Taehyung terbangun dari tidur, kedua mata kucingnya terasa sungguh berat akibat durasi menangis yang menghabiskan waktu semalaman penuh. Rupanya dia kesiangan, dia tidak ingat kapan dia dapat tertidur di atas kasur yang dia ingat hanyalah pelukan serta sentuhan di kepala yang membuatnya kelelahan dan tak sadarkan diri
Mengusap wajah gusar, dia membawa kakinya berjalan menelusuri lantai atas. Seluruh jendela beserta gorden telah terbuka seluruhnya— mengartikan jika dia memanglah terlambat bangun dari biasanya "Kenapa tidak ada yang membangunkan ku?" itu aneh, biasanya akan ada mereka yang datang sebab putra kedua Jeon menolak dirangkul dari tidurnya selain olehnya sendiri
Ethan tidak begitu dekat dengan pengasuh, dia akan mencari Taehyung hanya untuk mengucapkan selamat pagi dan menciumnya tepat di pipi
Namun khusus hari ini tak ada
"Jae?"
Tuan muda? selamat pagi"
Lingkaran para pekerja serentak berpecah, obrolan segera berhenti sesaat panggilan dari sang atasan mereka terima. Jaehyun menaruh kedua tangan di bawah perut, kemudian membungkuk pada Taehyung yang menatap kearah langit langit kebingungan "Apa yang sedang kalian kerjakan?"
"Kami melepaskan beberapa kamera pengawas tuan muda, ada banyak yang akan diturunkan. Kami berdiskusi untuk menyisakan hanya satu di sudut ruangan"
"Apa?"
Tapi kenapa?
"Untuk apa? maksud ku tidakkah suamiku akan marah jika mengetahui ini?"
Jaehyun memberi gelengan kepala "Sesuai perintah, sir Jeon juga meminta untuk melepas cctv di kamar anda tuan"
Seperti ada sebuah peluru yang tertembak tepat di ulu hati, rasa nyeri menguar begitu kalimat tersebut menyapa indera pendengaran. Taehyung merasakan sesak di dada yang kelewat sakit, dia bahkan hampir kehilangan keseimbangan jika sang pekerja tak cepat bergerak untuk menjadi pegangan disaat tubuhnya mulai ambruk
"T— tuanku? yang memerintahkan?"
"Tuan muda? anda baik baik saja?— tolong siapkan air hangat, perut tuan muda masih kosong" Jaehyun berucap demikian, membawa tubuh laki laki di dekapannya berjalan kearah sofa tak jauh dari mereka berdiri. Didudukannya Taehyung di sana, kemudian dengan hati hati dia membantunya minum segelas air "Tuan muda, sir Jeon mengatakan anda melewatkan makan malam. Kami sudah menyiapkan sarapan anda sebaiknya— "
"Jae.. tuanku marah kepadaku"
Disitulah Jaehyun terdiam, menahan ucapan setelah kalimat Taehyung dia dengarkan. Dia mengetahui apa yang sedang terjadi diantara keduanya, semalam sang pemimpin banyak menangis dengan luapan emosi begitu tak stabil. Jeongguk menghabiskan waktu dengan minum alkohol, tak berhenti memutar ulang tayangan cctv saat dua orang datang untuk bertamu
Tidak seharusnya saya memberi ijin mereka masuk
—
Alarm penjaga dimatikan, bahkan gerbang utama hanya ditutup dengan satu lapisan
"Aku tidak memiliki selera makan" Taehyung mendorong piringnya menjauh, memalingkan wajah dan tak meiliki minat pada jamuan makan yang sudah disiapkan oleh mereka. Para maid yang diam di belakangnya saling melempar pandang, melirik kearah Jaehyun sekilas yang memberi gestur kepada mereka agar menuruti keinginan sang majikan
Taehyung termenung, memikirkan tentang keputusan suaminya yang benar benar diluar dugaan. Tangisnya bahkan sempat membanjiri wajahnya, memikirkan ucapan sang pekerja bahwa Jeongguk rela membawa kedua putranya sebab tak ingin mengganggu waktu sendiri suaminya

KAMU SEDANG MEMBACA
J E O N ' S || KV 3
RomanceKisah mereka belum sampai di penghujung cerita, ada sebuah janji yang telah terikrar untuk dipertanggung jawabkan di hadapan tuhan atas nyawa seseorang sebagai jaminan Pernikahan tulus menghadirkan beberapa nyawa sebagai pelengkap hubungan, bukan ha...