"Kami mendengar kabar jika kau mengalami kecelakaan"
Namjoon datang bersama kopinya, menyerahkan Hot Americano khusus untuk pria bermarga Jeon di depan "Americano with two espresso shot" dia berbicara. Meyakinkan si pemilik perusahaan jika minuman yang dia bawa telah sesuai dengan ketentuan yang biasa dia konsumsi
Jeongguk tampak diam sebelumnya, nampak ragu namun setelahnya dia meraihnya untuk kemudian dia minum. Rasa pahit sedikit kentara menusuk indera pengecapan, hanya selintas sebab terlampau biasa mengonsumsi hal yang berbau kafein tinggi. Pria Jeon lalu melanjutkan fokusnya pada pekerjaan, mengabaikan Namjoon yang kini duduk bersantai bersama satu kaleng soda berada di tangannya
"Kau tau apa yang membuat kita semua geger saat itu?" Namjoon melempar pandang ke arah temannya, melihat tak ada respon dia kemudian melanjutkan "Sebab daerah itu rawan terjadinya kecelakaan, dan kami terkejut ketika mengetahui jika kau berpergian bersama satu keluarga mu"
Masih pada posisinya, Jeongguk bungkam. Terlalu irit bicara hingga apapun yang bersangkutan dengannya tidak akan dia pedulikan. Pria Kim di depan sudah berteman baik dengan sikap dingin si pria Jeon— siapapun. Jika hubungan mereka terjalin karena pertemanan, diamnya Jeongguk bukanlah satu sikap yang akan membuat mereka menilainya sebagai perilaku buruk. Melainkan memang cara mereka berinteraksi seringnya seperti ini, maka baik Namjoon maupun temannya yang lain akan terus berbicara meski hanya dirinya sendiri yang akan bersuara
"Aku sudah datang bersama suamiku, begitupun kolega lain. Aku dengar ada banyak yang mengirimkan barang sebagai ucapan lekas membaik untuk keluargamu namun seluruhnya ditolak"
Kejadian tempo hari jelas mengundang banyak berita tersebar dimana mana. Tentang kecelakaan di tebing, dan kejadian tragis lain yang membuat pria bermarga Jeon tumbang di kasurnya sendiri. Namjoon tidak mengetahui titik lokasi yang pasti mereka kecelakaan dimana, namun yang jelas seluruhnya kini hanya mengkhawatirkan tentang kondisi temannya
Lebih dari satu, mobil mewah datang bergantian mengunjungi kediaman Jeon. Tetapi satupun di antaranya tidak diperbolehkan untuk masuk— bahkan dirinya, teman sekolah sekaligus kerabat dekatnya saja tidak mendapat ijin sedikitpun untuk bisa melihat kondisi Jeongguk secara langsung
Ada banyak bingkisan serta barang yang sengaja diantar sebagai bentuk kepedulian. Lagi lagi semuanya dipajang di depan gerbang— dibiarkan menjadi sampah dan sebagian dikirim kembali pada alamat si pengirim yang telah tertera
Hari dimana kabar tersebut menyeruak, satu jalan menuju rumah Jeongguk banyak dilalui oleh pria berdasi— Namjoon ketahui merupakan kolega bisnis yang menjalin ikatan baik bersama sang pemilik. Banyak diantara mereka yang dia kenali, namun sebagian datang jauh dari negeri sakura berasal. Namun tetap— gerbang tak sedikitpun dibuka, membuat siapapun diantara mereka dengan perasaan kecewa harus memutar balik arah lalu pergi begitu saja
Dan tidak terlewatkan saudara kandungnya. Jeon Jimin, Namjoon bertemu dengannya di ujung jalan. Dia terlihat datang bersama istri dan satu putrinya. Memakai masker beserta kacamata hitam— adik dari si pria Jeon tampak sesekali melakukan negoisasi namun tetap berujung pulang tanpa membuahkan hasil
Dan saat itu mereka sepakat berpendapat jika kecelakaan yang dialami oleh satu keluarga terpandang itu adalah kejadian tragis— sebab tak ada siapapun yang boleh bertatap muka langsung bersama pemimpinnya yang terbaring lemas di dalam bangunan megah di depan sana
"Tak ada terjadi sesuatu padamu? seperti geger otak atau hal lain?"
Jeongguk menggeleng "Tidak."
"Bagaimana dengan putramu?"
Kali ini si pria Jeon mengangguk "Baik."
"Suamimu?"
"Kim."
KAMU SEDANG MEMBACA
J E O N ' S || KV 3
RomantiekKisah mereka belum sampai di penghujung cerita, ada sebuah janji yang telah terikrar untuk dipertanggung jawabkan di hadapan tuhan atas nyawa seseorang sebagai jaminan Pernikahan tulus menghadirkan beberapa nyawa sebagai pelengkap hubungan, bukan ha...