54. The Prewedding Photoshoot Part 3

1K 75 3
                                    

Author's Note:

Photo conceptsnya ada di akhir chapter ya.

A little spicy. Avoid if you're under 18 🔞🔥

**********************************

Wedding dress selanjutnya sangat mewah dan berat. Gaun bagian belakangnya menjuntai ke belakang bermeter-meter, dengan tudung pengantin transparan yang juga sama panjangnya. Tudung pengantinnya disangga dengan mahkota bertatahkan batu permata asli, membuat Rere  was-was mengenakannya. 

Dia sudah berusaha menolak memakai mahkotanya karena takut merusakkannya, tapi stylist dan MUA-nya meyakinkan kalau mereka akan baik-baik saja. 

Lagipula, mereka bilang, "Nanti Mas Gio marah, Mbak, kalau ada item yang kurang dipakai. Kita takut."

Akhirnya, mau tak mau Rere mengenakan mahkota itu. 

Mereka mengambil foto di lorong utama mansion itu, yang menuju ke ruang ballroom tempat orangtua Gio biasa mengadakan indoor party. Ada enam lampu kristal mewah sepanjang lorong. 

Cameraman dan krunya menggunakan konsep dark and bright untuk menciptakan foto siluet yang sangat megah dan agung. 

Lepas dari kekhawatirannya akan mahkota yang dipakainya, Rere terlihat cocok memakai gaun pengantin mewah dan mahkotanya. Gio sibuk merekamnya dengan hpnya sendiri. 

Rere yang biasa kuliah dengan jeans dan kemeja tangan panjang dan menggulung rambutnya ke atas atau mengikat satu, kini terlihat memiliki aura sangat mahal. Saat Gio dan para kru melihat Rere pertama kali muncul dengan gaun itu, semua menahan napas. 

Benar-benar the next Madam Ranggatama.

Scene selanjutnya adalah berfoto bersama di anak tangga yang menuju ke music room. Ruang itu menyimpan beberapa alat musik, seperti piano, gitar, biola dan lain-lain. 

Masih dengan konsep dark and bright, Rere duduk dengan gaun pengantin di satu sisi anak tangga, dengan gaunnya yang mewah menjuntai ke bawah. Kali ini tudung pengantinnya telah dilepas. 

Gio berdiri di depan Rere, bersandar ke pegangan tangga. 

Jujur saja, sepagian rasanya Rere nyaris tak sanggup memandang mata dan wajah Gio. 

Bukan karena dia sangat tampan. Kalau soal itu, Rere sudah cukup terbiasa. Tapi karena Gio terlihat sangat bahagia. 

Dia terlihat sebahagia itu, sampai Gio bagai glowing. Dia seolah bersinar-sinar karena kebahagiaannya sungguh meluap. 

Yang Rere rasakan adalah takut. 

Ya, dia takut. Dia takut sekali kata-kata cinta Gio benar adanya. 

Gio terlihat bahagia sekali hari itu. Bahagia karena mereka foto prewedding. Bahagia karena melihat dirinya memakai gaun pengantin. Berarti dia betul-betul bahagia akan menikah dengan dirinya. 

Apa yang lebih mengerikan dari dikhianati Gio?

Dicintai dengan tulus. Itu yang paling mengerikan menurut Rere. Kenapa? Karena Rere merasa tak sanggup mencintai balik. 

Rasanya semua rasa cinta dalam dirinya sudah hilang saat dia melihat Stephen tidur dengan Felicia. 

Rere jadi merasa bersalah. 

Sejak tadi Gio sibuk merekamnya dengan hpnya sendiri, seolah dia memang secinta itu dengan dirinya. 

Tapi memang, seberapa kuatpun Rere berusaha untuk tak mengakui, Gio terlihat amat bahagia. 

Ini gimana sih, Gi, gue kan udah bilang, kita nggak usah pake cinta-cintaan. Sekarang gimana kalau gue nggak bisa kasih yang lo butuhkan?

Sekuat apapun Rere berusaha untuk denial, sentuhan Gio hari itu beda. Dia menggandeng Rere, merangkul, dan memeluk Rere dengan lebih lembut dari biasanya, seolah benar-benar sedang bersama dengan orang yang paling dicintainya di dunia ini. 

Never Say NeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang