Author's Note:
Spicy 🔞
Mild.
**********************************
Ada 20 orang di kelas Manajemen Keuangan Bank. Ketika harus memilih anggota kelompok untuk presentasi, tersisa Max dan Gio. Kelompok Rere kurang satu orang. Kelompoknya Syifa juga kurang satu orang.
"Gue ikut kelompok lo, dong, Re," pinta Gio.
Max diam saja.
Syifa meraih tangan Gio dan menariknya manja, "Giiiii sama kelompok gue aja yuk, kangen nihhhhhh!"
Bergidik mendengar nada suara cewek manja itu, Rere langsung berdiri di depan Max.
"Mau sama gue nggak, Max?"
"Mau, dong."
"Yuk."
Untuk Rere, ini sekedar memilih teman yang tepat untuk dapat nilai A. Bagi, Gio, dia merasa Rere lebih suka Max daripada dia.
Gio tak pernah merasakan cemburu. Minggu itu baru pertama kali dia merasakannya.
Kapan dia pernah pacaran serius? Kalau pacarnya mesra dengan cowok lain lalu apa masalahnya? Tinggal cari yang lain.
Lagipula, biasanya ceweknya yang jatuh bangun mengejar Gio, bolak-balik mengajak tidur bersama, bahkan berikrar akan mencintainya selamanya.
Yang biasa bosan duluan itu Gio. Yang biasa membuat aturan juga Gio. Dan yang terbiasa diprioritaskan itu Gio.
Everything used to center around him.
Baru sejak dekat dengan Rere dia merasakan sakitnya cemburu. Itupun hanya karena dia mengobrol dengan Max, sambil banyak tersenyum dan terlihat bersemangat.
Rere tak pernah semanis itu padanya.
Sepanjang kuliah itu dia tak fokus mendengarkan apa yang didiskusikan timnya sendiri. Matanya kembali lagi dan lagi ke Rere dan Maxwell yang duduk bersebelahan, berdiskusi seru sampai kepala mereka seolah menempel.
Kelas itu penuh dengan suara mahasiswa berdiskusi, jadi berkali-kali Rere dan Max harus mendekat untuk bisa mendengarkan dengan baik, namun mereka terlihat seolah berbisik mesra sejak tadi.
Gio sudah mencengkeram ujung mejanya.
"Mau bobo siang di hotel deket kampus, nggak? Gue kangen banget main sama lo, Gi," Syifa menawarkan setelah kelas selesai, memegang lengan Gio dan menempelkan dadanya di situ.
Syifa dan Gio sempat berpacaran tahun lalu.
Mayoritas mahasiswa sudah keluar, tinggal Rere yang masih membereskan isi tasnya, ditunggui oleh tiga temannya.
Teman-teman Rere lalu keluar, tinggal Rere yang masih di situ.
"Minggir," kata Gio dingin pada Syifa yang menghalangi jalannya. Dia lalu berderap ke arah Rere.
"Lo beneran suka ya, sama Max?"
Rere kaget, lalu menatap Gio.
"Lo nanya apa barusan?"
"Lo suka? Sama Maxwell?"
"Dia smart. IPK dia tertinggi kedua terus di angkatan kita, kalo lo lupa. Wajarlah kalo gue suka kerja sama dia. Emang kenapa sih?"
"Tuker. Gue dan Max. Gue mau di kelompok lo, Max aja yang di kelompok Syifa."
"Hah? Ya nggak bisalah, orang udah fix. Lo pikir apaan bisa bongkar pasang anggota kelompok?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Say Never
RomantikRebecca adalah mahasiswi paling cerdas di kampus. Pemenang berbagai penghargaan, ketua angkatan, dan dijuluki kampus queen. Populer, cantik dan smart. Pacarnya ganteng, sahabatnya juga keren. Tapi dunianya runtuh ketika dia tahu pacarnya selingkuh...