Chapter 29

2.7K 299 72
                                    

Zack berjalan lebih dulu, menurunkan putra ketiga ketika anak itu berhasil dia bangunkan. Memimpin dua balita kecil di belakang, si putra sulung tampak berhati hati disaat mereka sudah sampai di depan kamar tidur orang tuanya

"Ssst.. jangan berisik, kau chick chick jaga dia dengan baik. Pastikan mulutnya tertutup selama kita masuk"

Ethan mengangguk, lantas menutup mulut Hans yang tersentak kala tangan besar kakaknya menempel pada mulutnya. Matanya membola lucu, sempat terkejut namun kecupan yang diberikan di kening membuatnya mengangguk

"No talks, no sound, no cry.. okay? we have to go in without making noise yea?" Ethan menasehati, yang dibalas anggukan kecil sang adik menurut

"Okay follow me"

Zack mengendap endap, berdiri di depan pintu bersama dua anak yang berada di belakangnya. Berpegangan. Perlahan tangannya terayun untuk membuka engsel pintu kamar tidur ayahnya. Menahan napas setelah benda itu berhasil dia gerakkan, si putra sulung tampak berkonsestrasi hingga pintu yang berada di depannya dapat dia buka

"We did it" Zack hampir memekik senang, menahan teriakannya dengan berbalik untuk melakukan tos bersama dua adik yang kini ikut tersenyum

"ccapt—"

"Sshh! baby do not speak okay? he might be can hear you" lagi, mata si kecil membola. Mengangguk mengerti yang selanjutnya dia memeluk belakang tubuh Ethan dan mengantri di barisan paling belakang

"Papa kami datang~" ucap Zack pelan sekali, membuka lebar pintu kemudian mulai melangkah masuk ke dalam kamar "Pap— WhOops!"

"Zack what happened capt?" Ethan mengerutkan kening sesaat dua tangan menutupi kedua matanya dari belakang. Zack melompat ke barisan paling akhir, lantas menghalangi pandangan sang adik dengan dada yang bergemuruh ketakutan "Papa tidak pakai baju, sebaiknya kau tutupi mata Hans cepat!"

Ethan tidak mengerti, namun dia menuruti perintah sang kakak dengan menutup mata Hans dan melepaskan penghalang dari mulutnya. Menjadikan anak itu berada di barisan paling depan, bersama dirinya yang berada di posisi tengah dan anak yang paling besar berada di barisan paling belakang "Hei lalu bagaimana denganmu?!" Ethan tak terima dan Zack memukul belakang kepalanya " Of course i close my eyes dumbass"

Mereka mulai berjalan masuk, perlahan lahan dengan langkah si kecil sebagai pemimpin barisan paling depan. Sesekali anak itu akan tersandung oleh kakinya namun pegangan Ethan jauh lebih sigap menahan tubuh sang adik yang hampir limbung

"Kita sudah sampai mana?" Ethan bersuara

"Mana aku tahu? mataku tertutup bodoh"

"Milikku juga!"

"hannie jjuga ccama nda bica melihat"

Mereka terus menggerakkan kakinya secara lamban, ntah apa yang mereka tuju hingga sudah lebih dari sepuluh langkah ketiga anak itu belum juga mencapai tempat akhir yang tadi mereka rencanakan. Ethan merasa jengkel sendiri, seharusnya mereka sudah sampai di depan ranjang ayahnya namun— "Eh!"

"Aw—!"

"Adoh!"

Ketiganya menabrak sesuatu, dengan masing masing wajah terpentuk pada kepala anak di depannya. Hans meringis kala sesuatu yang keras membentur kepalanya cukup kuat. Sama sama mengaduh kesakitan, pegangan di mata mereka perlahan terlepas. Menyisakan Ethan dan juga Hans membuka matanya untuk melihat apa yang baru saja ditabraknya

Namun baru saja kelopaknya mengerjap terbuka, kedua balita itu serentak melotot dan berlari ke belakang tubuh anak yang lebih tua "Hei! apa yang terjadi? ada apa?" Zack berteriak, masih dengan kedua matanya yang enggan dia buka anak itu menjadi tak tenang disaat dua benalu tersebut saling berpegangan pada tubuhnya di belakang

J E O N ' S || KV 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang