"Tuanku memukulnya?"
Denting jarum jam berbunyi mengisi kekosongan ruang hangat di sekitar, suara gerimis bahkan berpadu menjadi melodi merdu dari kecanggungan yang tercipta diantara kedua insan. Taehyung dengan pijatan lembut dia berikan pada pundak sang tuan, sementara pemiliknya sibuk bersandar dengan satu tangan melingkar apik pada pinggang kekasihnya.
Jeongguk meletakkan gelas pada meja, menelan cairan hitam tanpa sisa sebelum menolehkan kepala untuk bersitatap dengan manik kucing Taehyung yang terkejut membola. Terkesiap hingga gerak tangannya spontan berhenti, laki laki manis itu terlalu gugup ketika berhadapan langsung dengan pemimpinnya.
"Kenapa? apa kau membenciku Jeon Taehyung?" tegas Jeongguk bertanya, mengeratkan pegangan pada pinggang si submisif lalu menariknya mendekat.
Mendengar itu Taehyung mencoba bersikap biasa, wajah yang semula memancarkan rasa gelisah kini mencair dengan senyum manis terpantri. Diusapnya kulit dada suaminya yang terbuka, dia sandarkan kepala di sana hingga bibir sang tuan bersentuhan dengan keningnya begitu mesra.
Sejenak Jeongguk kembali jatuhkan punggungnya ke belakang, mengusak surai Taehyung lembut kemudian mencium keningnya lama merasa nyaman.
"Saya tidak pernah memukul mereka tanpa alasan." Jeongguk bersuara pelan, selagi jemarinya tak henti memainkan anak rambut milik Taehyung
Mengundang sudut bibir kekasihnya tersenyum hangat, Taehyung dalam dekapan mengangguk. Menarik diri— kemudian menjalin kontak mata dengan sang dominan saat dirasa suasana kini telah diperuntukkan bagi keduanya dapat berbagi kehangatan.
Jeongguk menatapnya teduh, sulit untuk dibicarakan jika semua telah menyangkut tentang kasih sayang. Tatapan penuh cinta yang Taehyung berikan jelas mengutuk perasaan hatinya kelewat dalam, ntah itu karma atau sebuah penyesalan— namun dia percaya, jika ketika senyuman diberikan, Jeongguk tak bisa berkata selain kecupnya pada ranum milik Taehyung sebagai balasan.
"Saya mencintaimu, so much love..." ujar Jeongguk lembut
"Aku lebih mencintaimu suamiku.." Taehyung mencium keningnya ".. sangat sangat mencintaimu"
"Dan aku percaya padamu sebagai suamiku beserta ayah dari putraku.. aku di sini akan selalu mendukung mu tuanku"
Ibarat sebuah mantra, Jeongguk terpana oleh rangkaian kata yang sederhana. Perkataan Taehyung seolah sampai pada pintu hatinya, menembus dasarnya yang paling dalam dan memberikan sedikit cahaya terang pada kegelapan.
Perasaan ini berbeda dari sebelumnya
"Aku percaya jika perlakuan mu semata mata untuk mendidik, memberikan yang terbaik untuk mereka. Karena sesungguhnya tuanku adalah tempat teguran datang ketika mereka salah, penguat di saat mereka lemah. Sekeras apapun perlakuan mu, aku selalu yakin akan ada makna baik di balik semua itu"
Taehyung tersenyum, mencium telapak suaminya seraya ucapan keluar dari mulutnya. Dada yang lapang kini telah benar benar dia pasang dan tidak menjadikan penghalang, penghalang dari rasa cinta yang dulu sempat dia ragukan. Kini, Taehyung hanya perlu memberikan kepercayaan — pada suaminya yang jelas tak akan pernah memberikan kekecewaan.
Lama Jeongguk tenggelam dalam samudera indah milik sang pujaan, hatinya berdesir hangat dengan perasaan membuncah dipenuhi oleh taman bunga yang bermekaran. Perlahan, netra gelap sang elang kian redup tergantikan sorot mata kelembutan. Dibelainya pipi berisi Taehyung halus, Jeongguk menaikkan dagu membuat kekasihnya mendongak menghadap padanya.
Tenang Jeongguk bersuara "Kau tidak bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya, seberapa besar kebencian saya pada mereka, sebaiknya kau berhati hati dengan keputusan mu dalam memihak."
KAMU SEDANG MEMBACA
J E O N ' S || KV 3
RomanceKisah mereka belum sampai di penghujung cerita, ada sebuah janji yang telah terikrar untuk dipertanggung jawabkan di hadapan tuhan atas nyawa seseorang sebagai jaminan Pernikahan tulus menghadirkan beberapa nyawa sebagai pelengkap hubungan, bukan ha...