Kisah mereka belum sampai di penghujung cerita, ada sebuah janji yang telah terikrar untuk dipertanggung jawabkan di hadapan tuhan atas nyawa seseorang sebagai jaminan
Pernikahan tulus menghadirkan beberapa nyawa sebagai pelengkap hubungan, bukan ha...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Siapkan rendaman air, lakukan pengobatan dengan cepat- efek bius akan berakhir dalam kurun waktu satu jam lagi. Kita harus segera menyelesaikan pengobatan lalu mengunci sir Jeon dalam satu ruangan"
Mereka serentak mengangguk, sekitar sepuluh pria kini menginjakkan kaki ke dalam bangunan milik sang majikan. Menggiring keluarga kecil yang masing masing dari mereka masih terdiam pada rungu nya. Empat pria tampak membopong tubuh pemimpinnya dan membawanya naik ke lantai atas dengan tergesa
"S-suamiku... kemana kalian akan membawanya?"
"Tuan muda tenang, tarik napas dalam dalam -" Jaehyun berbicara, menuntun suami dari majikannya untuk duduk dan mencoba mengatur napasnya yang masih berantakan "Tolong siapkan air hangat dan handuk untuk membersihkan tubuh tuan muda. Pastikan tuan muda mengganti pakaiannya"
Para pekerja mengangguk, lantas mengikuti jejak Jaehyun yang kini membawa tubuh lemas Taehyung menuju kamarnya. Seluruh orang ricuh berlarian kesana kemari, beberapa pria masuk dan keluar begitu silih berganti membawa setiap korban kejadian masuk kedalam. Beberapa di antaranya menggendong masing masing anak di pangkuan
"Beri jalan! suhu tubuh tuan kecil Zack sangat tinggi!" seseorang berteriak, membelah keramaian orang di lantai utama mengundang perhatian mereka yang tampak terkejut dan tak tenang pada kakinya. Zack masih tak kunjung sadar, suhu tubuhnya meninggi bersama deru napas memendek si putra sulung dibawa berlari menaiki tangga untuk segera membawanya masuk ke dalam kamar
Sementara itu, maid tertua menghitung setiap jumlah putra yang telah diamankan. Putra kedua Jeon tampak baru saja dibawa pergi dalam pelukan seseorang- anak itu menyembunyikan wajahnya pada bahu pria suruhan. Bahkan wanita tua tersebut belum sempat untuk mengecek kondisinya yang tampak memprihatinkan
Hingga kehilangan satu putra membuatnya kebingungan, dia mendekati pintu "Dimana tuan kecil Hans?"
-
"Apa yang terjadi?"
"Kami sudah berusaha membujuk tuan kecil agar keluar, tetapi tuan kecil tetap menolak. Dia enggan turun, menepis rangkulan siapapun dan tak ingin disentuh oleh kami. Tangisnya mengeras setiap kali kami mencoba mendekat, aku khawatir - tangannya penuh luka dia terus menyakiti dirinya sendiri"
Napas sang maid tercekat, spontan memegangi dada kala jeritan melengking anak itu terdengar menyakiti hatinya. Pintu mobil masih terbuka- namun belum ada tanda tanda jika anak itu bergerak mendekat untuk keluar. Hans di dalam sendirian, bermodal dirinya dan ketakutannya- anak itu membenturkan kepalanya pada badan mobil
Menggores tangan sendiri, hingga melukai permukaan kulitnya yang masih selembut bayi