Chapter 65

2.2K 282 92
                                    

"—berhenti mendekat dan jangan mencoba menyentuh itu! sir seorang anak kecil laki laki keluar dari mobil, dia tidak mendengarkan perintah. Tegangan listrik pada pagar sangat tinggi sebab hujan yang terus berkepanjangan."

Bunyi pada alat komunikasi radio bergetar, diikuti laporan Jaehyun dari seberang— para pekerja tampak berusaha mencerna dengan baik ucapan yang disampaikan oleh sang pekerja di bawah derasnya gemericik air hujan.

"Sambungkan panggilan saya pada pengeras suara."

Pria Jeon memberi perintah, memasang alat komunikasi di telinga diikuti gerak seluruh pekerja saling berkumpul untuk sama sama menyaksikan tayangan kamera pengawas yang menunjukkan keadaan rumah dari luar gerbang.

Hujan terus menerus turun begitu lebat, hal itu menyulitkan mereka untuk dapat bergabung pada sekumpulan orang yang kini tampak melakukan pengecekan di depan pintu gerbang utama. Jeongguk memimpin di barisan para pria beserta maid yang turut melingkar dengan Taehyung di sisinya, percikan air bahkan tak sekali mengenai wajah tampan sang tuan yang kini tengah dililitkan mantel tebal oleh kekasihnya.

"Tuanku akan kedinginan.." Taehyung berucap, mengusap bahu suaminya lantas melirik ke arah dimana rekaman kamera pengawas ditayangkan. Dia berusaha menenangkan, sekaligus khawatir akan kondisi keluarga kecil Jimin yang mungkin sedang membutuhkan pertolongan di luar sana.

Napasnya tercekat, tepat saat dimana matanya mengedar lalu menangkap siluet tubuh anak laki laki tengah berlutut di hadapan barisan pagar besi. Mulutnya sudah siap untuk bersuara, namun baru saja Taehyung dapat berbicara— sang tuan lebih dulu menarik pinggangnya agar mendekat— memberinya kecupan singkat di bibir sebelum melepaskan dan memerintah dua pekerja pria untuk membawanya masuk ke dalam "Masuklah, biar saya yang urus semua ini. Di luar sangat dingin"

Manik kucing tersebut sempat membola, kepalanya sudah siap memberikan gelengan jika telunjuk sang tuan tak kalah cepat membuatnya urung dan tak menolak. Melihat bagaimana kilat mata sang elang seolah memberi sinyal ke pada para pria agar cepat mendesaknya masuk, Taehyung perlahan mundur. Melepas genggaman tangan mereka lantas berbalik untuk meninggalkan suaminya di luar sana.

Diikuti gerak pekerja wanita yang mengekori kemana tuannya pergi, Taehyung dengan bahu melayu berjalan lambat memasuki rumah. Mendadak hatinya menjadi tidak tenang, siapa anak laki laki itu? tidakkah tadi Jaehyun mengatakan jika mobil itu milik saudara kandung suaminya? lalu dimana Haewon dan juga putri Jimin? siapa anak laki laki yang usianya tampak masih sangat kecil. Mengingatkan dirinya pada ketiga putra Jeon yang—

"— hey kau ! tunggu aku ! aku ingin melihatnya juga !"

"— siapa cepat dia dapat ! dasar lambat !"

"Papa ! papa ! papa !"

"Oh, astaga!" Taehyung terkesiap, hampir saja akan terjatuh sesaat tiga benda menubruknya secara beruntun. Mereka begitu bersemangat hingga tak sedikitpun memberi celah pada papanya untuk menarik napas— tiga kepala timbul dengan senyum lembar mereka pajang di hadapan orang kesayangannya "Papa~" si putra bungsu menyapa dengan senyuman

"Baik itu cukup ! cepatlah mundur aku tidak bisa bernapas!" Zack berbicara, anak itu yang lebih dulu menempati posisi terdepan memeluk Taehyung dibanding dua anak di belakang. Membuat si putra sulung kesulitan untuk bergerak— perlahan pelukan yang dipenuhi oleh semangat itu melonggar memberikan sang kakak ruang agar dapat menarik napas sebentar.

"Itu terlalu bersemangat oh ya Tuhan jantungku."

Hans menutup mulut, tertawa kecil melihat bagaimana sang papa tampak terkejut hingga mengelus dada akibat kedatangan mereka. Ketiganya turun atas dasar rasa penasaran yang mengganjal, setelah kejadian suara ledakan terdengar ke seisi rumah — para putra Jeon jelas tak bisa diam untuk segera turun mencari keberadaan kedua orangtuanya dimana.

J E O N ' S || KV 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang