—Sir ada yang ingin saya sampaikan"
Jeongguk terduduk di meja kerjanya, matanya enggan dia alihkan dari layar laptop dengan tayangan cctv sebagai gambar. Dahi si pria Jeon tampak berkerut, menukik sesekali kala rekaman kamera pengawas menunjukkan kejanggalan yang dia temukan
"Ini sudah berulang kali terjadi, dan anehnya kami selalu terlambat dalam mencegah semua ini terjadi"
Pada jam yang sama dan waktu yang berbeda dua rekaman kamera ditayangkan secara bergantian. Jeongguk menyaksikan semuanya dengan seksama, mengamati bagaimana cara anak itu membawa putra ketiga keluar dari kamar di setiap malam nya. Ethan bahkan melakukannya dengan sebegitu rapi, tak ada tangisan, tak ada paksaan yang terlihat dari si kecil Hans di pangkuannya. Anak itu melakukannya semuanya sendirian
Seharusnya ini tidak menjadi aneh, hanya penayangan dua anak yang berlarian di lorong lantai bawah tanah sendirian. Namun kejanggalan itu pekerjanya temukan ketika Ethan menurunkan si kecil di setiap langkah mereka tiba di pintu lorong. Hans dibiarkan berdiri, di bawah gelapnya jalan menuju perpustakaan Ethan menatapnya lalu mulai berjalan mundur ke belakang
Tangan si putra kedua terulur, dia melambai ke arah Hans yang mulai ketakutan. Senyuman yang diberikan— mengingatkan pada Jaehyun akan kejadian lalu ketika mereka kedatangan tamu yang tak diundang
"Hentikan" Suara sang majikan menghancurkan lamunan, Jeongguk menunjuk layar laptop di depannya "Putar pada detik sebelumnya"
Kemudian Jaehyun menurut, lantas memindahkan waktu pada pertengahan menit pemutaran rekaman di depan. Mata elang sang pemimpin tampak menyipit, tangannya bergerak cepat menjeda detik kemudian memperbesar gambar seorang anak yang berdiri pada ujung lorong dengan senyum terpajang di wajahnya
Ethan
"Naikkan volumenya"
Lalu dilanjutkan dengan Hans yang mulai melangkah tertatih di jalannya, anak itu pada awalnya tampak ragu untuk melangkah. Kondisi rumah pada malam hari benar benar gelap— minim akan pencahayaan, Hans merupakan sosok putra yang paling penakut di antara saudaranya yang lain. Namun, ucapan Ethan seolah menjadi sumber cahayanya agar dapat terus menggerakkan kakinya di sana
— come on catch me if you can. You just need to walk, no cry, no sounds, it's just you and me. Focus Hans, aku tepat berada satu langkah di depanmu"
Kemudian anak itu bersenandung, suaranya mengalun memberikan petunjuk pada si kecil yang mulai percaya akan pijakannya untuk dia bawa terus berjalan. Hans yang semula takut perlahan mulai tertawa di kakinya, dia melangkah penuh semangat ketika sang kakak terus menghindari tangkapannya. Hingga mereka tiba di pintu perpustakaan, pada saat itulah Hans dapat melihat sosok anak laki laki yang menunggunya di ujung lorong dengan satu cahaya lampu sebagai penerangan
"You did it, im so proud of you" kalimat itulah yang terdengar sebelum pada akhirnya pintu terbuka kala sensor anak tersebut dikenali. Keduanya mulai masuk ke dalam dengan Ethan yang memiliki segala cara menakjubkan agar balita kecil tersebut dapat tetap merasa nyaman dan menyimpan tangis itu tanpa dia keluarkan
KAMU SEDANG MEMBACA
J E O N ' S || KV 3
RomansKisah mereka belum sampai di penghujung cerita, ada sebuah janji yang telah terikrar untuk dipertanggung jawabkan di hadapan tuhan atas nyawa seseorang sebagai jaminan Pernikahan tulus menghadirkan beberapa nyawa sebagai pelengkap hubungan, bukan ha...