Chapter 24

2.8K 296 65
                                    

"Tuan?!"

"S-sekumpulan orang bersenjata merampas mobil ku! Aku tidak tau kemana harus pergi.. kumohon biarkan aku masuk! hanya bangunan ini yang aku temui dari jalan! Aku mohon, aku sungguh ketakutan sekarang, aku hampir mati!"

Jaehyun dari seberang menatap pria dengan kondisi basah kuyup di depannya, memohon sambil menangis dengan derai air mata bercampur air hujan yang terus menerus mengguyur tubuhnya "Tuan Kim maaf-"

"Jaehyun! aku teman Jeon Jeongguk majikan mu! aku di ambang kematian sekarang, aku hanya ingin bersembunyi. Aku mohon biarkan aku masuk!" teriaknya memukul tataan besi tersebut tak beraturan. Matanya memerah, dia benar benar ketakutan dengan luka dan penampilan sangatlah jauh dari kata baik baik saja "Aku mohon.. mereka sedang mencariku sekarang... aku mohon takut sekali, benar benar takut.."

-

"Pukul berapa sekarang? sshh.. dadaku sakit sekali"

Taehyung terbangun dari tidurnya, meringis pelan kala merasakan nyeri menyerang bagian dadanya. Suaminya sudah pasti mengulumnya terlalu lama di dalam mulut, dadanya sangat kotor sekarang. Ada banyak bekas keunguan yang tertinggal "Suamiku... kemana dia pergi?" Taehyung memanggil, mencari ke setiap sudut kamar untuk menemukan pria yang sempat menggelungnya sebelum berakhir terlelap bersama

Tidak menemukan keberadaan suaminya dimana, Taehyung memutuskan untuk bangun dari tidurnya. Kepalanya tiba tiba sakit sekali, rasanya seperti sedang menaiki bianglala dengan kecepatan penuh. Membuatnya pusing dan ingin muntah, perutnya melilit sakit. dia membutuhkan suaminya

"Aku tidak sanggup berjalan.." Taehyung bersandar pada dinding, mencoba mengumpulkan kekuatan dengan tangan tak henti meremat perutnya sekuat yang dia bisa. Dia sudah berusaha memanggil para pekerja, namun sepertinya alarm itu tak dapat mereka dengar sebab bunyi hujan di luar sangatlah deras atau mungkin semua pekerja sedang beristirahat? Taehyung pikir begitu, ini pukul dua belas malam tentunya mereka sudah kembali ke kamarnya masing masing

"Dimana suamiku?" kakinya melangkah dengan perlahan, melupakan alas kaki hingga dingin telah menyelimuti tubuhnya yang hanya memakai handuk bathrobe. Ada banyak anak tangga yang harus dia lalui sekarang, dan penglihatannya terasa sedikit berbeda. Cahaya tampak redup sesekali, diikuti bunyi petir dari luar, rumah ini sepertinya akan menjadi gelap sebentar lagi

"Suamik- AAAAAAA!"

Ledakan terdengar kencang dari atas rumah, diikuti bunyi keamanan yang menyala- Taehyung menutup telinganya sekuat tenaga. Memejamkan mata merasakam gemetar seluruh badan, dia dengan napas pendek -memberanikan diri untuk membuka mata. Melihat sekeliling yang dihiasi warna hitam pekat, dugaannya benar jika listrik mati sebab curah hujan yang sangat tinggi

Apa yang harus dia lakukan sekarang?

Kedua putra nya

Taehyung berpegangan pada sisi tangga, hanya beberapa langkah lagi dia dapat menggapai pintu utama. Namun dia sendiri tidak yakin, kemana perginya pria Jeon beserta pekerja lain? Dia ditinggalkan seorang diri, di rumah sebesar ini dengan cahaya yang tak lagi menerangi. Perutnya semakin sakit, dia tak sanggup berjalan terlalu jauh sekarang

"Suamiku?" kepalanya menoleh, mendengar langkah kaki samar samar dapat dia dengar. Taehyung mengerutkan kening, merasa yakin jika ada seseorang yang berada bersamanya di lantai utama. Mungkin para pekerja yang keluar dari kamar mereka- mengingat jika listrik padam mereka harus segera memasang pencahayaan di sekitar rumah

Taehyung membawa kakinya berjalan mendekat, dia ingin meminta bantuan. Setidaknya mereka bisa menghangatkan tubuhnya sementara "Ahjumma? Jae? kalian mendengarku?" mustahil, suaranya sangatlah kecil jika dibandingkan suara hujan di luar. Namun dirinya sudah tak sanggup lagi sekarang, ini menyakitkan dan yang dia butuhkan hanyalah keberadaan suaminya

J E O N ' S || KV 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang