30. At The Balcony

1.5K 111 6
                                    

Author's Note:

Lagi gampang banget ditulis ini Gio sama Rere, jadi berencana daily update ya. AUku yang lain semua break dulu. Julian dan Bianca punya weekend.

Spicy 🔞 scene ahead. Kalo nggak mau baca spicy emang lebih baik baca di WP aja ya.

KK 1,400 words, WP 1,300 words.

**********************************

Begitu Gio terbangun, dia mengulurkan tangan ke sebelahnya, dan menemukan sisi ranjang yang kosong. Mengucek matanya, dia mencari hpnya. Baru jam 6 pagi. Ke mana Rere?

Gio turun dari ranjang lalu mencari gadisnya. Rere tak ada di kamar mandi. Tak ada juga di dapur. Tak ada pula di ruang TV. Ketika Gio mulai panik, dia melihat siluet piyama Rere di balkon tengah.

"Astaga, gue cariin ke mana-mana."

Rere yang sedang asyik mengetik di laptopnya, mengangkat wajah.

"Kok jam segini udah bangun?"

"Lonya hilang, jelas aja gue kebangun."

Rere tertawa, "Kayak anak ayam kehilangan induk."

Agak kesal, Gio duduk di sofa yang diletakkan di balkon yang luas itu.

"Lain kali kalo ninggalin gue pas gue lagi tidur whatsapp kek biar gue nggak bingung."

Rere hanya menertawai Gio yang menurutnya sangat berlebihan.

"Lo lagi ngapain?"

"Ikut lomba bikin jurnal lagi. Lumayan kalo menang, hadiahnya 500 dollar."

Gio kaget. "Rebecca, di rekening bank lo ada 15 milyar, ya."

"Itu kan buat kuliah."

"Ya dipake dikit juga nggak apa-apalah."

"Nggak mau."

"Pake aja. Ntar bilang sama gue kepake berapa. Abis gitu gue genapin lagi."

"Nggak, ah. Gue juga mau cari uang sendiri."

"Lo gue kasih uang bulanan aja ya?"

"Ngapain? Papa gue masih ngirimin kok."

"Terus kenapa capek-capek ikut lomba cuma buat 500 dollar?"

"Karena gue pengen. Iseng."

"Isengnya bikin jurnal. The one and only emang lo."

Mereka lantas terdiam. Rere asyik mengetik, sementara Gio rebahan di sofa. Sudah melihat Rere lagi, dia merasa sudah lebih tenang. Sekarang dia mengantuk lagi.

Tiba-tiba masuk whatsapp dari sang mami:

M: kenapa kamu biarin Reddy pacaran sama Jeremy?

Mood Gio langsung suram.

G: Aku udah larang ribuan kali, Mi. Mereka nggak mau denger aku.

M: Kalo Reddy diapa-apain gimana?

G: semoga aja nggak.

M: Blue, mami khawatir!

G: mami pikir Gio tenang-tenang aja?

M: ya kamu larang dong Reddy yang serius!!!

G: udah mamiii. Reddy nggak mau denger. Dia bener-bener suka sama Jeremy.

M: mami takut, Blue.

G: kayaknya Reddy beneran suka, Mi. Kalo kita paksa mereka putus, takutnya Reddy malah sakit.

M: bener juga. Ah, pusing!

Saat itu, Rere sudah menutup laptopnya, dan berdiri di ujung balkon sambil mengagumi pemandangan laut yang indah, dengan satu gelas teh di tangan.

Never Say NeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang