Chapter 87

1.7K 259 110
                                    

Senin pagi di cuaca dingin kerap menjadi alasan bagi setiap orang bergelut di selimut tebal, menikmati hangatnya pelukan diiringi kecupan sayang yang diberikan. Begitulah harapan Jeongguk ketika dia dibangunkan dari tidur, angin di luar cukup kencang, menambah kesan tak nyaman kala mata terbuka dan yang dia temukan hanyalah kekosongan.

Baiklah dimana kekasihnya itu sekarang?

Melirik ke arah nakas, dia tak menemukan adanya sarapan yang disiapkan. Mungkin Taehyung sedang membuatnya pagi ini, membiarkan suaminya bangun tanpa disambut oleh ciuman adalah kesalahan besar.

Pria Jeon jelas membencinya.

Raut wajahnya seketika kusut, berdecak lidah kemudian memutuskan bangun dan meraih handuk.

Lain dengan kondisi rumah yang mulai ramai terisi oleh banyak pekerja, ketika semua orang sibuk melakukan aktivitas pagi— Taehyung pagi ini disibukkan oleh si putra bungsu yang sulit dibangunkan untuk pergi sekolah. Hans memiliki kebiasaan baru seiring berjalannya waktu, anak itu menjadi lebih sulit untuk diatur, Hans menjadi sering merepotkan sang papa hanya untuk membujuknya agar bangun.

"— tidak, aku tidak akan memaksanya. Papinya mungkin akan sangat marah jika mengetahui dia seperti ini sekarang."

Jaehyun melihat langit langit kamar "Sepertinya sir Jeon saat ini sudah bangun, tuan."

Taehyung yang masih mengusap punggung Hans hanya mampu menghela napas "Tapi aku tidak bisa meninggalkan Hans dalam kondisi sekarang."

"I don't want go to school papa~ hiks"

"Ssshh.. iya tidak perlu sekolah sayang, Hans sedang sakit sekarang." Taehyung mencium keningnya menenangkan, Hans masih terus menangis di pelukannya. Dia sangat yakin suhu badan Hans yang tinggi membuat tubuhnya menjadi tidak nyaman.

"Pagi, apa dia menyusahkan papa lagi pagi ini?"

"Ethan."

Si putra kedua masuk sesaat memberikan sapaan selamat pagi, mendekat guna mencium pipi kanan Taehyung — Ethan tampak sudah bersiap dengan pakaian seragam sekolahnya. Dia mengerutkan kening, melihat sang adik berada di gendongan ayahnya seperti anak kecil.

"Hey turun, kau sudah bukan anak kecil lagi. Jangan selalu menyusahkan papa"

"Sst tidak sayang.. adikmu sedang sakit, tubuhnya sangat panas."

Ethan mengamati wajah sembab Hans dalam pelukan Taehyung, anak itu tak berhenti menangis, menjadi sangat rewel bahkan ketika sang papa sudah berkali kali memberikan kecupan. Seharusnya itu sudah cukup, dia dengan kakaknya tidak pernah melakukan kontak fisik lebih dari itu.

"Sayang.. pergilah sarapan, papa sudah menyiapkan makanan, ajak papimu sekalian papa akan menyusul dengan adikmu nanti."

Masih dengan mata yang tak kunjung bergulir dari si kecil, Taehyung tampaknya benar benar sibuk hingga tak melirik Ethan di sampingnya barang sebentar. Si putra kedua menghela napas kasar, mengangguk selagi berbalik— "Katakan padaku jika dia menyakitimu papa, biar aku yang memukulnya."

Dengan itu dia pergi, Jaehyun turut keluar meninggalkan kamar untuk memberi tahukan situasi ini pada si pemimpin rumah. Awalnya mereka tak mengira jika kondisi Hans sekarang ini sedang tidak sehat, para pengasuh tak berasumsi apa apa selain sulitnya si kecil ketika hendak dibangunkan. Namun setelah memeriksa suhu tubuhnya yang di atas batas normal barulah mereka memanggil Taehyung yang pada saat itu tengah sibuk menyiapkan sarapan.

"Tunggu sebentar sayang— "

"No! I don't want to!" Hans menolak turun, semakin mengeratkan pegangan di bahu ayahnya "Tidak mau turun! tidak mau!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

J E O N ' S || KV 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang