Tarikan seseorang pada tangannya menghentikan langkah sang pria yang diakui sebagai kepercayaan keluarga, Jaehyun diam di tempatnya— mengurungkan niat yang baru saja akan pergi guna memasuki ruang pribadi putra majikannya
"Ethan?"
"Ada apa dengan semua orang?" putra kedua Jeon memperhatikan sekeliling penuh rasa kebingungan. Menemukan segalanya telah gelap diikuti sinar mentari yang perlahan meredup. Apa yang telah dia lewatkan? kenapa senyuman papanya tampak palsu saat tadi menjemputnya?
Kenapa semua orang tidak ada yang berbicara padanya?
Dan kenapa adiknya hanya diam di pelukan pekerjanya?
Jaehyun di depannya menggeleng "Tidak ada tuan kecil, semua orang hanya kelelahan hari ini"
Termasuk papa?
Seusai latihannya, Ethan tidak menemukan keberadaan saudaranya dimana. Zack berada terpisah di mobil bersama mereka— dia ditemani oleh sang pemimpin yang juga tak mengeluarkan sepatah katapun selain meminta para pekerja untuk menjaga kakaknya dari luar pintu kamar
Pun begitu, sang papa banyak menutup mulut hari ini. Dia tersenyum, hanya saja gurat sedih tak bisa membohongi perasaan putra—nya yang semakin dibuat penasaran oleh keputusan papi yang meminta Zack untuk tidak dipertemukan oleh siapapun
"There's something wrong with my brother"
Jaehyun lagi lagi melebarkan senyuman "Semua baik baik saja tuan kecil, anda sebaiknya ikut beristirahat. Kami akan mengantarkan makan malam untukmu"
"Dan tidak ada makan malam bersama, so weird." Ethan memicingkan mata, mengamati gerak gerik pekerjanya yang tampak menyembunyikan sesuatu. Namun akhirnya anak itu mengangguk, lantas mengulurkan kedua tangan " Give the baby to me"
"Maaf tapi—"
"Now."
Jaehyun melirik ke arah para pengasuh yang baru saja akan bersiap untuk masuk, saling memberi gestur melalui gerakan mata yang mereka pahami satu sama lain. Pekerja wanita di dekat pintu mengangguk, menyetujui permintaan putra kedua Jeon lalu memberikan tubuh si kecil Hans pada gendongan Ethan
"No"
Suara seseorang menghentikan gerakan tangan si pengasuh, menoleh serentak ke arah lantai kamar dimana satu perawakan pria Jeon berdiri tegak di sana. Ethan menelan ludah susah payan, menarik tangannya perlahan kemudian bersuara
"Papi.."
Mata sang elang terpasang, kilat tajamnya mengikis keberanian sang putra yang tiba tiba saja menciut dan menghilang begitu saja. Dagu yang semula terangkat itu kini menunduk, merendahkan jati dirinya pada seseorang yang begitu dihormatinya. Ethan melipat bibir ketakutan, menghindari tatapan mematikan yang diberikan oleh sang pemimpin
Pria Jeon melayangkan telunjuk ke arah dua pengasuh di depan, memberi gestur tangan pada pintu kamar Hans yang segera dimengerti oleh mereka dengan bungkukan tubuh sopan. Meninggalkan sang putra kedua yang masih bergeming di tempatnya berdiri, Jaehyun setia menemani dengan berada tepat di belakang tubuh Ethan
"Kembali ke kamarmu."
"Baik papi.."
Dengan itu Jeongguk pergi— masuk ke dalam kamar salah satu saudaranya yang Ethan yakini jika kamar itu adalah milik kakaknya. Dua pekerja bahkan hadir di depan sana, menambah rasa keingintahuan Ethan semakin membesar sesaat tak terdengar bunyi apapun selain suara sensor otomatis yang mengunci kamar tersebut rapat rapat
—
"This isn't a slap, it's more like a baby rub" dia berdecih
Tangan besar pria Jeon menangkup wajah putra—nya, mengamati luka kecil yang didapatkan Zack dari tamparan pria berdasi yang tadi sempat melerai pertikaian keduanya. Tatapan sang ayah menggelap sesaat bayangan tangan itu melayang di pipi sebelah kiri putra—nya. Jeongguk membuat kepala Zack mendongak, lalu membalurkan salep pada luka si kecil yang membiru
KAMU SEDANG MEMBACA
J E O N ' S || KV 3
RomanceKisah mereka belum sampai di penghujung cerita, ada sebuah janji yang telah terikrar untuk dipertanggung jawabkan di hadapan tuhan atas nyawa seseorang sebagai jaminan Pernikahan tulus menghadirkan beberapa nyawa sebagai pelengkap hubungan, bukan ha...