"Jeon.."
"Lama tidak bertemu"
"Choi San"
Pria dengan marga Choi mengulurkan tangan, memasang senyum tampan ke arah pria Jeon yang kini bangkit dari duduk lalu berjabat tangan dengan si tamu "Duduklah"
"Terima kasih"
Jeongguk memberi gestur agar kedua pria yang mengawal segera pergi. Meninggalkan keduanya di dalam ruang kerja miliknya hanya berdua. Di sana, Choi San tampak mengambil posisi duduk di depan— bersebrangan dengan si pemilik perusahaan yang kini didatanginya
"Bagaimana kabarmu?" dia memulai obrolan, menyandarkan punggung ke belakang untuk sekedar membuat posisi berbincangnya sedikit santai
"Bagus, dan aku harap kau juga" singkat Jeongguk menyingkirkan lembar kertas di mejanya
Choi San mengangguk anggukan kepala, memperhatikan wajah serius sang teman yang tampak tak memiliki banyak perbedaan. Dia masih pria yang kaku, dingin dan juga sedikit sombong akan semua yang menyangkut tentang dirinya. Namun tetap, Jeon Jeongguk merupakan perwujudan pria sejati yang sesungguhnya
Kabar menyeruak kala mendengar putranya lahir untuk yang ketiga. Generasi penerus Jeon terlalu mengguncangkan banyak media masa, tak terkecuali dirinya yang rela menempuh jarak puluhan kilometer hanya untuk singgah sebentar pada gedung perusahaan milik temannya
"Kau tampak sibuk, kapan aku bisa mulai berbicara?"
Masih dengan mata tak teralihkan dari benda segiempat di sampingnya, Jeongguk bersuara "Sampai aku mengijinkan mu untuk berbicara" dia menekan alat komunikasi di telinga, keningnya mengkerut. Ntah apa yang dilakukan oleh pria itu yang jelas Choi San tak ingin mendesak dirinya untuk sementara waktu
Dia mengenal dengan baik bagaimana watak pria matang di hadapannya, keduanya melewati masa pelatihan bersama. Jeon Jeongguk tak pernah terlepas dari pasang mata mereka yang dulu menjadi teman berkelahinya. Berita datang saling bergilir, ntah itu tentang keluarganya maupun tentang berita lahirnya anak pria Jeon yang kini berjumlah tiga
Patut Choi San akui, ini di luar batas dugaannya
Jeongguk fokus pada layar ipad di depannya, sekalipun tak melewatkan rekaman kamera pengawas yang menunjukkan suaminya kini berbaring bersama satu balita pada pangkuannya. Anak itu baru saja selesai disusui dan kini mereka saling merangkul satu sama lain dengan mata tertuju pada tayangan film di sana
KAMU SEDANG MEMBACA
J E O N ' S || KV 3
RomanceKisah mereka belum sampai di penghujung cerita, ada sebuah janji yang telah terikrar untuk dipertanggung jawabkan di hadapan tuhan atas nyawa seseorang sebagai jaminan Pernikahan tulus menghadirkan beberapa nyawa sebagai pelengkap hubungan, bukan ha...