"Baby come on wake— where is baby?"
Zack sudah siap dengan pacifier di tangan, memasuki kamar adik kecil yang dalam rencananya dia akan membawa anak itu pergi. Namun sangat disayangkan kehendaknya tidak terlaksana, kala atensi tak menemukan keberadaan benda bulat berbulu tersebut di atas ranjang— si putra sulung mencarinya ke setiap sudut kamar
"Kemana anak itu pergi? dia tidak punah kan?"
Lama menunggu dengan penantian yang tidak membuahkan hasil, anak laki laki tersebut memutuskan keluar dan berbelok untuknya kini singgah pada kamar sang putra kedua. Dia menarik napas panjang terlebih dahulu— egonya tiba tiba naik sebab kejadian kemarin membuatnya sedikit merasa kesal
"Aku tidak akan meminta bantuannya, dia sudah menghabiskan waktu dengan papa bukan?"
Tetapi hatinya tetap saja bimbang, menolak namun kakinya tetap bergerak masuk melangkah ke dalam. Wajah menekuk itu hendak berbicara memanggil Ethan namun baru saja dia masuk, yang disuguhkan hanyalah keadaan ranjang sepi tanpa penghuni
"Alright those baby dinosaurs are really dumb, mereka punah tentu saja. Tolonglah waktu jangan kembali pada jaman purba agar mereka tetap menghilang sampai nanti" Zack melempar pacifier yang sedaritadi dia bawa, dia berdecak kesal "Aku sangat muak" kemudian pergi meninggalkan ruangan itu di sana
Tiba kini dirinya berdiri di hadapan pintu kamar sang ayah, anak itu tampak menelan ludah. Ayo zack tinggi mu sudah sampai pada layar itu, kau hanya perlu menunjukkan kelima jarimu. Padahal pada rencana awal dia tidaklah senekat ini, tujuan mengajak kedua adik itu agar jika suatu saat sensor mereka terlacak, yang akan masuk data pada si pemimpin adalah milik kedua adiknya. Maka dia tidak akan dimarahi benar?
Bijak sekali tuan kecil satu ini
Namun sekarang si putra sulung tak memiliki pilihan, disaat jam belum menunjukkan waktu bangun semua orang— maka, yang dia harus lakukan adalah. Bergabung kedalam selimut milik orang tuanya
Anak itu melangkah masuk, jantungnya berpacu cepat sesaat hawa hangat kamar orang tuanya menyapu tubuhnya yang kini berkeringat dingin. Zack dengan keberanian sebesar biji jagung itu mengayun engsel pintu menuju kamar tidur ayahnya, memejamkan mata erat bersama bunyi decit pintu yang perlahan terdengar di telinga
"Aku harap papi tidak akan bangun" dia berbicara dalam hati, meramalkan doa berkali kali kemudian memberanikan diri membuka sebelah mata kiri lebih dulu "Oh!"
"He's gone"
—
"Tetap berada di belakangku, kita harus mencari kemana perginya dot mu"
Hans mengedipkan kedua mata bulatnya, mengangguk mengiyakan kemudian segera menempel di belakang tubuh Ethan dengan ibu jari sang kakak enggan dia lepaskan dari dalam mulutnya. Anak itu hampir saja membuat keributan saat di dalam tadi, ayahnya tengah tertidur di kursi beruntung Ethan lebih cepat menutup mulut adiknya dan segera membawa dia pergi dari sana
"Tunggu adik kecil — lepaskan dulu" Ethan menarik tangannya menjauh "Aku akan mencari zack di kamar mandi"
Hans diam, berdiri di dekat ranjang milik si putra sulung dan mencoba meraih kaos kaki bergambar kartun yang disimpan di tepi ranjang. Anak itu berjinjit, tangannya terulur— hendak mengambil benda tersebut sebelum "dia tidak ad— hans tidak !"
Ethan menariknya, mengambil benda yang berhasil digapai anak itu kemudian menaruhnya kembali ke tempat semula. Dia menaruh telunjuk di depan wajah sang adik "Tidak okay? atau zack akan mengamuk. Kau ingat terakhir kali saat barangnya kau ambil? dia akan membunuhmu— kemari pegang tanganku" Hans menurut, memainkan jemari kakaknya lalu kembali dia masukkan jempol Ethan untuk menjadi pengganti dot nya

KAMU SEDANG MEMBACA
J E O N ' S || KV 3
RomanceKisah mereka belum sampai di penghujung cerita, ada sebuah janji yang telah terikrar untuk dipertanggung jawabkan di hadapan tuhan atas nyawa seseorang sebagai jaminan Pernikahan tulus menghadirkan beberapa nyawa sebagai pelengkap hubungan, bukan ha...