2. The Offer

3.5K 225 17
                                    

Author's Note:

🔞 for a conversation.

Ini 100% fiksi, ya. Nggak ada hubungannya sama kehidupan face claimsnya.

Tolong bijak dan jangan samakan Jeno dengan Gio, dan Rere dengan Giselle.

Semua tindakan salah di AU ini hanya untuk kepentingan hiburan semata, bukan untuk dibenarkan, apalagi ditiru.

Seks itu lebih baik setelah menikah, dan hanya dengan satu orang seumur hidup.

Oke?

Udah ya, aku udah ngomong, nih.

Selanjutnya, silakan dibaca.

**********************************

Mereka berjanji untuk bertemu jam 12 siang di Cafe Hispania, sebuah cafe bertema Spanyol di dekat Chrysanthemum University.

Akibat video yang diuploadnya semalam, Orang-orang di cafe itu menatap Rebecca dengan iba.

Rere malah merasa kesal dan terbebani.

Nasibnya memang mengenaskan, tapi bukan berarti dia ingin dikasihani.

For God's sake, dia baru saja menang Lomba Proposal Bisnis Internasional! Kenapa orang jadi lebih ingat affair Stephen dan Felicia?

Yah, dia memang salah sendiri. Dia yang mengupload video laknat itu.

Tapi dia ingin menghukum mereka. Salah satunya cara adalah dengan memviralkan mereka.

Salah satunya. Satunya lagi ada dalam wujud laki-laki yang baru datang di cafe itu.

Giovanni melangkah masuk, melihat Rebecca, lalu duduk di depannya.

Setelah memesan latte, Gio memandang Rebecca dengan serius.

"Lo ada perlu apa, Re?"

Rere menarik napas panjang. Sebetulnya dia biasanya malas berinteraksi dengan Gio yang malas kuliah ini.

Mentang-mentang anak pemilik universitas jadi tak tahu diri.

Tapi kini, dia butuh Gio untuk balas dendam.

"Gue to the point aja ya, Gio?"

"Oke. Lo butuh tukang pukul buat mukulin Stephen?"

"Hah? Oh, nggak. Dia udah gue pukul sendiri semalem."

"Ya elah, pukulan cewek mana ngefek, sih?"

"Ngefek. Soalnya gue mukulnya pake kursi kayu."

"What? Really?"

"Yep. Dan dia sampe harus ke UGD karena kepalanya bocor. Sayangnya nggak mati."

"Separah itu, ya? Tapi wajar sih."

Gio mendekatkan tubuhnya ke arah Rere.

"Lo mau minta tolong apa? Cari pembunuh bayaran? Gue nggak kenal, kalo tukang pukul gue kenal beberapa. Bodyguard papi-mami gue bisa gue kerahin buat nyerang mantan lo."

Dia ngomong apa sih? Tukang pukul? Pembunuh bayaran?

".......lo ini make narkoba ya?"

"Anjir. Ya nggaklah!"

"Terus kenapa lo bisa mikir nggak jelas ke mana-mana?"

"Mantan lo brengsek banget, Anjir! Kirain gue lo mau bantuan gue buat lenyapin tu orang."

"Bukan. Emang gue hubungin lo masih ada sangkut-pautnya sama balas dendam. Tapi bukan bunuh dia. Ada yang lebih parah dari mati. Kalo mati aja sih keenakan itu dua orang."

Never Say NeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang