40. Revelations

1K 114 7
                                    

Sebuah konfrontasi yang Rere malas hadapi, terjadi pagi itu. Stephen tiba-tiba masuk ke ruang dosen, dan Rere bertemu dengannya karena sedang menunggu Gio menghadap dosen walinya. 

Rere yang sekarang sudah berbeda dengan Rere yang dulu. Dia sudah sampai di tahap menyadari bahwa ditinggalkan Stephen adalah hal yang terbaik untuk hidupnya. 

Setidaknya, Gio membuatnya bermimpi lebih tinggi. 

"Eh, Rere. Apa kabar?"

Awalnya, Rere tak mempedulikan sapaan Stephen dan berniat pura-pura tak dengar, memilih untuk hanya scrolling hpnya. 

Tapi tentunya tak menggubris hal itu, Stephen malah duduk di sebelah Rere. 

"Buka blok whatsapp dong, Re. Gue kangen sama lo."

"Gue nggak. Kalo bisa, gue milih nggak pernah ketemu lo lagi."

"Gue minta maaf, Re. Gue dosa banget, udah selingkuh sama Felicia. Tapi asal lo tahu, gue nggak bisa ngelupain lo. Sekarang gue dan Felicia udah putus. Ayo kita balikan, Re. Anggap aja gue dan Felicia nggak pernah terjadi."

"Lo kenapa putus sama Felicia?"

"Dia hamil dan minta gue nikahin. Tapi gue nggak mau. Gue pengen balik sama lo."

Rere tak habis pikir. Kenapa dulu dia bisa mencintai Stephen yang ternyata sebejat ini?

Merasa murka, Rere lalu bangkit dari bangku panjang itu. 

"Emang dasar bajingan lo! Nikahin Felicia!"

"Kenapa? Gue nggak tahu dia tidur sama siapa di belakang gue. Belum tentu anak gue!"

"Stephen!!! Gue nggak pernah tidur sama orang lain! Gue udah bilang berapa kali! Ini anak lo!" teriak seseorang.

Felicia yang memang mencari-cari Stephen, tiba-tiba berdiri di belakang Rere.

Rere melihat ke arah Felicia, mantan sahabatnya. Dia terlihat kacau. Wajah cantiknya terlihat pucat dan kuyu. 

"Re, gue tahu ini karma dari perbuatan gue yang khianatin lo, tapi tolong, apapun yang Stephen bilang, jangan mau balikan sama dia! Gue hamil anak dia!"

"Gue juga udah nggak mau sama dia. Lo ambil aja, Fel."

Dia berbalik untuk pergi, tapi Stephen bicara padanya, "Gue nggak nyangka, Re. Cewek sebaik lo bisa jatuh ke Gio yang player busuk itu. Lo sama dia karena apa? Karena lo seneng dia pake???"

Omongan kurang ajar yang membuat Rere melayangkan tangannya keras-keras ke wajah Stephen. 

Stephen terperangah lalu memegang pipinya. Tak menyangka Rere akan bisa menampar seseorang seumur hidupnya.

Secepat dia bisa, Rere membuka aplikasi online bankingnya dan menunjukkan saldonya. 

Mendekat pada Stephen agar cuma dia yang bisa mendengarnya, Rere berkata, "Makasih banget udah selingkuhin gue. Sejak lo ngewe sama sahabat gue sendiri, gue ditempel sama Gio Ranggatama yang sekali transfer ke gue lima belas milyar. Nih lihat sendiri kalo lo nggak percaya. Dia beda banget sama lo yang minjemin gue lima ratus ribu aja minta dibalikin!"

Stephen melongo melihat saldo Rere. 

"Bulan depan gue mau nikah sama dia. Dan gue diterima di Oxford. Oktober gue mulai kuliah di sana. Sekali lagi makasih udah selingkuh, hidup gue jadi lebih beruntung setelah lo tinggal. Buang sial!!!"

Ketika Rere sedang marah-marah seperti itu, tangannya digandeng dari belakang.

Gio melihat pertikaian ini tepat ketika Rere menampar Stephen. 

Never Say NeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang