Chapter 22

3.1K 308 77
                                    

Laki laki dengan paras tampan pada akhirnya keluar dari kamar, setelah hampir menghabiskan waktu paginya hanya untuk tidur— bermalas malasan seolah lupa jika dirinya kini telah menjadi orang tua dengan dua anak yang masih balita. Taehyung memutuskan turun setelah suara gemuruh langit membawanya bangun untuk  kembali pada alam sadarnya

Hari ini begitu dingin, mata sang kucing mengedar kala langkahnya tiba pada susunan anak tangga. Jendela tampak setia tertutup, kenapa semua begitu rapat hari ini? Taehyung memeluk dirinya sendiri, bergidik dingin kala angin dari pintu utama berlarian menyelimuti tubuhnya

"Tuan muda.."

Taehyung melempar senyuman, melihat bagaimana para pekerja segera berlari dan kembali dengan membawa mantel beserta alas kaki "Tuan muda, di luar hujan deras. Kami menutup ventilasi udara agar rumah tetap hangat" salah satunya menjelaskan, menuntun majikan mereka agar duduk pada sofa panjang yang telah disediakan

Taehyung melirik ke arah pintu, merasa aneh sebab terus dibiarkan terbuka. Sementara udara cukup dingin di sini, bukankah sebaiknya pintu ditutup? apa yang sedang orang orang lakukan di luar sana?

Taehyung menoleh— membiarkan mereka membalut tubuhnya dengan selimut dan memberikan segelas coklat hangat untuk dia genggam

"Terima kasih"

"Mohon maaf tuan, udara cukup dingin di bawah sebab sir Jeon berada di luar. Kami akan menutupnya setelah sir Jeon selesai dengan urusannya, sebaiknya tuan muda beristirahat di atas"

Rupanya suaminya berada di luar "Kenapa terdengar sangat ramai di luar sana? lalu dimana putraku—"

—Fuck! bedebah apa yang kalian lakukan?!"

"Dimana Jaehyun?"

"Hujan cukup deras, para pekerja sedang mencuci kendaraan sir"

Jeongguk mengangguk, berjalan melewati mereka yang menunduk dari samping tangga. Diikuti dua buntalan kecil yang mengekori pemimpinnya — Ethan beserta Zack tampak segar dengan pakaian tidur yang sudah diganti. Mereka berpikiran jika mungkin saja tuan muda memandikan kedua putra Jeon di kamarnya, sebab ketika alarm pagi menyala para pengasuh tidak menemukan keberadaan anak itu di kamar mereka

"Selamat pagi tuan kecil"

"Pagi" jawab zack singkat

"mowningg~ iyyat tan tan ccudah mandii ppakai palfum pwapii wangi nda?— eh!" baru saja dia berhenti di depan para pengasuh, menyombongkan diri sebab dirinya telah mandi sangat pagi hari ini. Namun belum sempat mereka bersuara, tarikan di kerah bajunya lebih dulu membawa tubuh mungil itu menjauh "Berhenti membuang waktu! kita harus bersikap seperti papi, tenang, keren, kita harus mengikuti papi! lihat papi pergi keluar ayo cepat!"

Zack memegangi tangan adiknya, tak ingin melepaskan sebab balita mungil itu mudah sekali menghilang dari pengawasan. Berjalan keluar dari rumah, zack tampak berlari semangat ketika perawakan ayahnya terdiam di dekat kumpulan para pekerja yang sedang membersihkan mobil

Ada banyak gelembung di sana, dan mata sang putra Jeon jelas berbinar kala cairan sabun memenuhi halaman rumah. Menarik sang adik berjalan menuruni teras, anak itu melupakan tujuan pertamanya untuk menjadi pria yang penuh oleh wibawa seperti sang ayah

"—curah hujan tinggi, mungkin waktunya akan panjang hingga sore hari sir. Kami tidak membuka gerbang selama hujan masih melanda, sementara patroli kami tunda sampai hujan sedikit mereda"

Jeongguk mengangguk, menghampiri sang pekerja hanya untuk memastikan jika keamanan rumah telah terjaga. Tenggelam dalam perbincangan yang panjang, pria Jeon melupakan dua benalu yang sedaritadi sudah menjadi ekornya sebelum dia turun. Sampai dimana kepala itu bergerak melihat keadaan mobil yang sudah dibersihkan, pada saat itulah matanya membola "No no hey— " langkahnya dengan cepat turun, berupaya menghentikan dua anak yang kini berlari memainkan selang air "Zack, Ethan saya katakan tidak— berhenti!"

J E O N ' S || KV 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang