"Stop it there!"
"pwapiii hik— pwapiii!"
"Putraku! berhenti!"
Mata Taehyung membola, dadanya bergemuruh hebat sesaat pintu terbuka yang dia temukan adalah keadaan keduanya tengah saling menindih satu sama lain. Zack berada di atasnya, mencekik leher sang adik dan membuat wajah tak berdaya Ethan memerah kehabisan napas. Menyisakan tangan yang bergetar dia bawa melayang untuk memukul telak wajah sang kakak, Zack spontan melepaskan cekalan
Meringis ngilu memegangi hidung, seluruhnya menjerit kala darah mengucur deras turun dari hidung si putra sulung. Ethan dengan lemas bangkit dari tidurnya, menyeret kakinya untuk duduk dengan napas pendek dia terengah menatap Zack yang kini menunduk di tempatnya berdiri
"Alright boys stop!"
Anak itu seharusnya sudah merasa cukup mendapat serangan yang sepadan, namun begitu wajahnya terangkat dengan cairan kental dibiarkan mengalir deras di hidungnya. Mengotori lantai kamar miliknya hingga mulutnya mengalir basah oleh darah segar berwarna merah menyala. Pada saat itulah Zack mengepalkan tangan, mengambil ancang ancang untuk memberi serangan balik sebelum seseorang lebih dulu memblokir jalannya dan membuatnya tersungkur jatuh
"Saya katakan itu cukup Zack."
Jeongguk bersiap pada bentengnya, berdiri menghalangi sang putra kedua yang kini terkapar lemas di lantai "Bawa semua orang pergi, saya akan menguncinya di dalam sini" Zack masih pada apinya, sementara Hans kini dibawa pada gendongan oleh satu pengasuh yang bergerak cepat melewati tubuh Ethan di sana
"Putraku kau baik baik saja?!" Taehyung bertanya panik, dan Ethan jelas menangkap rasa bersalah itu menguar hingga dadanya terasa sakit kala melihat air mata lolos di wajah orang kesayangannya. Sang putra kedua mengusap wajah Taehyung "Did i make you cry papa? Ethan is so sorry.."
"Don't you dare to touch him!" teriakan melengking terdengar dari belakang, Zack menunjuk ke arah dua orang di depan yang saling merangkul satu sama lain. Tak terima saat tangan musuhnya mendarat pada orang terkasihnya, anak itu memasang manik elangnya tajam hendak menyerang sebelum sang ayah lebih dulu mencegahnya dengan menutup wajah putra—nya
"Take him away !" Jeongguk meninggikan suara, lekas menahan tubuh si putra sulung yang masih mencoba memberontak dengan amukan yang semakin menjadi " Zack atur napasmu" dia bersuara, membawa kepala putranya pada pundak lalu memeluknya. Mengeratkan pegangan di sekujur tubuh Zack yang terus mengejang tak bisa diam, dia berbisik seraya mengusap punggungnya menenangkan "It's papi.. take a deep breath"
Bisikan serta detakan jantung sang ayah perlahan beradu dengan miliknya seirama. Mengalun perlahan diikuti napas putranya yang kini berangsung tenang. Zack menyadari kehadiran ayahnya maka saat itu juga tangis pecah di bahu Jeongguk "S—sakit.. papi sakit.." seolah seluruhnya telah kembali pada kesadarannya, segala rasa sakit diperolehnya hadir menyerang secara bertubi tubi
—
"Sayang.. di sini papa sayang.. Hans ingin apa?"
Tangis Hans masih belum kunjung usai, anak itu tetap tak mau diam bahkan setelah pelukan oleh papanya dia dapatkan. Ethan termenung di sofa, bersama beberapa pekerja yang tengah membalut lukanya. Salah satu pria menekan pergelangan kakinya kemudian meluruskan sendi sang anak yang hampir dibuat patah oleh kakaknya. Ethan meringis kecil, namun setelahnya kembali tak berkutik kala beberapa lilitan kain sudah melingkar apik di kakinya
"Kalau papa nya dipukul seperti itu sakit sayang.. Hans ingin apa?" Taehyung berucap lembut, berusaha menenangkan si kecil yang terus menangis kencang dalam gendongannya. Ntah apa yang membuat dia menjadi seperti ini, bahkan untuk yang pertama kali Hans melakukan sesuatu yang menyakitinya
KAMU SEDANG MEMBACA
J E O N ' S || KV 3
RomanceKisah mereka belum sampai di penghujung cerita, ada sebuah janji yang telah terikrar untuk dipertanggung jawabkan di hadapan tuhan atas nyawa seseorang sebagai jaminan Pernikahan tulus menghadirkan beberapa nyawa sebagai pelengkap hubungan, bukan ha...