membersihkan kotoran dan popok basah Jihoo di kamar mandi.

Meskipun begitu San tetap tidak bisa mengeluh.

Ya, buktinya sekarang ia dengan patuh melakukan apa yang Wooyoung perintahkan. Memotong buah strawberry kecil-kecil untuk menu sarapan Jihoo.

Walaupun nakal tapi San tidak akan sampai hati membiarkan bocah itu kelaparan. Setelah ini San harus bersiap-siap karena biasanya selesai makan, energi Jihoo akan semakin banyak, anak itu akan semakin menggila. Terkadang San heran dimana Mingi dan Yunho menemukan bocah hyperaktif seperti Jihoo. Bagaimana juga pasangan itu bisa bertahan merawat Jihoo sehari-hari ? San yang ditinggal satu minggu saja sudah mau menyerah.

Desire || Woosan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang