Wooyoung terbangun karena bias cahaya yang menembus kelopak matanya. Pemuda itu mulai menggeliat pelan, mengusap mata sebelum ia menyadari sesuatu yang berat menimpa bagian perutnya. Wooyoung melirik ke bawat, ia melihat sebuah tangan kekar berotot sedang memeluknya dengan posesif dari belakang. Wooyoung tidak mampu menahan diri untuk tidak tesenyum, sudah pasti itu Choi San. Ia tidak akan berpura-pura amnesia dengan adegan panas yang sudah mereka lakukan kemarin. Wooyoung seratus persen sadar.
Tubuh Wooyoung hanya diam ditempat, ia tidak ingin bergerak karena takut akan membangunkan San yang masih terlelap. Dan juga, Wooyoung nyaman dalam dekapan pria itu. Sangat nyaman.
Deru nafas San berhembus teratur dibelakang tengkuk Wooyoung, pria itu juga menjadikan sebelah lengan sebagai sandaran kepala untuknya. Wooyoung yakin setelah terbangun, San akan merasakan keram luar biasa di tangannya nanti.
Tubuh keduanya polos tanpa helain benang, hanya tertutupi selimut putih, namun Wooyoung merasa hangat dari pelukan San. Waktu terus berlalu dan Wooyoung masih setia berdiam diri dengan segala isi pikirannya. Memori awal pertemuan Wooyoung dan San terngiang sekilas dibenaknya. Pertemuan yang sedikit aneh memang, keduanya hanya tidak sengaja berpapasan di toilet dan dari detik pertama Wooyoung akui ia sudah menyukai San. Tidak dalam artian cinta, ia hanya menyukai senyuman San kala pria itu menyapanya dengan ramah.
Wooyoung sedang berada dalam fase berat saat itu. Ketakutan dan kosong, ia tidak ingin kembali ke rumah karena itu juga ia dengan yakin menerima tawaran one night stand dari San malam itu. Hanya butuh waktu sekejap bagi Wooyoung untuk melupakan segala ketakutannya dalam dekapan San. Sekali lagi Wooyoung menyukai San saat itu. Cara San yang menyentuhnya dengan lembut membuat Wooyoung menyadari satu hal, pria itu pasti akan membekas jelas dalam ingatannya.
Wooyoung bukan tidak tahu dengan perasaannya sendiri, ia hanya tidak ngin mengakui kalau ia menyukai orang baru dalam waktu singkat. Tidak setelah apa yang Wooyoung lalui di sepanjang hidupnya. Wooyoung terlalu takut, ia takut kalau ia kembali salah mengambil keputusan besar dalam hidupnya. Seseorang yang Wooyoung rasa kenal bertahun-tahun lalu sudah menghancurkan semua kepercayaannya tentang cinta. Hanya Yunho yang melihat betapa Wooyoung mencoba begitu keras untuk hidup dalam kesakitan setiap harinya. Orang itu tidak hanya menghancurkan Wooyoung secara mental, namun juga fisik hingga Wooyoung merasa ia tidak pantas untuk siapapun. Termasuk San.
Percayalah, Wooyoung sudah mencoba mengakhiri hidupnya berkali-kali, namun tidak ada satu cara pun yang berhasil. Pada akhirnya Wooyoung hanya akan kembali terbangun dirumah sakit dengan Yunho yang menangis disampingnya. Wooyoung memutuskan untuk berhenti karena Yunho, ia tidak ingin sahabatnya itu bersedih karenanya.
Namun sungguh, ada beberapa waktu dimana Wooyoung terus terpikir untuk menyakiti dirinya sendiri lagi, lagi dan lagi. Wooyoung hampa.
Mungkin, Wooyoung merasa sedikit lebih berharga hanya pada saat dimana Choi San mulai muncul dikehidupannya. Ketika pria itu dengan setia menunggunya pulang setiap malam. Ketika pria itu membawakan makan malam untuknya setiap hari. Ketika pria itu memperlakukannya seperti seorang kekasih meskipun keduanya tidak punya hubungan spesial apapun. Ketika pria itu peduli padanya di saat Wooyoung saja acuh dengan dirinya sendiri.
Puluhan kali Wooyoung mencoba mengeyahkan perasaannya, tapi puluhan kali pula ia gagal dalam prosesnya. Wooyoung menyukai San jauh lebih dalam dari yang pernah ia pikirkan. Wooyoung sudah berusaha menjauhi San, namun ia goyah karena pria itu selalu datang padanya. Wooyoung tidak ingin terlena pada San tapi ia tidak mampu menahan perasaannya sendiri. Puncaknya adalah ketika Wooyoung begitu merindukan San setelah pria itu pergi. Wooyoung benar-benar jatuh cinta.
Wooyoung menggenggam tangan San, ia mengukir kata 'terima kasih' dan 'aku mencintaimu' dengan jari telunjuk diatas telapak pria itu. Sebenarnya, Wooyoung ingin mengucapkannya langsung pada San, namun kata-kata itu selalu tertahan di ujung kerongkongannya setiap kali ia ingin mencoba.

KAMU SEDANG MEMBACA
Desire || Woosan [END]
FanfictionWooyoung tidak pernah menyangka hubungan satu malam pada akhirnya membawanya bertemu dengan San-seorang pria terlampau sempurna yang menawarkan kata 'cinta' untuknya. My desire for you is so selfish.