"Bagaimana? apa itu buruk?"
Maid tertua menggeleng "Kondisinya tidak bisa dikatakan baik, tetapi rasa sakit di kepalanya mereda setelah diberikan obat. Suhu tubuhnya telah kembali normal, sama seperti kemarin tuan kecil berangsur membaik seiring berjalannya waktu"
Para pekerja serentak membuang napas lega, memegangi dada saat kabar baik mereka cerna dengan tiba tiba. Setelah hampir tengah hari kamar masih belum dibiarkan terbuka, seluruh penghuni rumah terus berharap cemas pada orang orang di dalamnya
"Dokter mengatakan sesuatu?"
"Demam, hanya itu. Efek sakit pada kepalanya disebabkan oleh demam"
"Tidak mungkin"
Satu pengasuh dengan nampan pada tangannya berbicara "Itu tidak mungkin disebabkan oleh demam biasa, tuan kecil Zack memiliki tingkat toleransi sakit yang tinggi. Bahkan saat terakhir engsel kakinya cidera dia masih bisa berjalan besoknya, jika ini hanya sakit biasa apakah tangisan itu benar benar nyata?"
Lalu mereka terdiam, seluruhnya hanya mampu menunduk dengan harapan maid tertua dapat menyanggah ucapan yang akan mendatangkan mereka mimpi buruk. Dia benar, rasanya pasti sangat sakit. Zack seperti sedang disiksa, namun pada sadarnya dia terlihat biasa saja. Mungkin semua ini sebab faktor internal yang dialami tubuhnya, mereka masih belum bisa mengerti— sebab tak ada bocoran mengenai penyebab sakitnya selain demam yang tinggi
"Bukankah seharusnya ini memang normal terjadi pada anak seusia tuan kecil? maksudku, pemicunya bisa datang darimana saja. Ntah kelelahan, atau mungkin sesuatu yang komplikasi di dalam tubuhnya. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan tuan kecil akan baik baik saja"
"Aku setuju, hal buruk hanya mengundang sugesti yang buruk pula. Aku tidak ingin menduga duga, aku hanya dapat berdoa tentang kesehatan tuan kecil Zack sampai dia bisa jadi dewasa"
Mereka saling menguatkan, memberikan argumen serta pikiran positif agar suasana tak menjadi pahit. Meski, rumah ini terasa hampanya kini, mengingat jika suami dari majikan mereka masih belum muncul untuk memberikan kabar yang pasti. Ini sedikit mencurigakan, terlebih ketika Jaehyun masih saja berkutat di ruang basement dan dia belum juga kembali. Semuanya menggenggam tangan masing masing
Maid tertua tetap pada posisinya, memijat kening setelah dirasa pening menguar di kepala. Melihat bagaimana kesakitannya Zack tadi, seolah dapat dia rasakan hingga rongga dadanya tergores perih. Sakit itu tersalurkan padanya, anak itu sampai menangis.
Pengasuh benar, jika anak seusianya normal untuk jatuh sakit. Membaik saat diberikan obat lalu kembali kambuh ketika menjelang malam tiba. Namun jika dia adalah Zack? putra dari seseorang yang jelas mereka ketahui latar belakangnya seperti apa. Meraung kesakitan dengan keluhan mendominasi di kepala? bukankah itu membahayakan?
Maid tertua hanya khawatir, jika penyakit yang diderita Zack bisa mengacu pada keturunan yang dimiliki oleh pria Jeon. Tetapi, saat dia pergi untuk melihatnya, gejala itu tak ada. Zack tidak menunjukkan tanda tanda dirinya saat seperti ayahnya pada awal mendapatkan penyakit ini
"Ahjumma.." salah satu pekerja dapur mendekat, tersisa dirinya dengan sang wanita paruh baya di sana
"Apa ada yang salah?" dia bertanya, menatap bagaimana raut wajah maid tertua yang terlihat tidak meyakinkan
"Apa bagimu itu normal? bukankah seharusnya tuan kecil Zack membaik? namun mengapa saat malam dia kembali sakit? aku sendiri yakin, kita harus melihat anak itu seperti halnya anak anak pada usianya. Tetapi, sakitnya kini berbeda.. itu hampir mirip dengan saat dia—"
—
Nightmare
Taehyung menatap wajah terlelap putra—nya, rasanya begitu menyakitkan ketika senyum yang biasa terpajang di wajahnya kini terganti oleh kerutan samar di dahi. Zack dapat ditenangkan saat sakit di kepalanya hilang, diikuti suhu tubuhnya yang kembali normal— dokter mengatakan jika si putra sulung akan baik baik saja

KAMU SEDANG MEMBACA
J E O N ' S || KV 3
RomanceKisah mereka belum sampai di penghujung cerita, ada sebuah janji yang telah terikrar untuk dipertanggung jawabkan di hadapan tuhan atas nyawa seseorang sebagai jaminan Pernikahan tulus menghadirkan beberapa nyawa sebagai pelengkap hubungan, bukan ha...