Chapter 73

2.2K 294 139
                                    

Jerit histeris menggema serentak bunyi kegaduhan terdengar, malam yang semula sunyi seketika kandas oleh suara ledakan senjata api diluncurkan. Seseorang datang mendobrak masuk kediaman sebuah keluarga tanpa sopan santun, melupakan apa itu tata krama— dia datang dengan ambisi penuh  merusak kedamaian yang ada di dalamnya.

" I.. will kill you. "

"Uhukle.. paskanhh"

"TIDAK! LEPASKAN KAU AKAN MEMBUNUHNYA! SAYA MOHON LEPASKAN.."

Gemeter seluruh badan, seorang wanita nekat merangkak mendekati kaki sang pria, menangis tersedu dengan segala permohonan agar menghentikan tindakan keji yang sedang dilakukan "Saya mohon.. tuan Jeon.. lepaskan suami saya... kami hanya bergantung padanya.. putraku masih sangat kecil.. tolong lepaskan.. jangan seperti ini.."

Mulutnya terus tak berhenti berbicara, memohon ampun pada pria satu satunya yang bertindak diantara banyaknya pria yang diam tak bersuara. Dia sudah tak terhitung menjerit, setiap kali tubuh suaminya terlempar tak berdaya— pria bermata elang tak kunjung melepaskan cengkraman.

Seolah telah hilang rasa kemanusiaan, sedetik pun dia tak pernah meloloskan kesempatan bagi korbannya untuk melarikan diri. Onyx hitam sang pemimpin telah diliputi oleh amarah terpendam, dendam menyulut emosinya yang kini naik ke permukaan. Pada saat ini, tak ada seorangpun yang bisa menghentikan, meski air mata sudah berganti dengan tangisan darah— sekalipun dia bersujud meminta ampun padanya, semua akan sia sia.

Jaehyun berada di antara barisan pria, perhatiannya tak lepas dari setiap gerak gerik orang yang berkumpul di lantai utama saling berpelukan. Mereka tampak enggan menyaksikan, bahkan untuk sekedar mendengar— mereka tutup telinga seolah semua itu adalah mimpi buruk yang akan menghantuinya setiap malam.

"Tuan besar!"

Gerak langkah cepat menarik perhatian sekitar, dari arah pintu orang itu tergesa berlari memasuki rumah tanpa tau keadaan. Dibawanya sebuah senapan dalam genggaman, hingga ketika dia hendak melangkah mendekati pelaku kejahatan— gerak seluruh pria lebih cepat menghadang jalan dan melindungi apa yang ada di dalam.

Bunyi senjata serentak dinaikkan, barisan pria bertubuh besar memblokir akses baginya bisa mendekat ke arah sang majikan. Sontak kaki yang semula berlari kini berhenti melangkah mundur— seolah tidak merasa takut dia turut menodongkan senapan ke hadapan wajah mereka.

"Menyingkir atau aku akan melenyapkan kalian semua!"

Gertakan yang dia buat, mengancam salah satu dari mereka menyiapkan ancang ancang untuk menarik pelatuknya. Jaehyun dari depan segera menghentikan, memberi gelengan kecil— dia melirik ke arah dimana Jeongguk masih belum tuntas dengan urusannya. Tujuan mereka hanya satu, melindungi dan menjaga kestabilan amukan majikannya sendiri.

"Mundur" Jaehyun membuka suara "Sir Jeon tidak suka ada seseorang ikut campur ke dalam urusannya."

Pria dengan pakaian penjaga mengeratkan pegangan di tangannya, dia bergetar seolah ketakutan— namun tetap memaksa melangkah dengan raut wajah diisi oleh kepanikan. Melihat itu, Jaehyun mengeluarkan senjata miliknya, menodongkan ke arah si penjaga, tenang dia kembali berbicara "Kami mencoba ramah pada kalian, jangan membuat kami harus mengambil keputusan." Jaehyun menarik pelatuknya, menembaknya ke sembarang arah "Now stand down!"

Jerit anggota keluarga kembali berdatangan serentak, masing masing dari mereka mencoba melindungi diri dengan langkah mundur guna menjaga jarak dari komplotan pria pembuat keributan. Tatapan mereka tidak main main, si penjaga yang sebelumnya dipenuhi oleh keyakinan untuk menyerang bahkan gugur sebelum melawan.

Seluruhnya menutup mulut saat tak ada cara yang bisa dilakukan selain diam.

"T— tuan kita b—bisa bicaraan ini baik uhuk b...baikhh"

J E O N ' S || KV 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang