61. Seeds of Feelings

970 97 6
                                    

Author's Note: 

Rated scenenya mild ya, tapi aku tetep pengen sharenya di KK aja buat mengurangi yang baca.

Ini censored version ya. KK 1,400an kata, WP 1,200an kata.

**********************************

Rere mencium tangan orangtuanya sebelum masuk ke area check in domestic flight Kuala Namu airport.

Di dalam bandara, Rere berkunjung ke toko buku Periplus langganannya, dan membeli satu novel bergenre thriller.

Dia sibuk membaca saat menunggu pesawat siap boarding dan selama di pesawat.

Setelah landing di Jakarta, dan berpisah dengan keluarga Gio dan teman-teman mereka, baru dia sadar kalau kali ini ada yang berbeda. Dia sudah berjanji akan tinggal bersama Gio sampai keberangkatannya ke Oxford.

Diantar driver, mereka tiba di lobby apartemen Gio, lalu masuk ke lift.

"Lo diem banget dari tadi. Kenapa?"

"Berasa ada yang beda aja."

"Apanya?"

"Berasa tunangan beneran sekarang."

Gio tersenyum, memainkan tangan Rere di genggamannya.

Rere sudah tahu apa yang akan terjadi begitu mereka masuk ke apartemen Gio.

Begitu selesai mengunci pintu depan, Gio menariknya, lalu menciumnya.

Ada yang berbeda dari sentuhan Gio kali ini. Dia lebih lembut dari biasa.

Terakhir kali mereka saling menyentuh, Rere sedang galau berat karena Max. Baru dua hari lalu, tapi rasanya seperti sudah dua tahun.

Rere sudah memutuskan, dia ingin belajar mencintai Gio.

Gio sangat tulus padanya. Kalau dipikir lagi, dia selalu berusaha membahagiakan Rere.

Apa alasannya, untuk tak balas mencintai?

Rasa memang tak bisa diatur. Tapi Gio sudah membahagiakan orangtua Rere.

Jadi dia juga ingin belajar membahagiakan tunangannya ini.

Gio pun merasakan perubahan hati Rere.

Dia dipeluk dan dicium balik, membuatnya mengerang bergairah hanya dalam hitungan detik.

Gio juga masih ingat, terakhir kali berhubungan seks, mereka dalam keadaan emosi karena Rere yang sedang galau.

Tapi sore itu, Gio tahu Rere tak memikirkan orang lain.

"Ah..... Gio....... "

Setelah Rere selesai, Gio mencium ke atas dari perut, dada, leher, dan akhirnya bibir Rere.

Rere memeluk Gio lalu memejamkan matanya.

Seks memang terasa lebih nikmat saat dia memutuskan untuk belajar menyayangi laki-laki di atas tubuhnya ini.

"Re...... You feel so good....."

Rere membelai lengan dan tubuh Gio, mengagetkan Gio.

Rere lebih....... responsif dan manis. Kalau biasanya Gio merasa hanya mengambil haknya, kini dia merasa Rere juga menikmati permainan panas ini.

Mulut dan lidah Rere terasa lebih manis dari biasa, membuat Gio mabuk kepayang.

"Baby......."

Rere juga merasa melayang. 

"Oh God...... Gio......"

"Fuck, you're amazing, Baby. I love you."

Rere memegang pipi Gio dan menciumnya sebagai jawaban, lidahnya menari di mulut tunangannya.

Never Say NeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang