Chapter 17

3K 323 63
                                    

Salah satu pekerja keluar dari balik pintu, membawa nampan berisikan racikan obat serta secangkir teh herbal yang sudah tandas diminum. Jaehyun memperhatikan dari belakang, membantu menutup pintu agar dentumannya tidak menimbulkan suara gaduh

"Bagaimana?"

Wanita tersebut mengangguk, "Sir Jeon hanya perlu beristirahat setelah ini, namun aku rasa kantuknya belum cukup terkumpul untuk bisa membuatnya tertidur"

Jaehyun terdiam, waktu yang dihabiskan di dalam sudah terlalu lama "Apa yang belum dilakukan?"

"Semua sudah selesai dilakukan, semua pekerja telah keluar. Hanya tersisa sir Jeon seorang di dalam"

Kemudian pekerja wanita tersebut berpamit pergi, meninggalkan Jaehyun di sana yang tampak mengurungkan niatnya untuk mendorong pintu itu terbuka. Perasaan hatinya tidak tenang, Taehyung meminta dipertemukan dengan Jeongguk. Namun apakah kondisinya bisa terbilang aman sekarang?

 Namun apakah kondisinya bisa terbilang aman sekarang?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—sir"

Di sana, Jeongguk terduduk. Di tengah genangan air berasap pria itu merenung dengan netra elang terpasang kala seseorang masuk untuk bertamu. Dia menaikkan pandangan, merebahkan punggung ke belakang kemudian menatap siluet pekerjanya berjalan mendekat. Jaehyun menaruh kedua tangan di bawah perut, menunduk sekilas sebelum bersuara "Tuan muda, meminta untuk bertemu"

Hening, yang terdengar hanya suara gemericik air dengan deru napas Jeongguk yang terasa sakit. Napasnya sampai ke depan wajah Jaehyun, hanya sebuah geraman namun terasa sangat memilukan. Seolah dirinya tengah berhadapan dengan hewan yang kelaparan, sang majikan menggeram di tempat. Menarik napas panjang sebelum bersuara rendah

"Let him in"

"Tuanku.."

Taehyung berjalan dengan hati hati, menatap satu pria yang berada di depan dengan air berasap mengelilinginya— membuat auranya terasa semakin mencekam hingga pada langkah tertatih nya pun Taehyung tak sanggup untuk bergerak lebih cepat. Melihat bagaimana sang tuan tidak meliriknya barang sebentar, hatinya merasa sakit. Ketakutannya membesar secara tiba tiba— cemas akan amarah pria Jeon yang masih berlanjut kepadanya, dan saat dia tiba di hadapan. Jeongguk menaikkan pandangan "Candyboo.."

Helaan napas panjang Taehyung keluarkan, dia memejamkan mata— seiring tarikan napas terasa menguar begitu melegakan. Beruntunglah suaminya masih menyebut nama yang menjadi kegemarannya sedari dulu, Taehyung merasa begitu dicintai setiap kali Jeongguk memanggilnya demikian. Diiringi suara beratnya, suaminya tampak mendongak dan menatapnya sayu

"Apa yang membawa mu kemari?"

Dia rupanya masih marah..

Taehyung mendudukkan tubuh di tepi kubah air— tempat dimana sang pria Jeon terdiam untuk menenangkan diri. Dielusnya bahu sang pemimpin, memberikan pijatan hingga Jeongguk dengan leluasa menyandarkan punggung ke belakang dan menaruh kepalanya pada pinggiran kolam. Menoleh untuk merasakan sentuhan kekasihnya dari dekat, Jeongguk menggenggam tangan submisifnya kemudian dia genggam erat

J E O N ' S || KV 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang