29. In Nirvana

1.3K 117 8
                                    

Author's Note:

Spicy at the end 🔞. Avoid if you're not 18.

Yang di KK cuma beda sekitar 100 kata ya. Kayak cuma satu paragraf gitu yang perlu disensor.

Jadi nggak ngaruh banget kalo nggak beli di KK ya. 

Wattpad version 1,600 an kata, KK version 1,700 an kata.

Link KKnya nanti kupost di komentar kayak biasa.

**********************************

Hotel Nirwana di Nusa Dua yang dimiliki keluarga Ranggatama berhasil membuat Rere terkagum-kagum. Hotel bintang lima itu didesain ala istana tradisional Bali. Menghadap pantai dan laut, masuk ke hotel itu bagai masuk ke kahyangan. 

Saat masuk ke hotel, mulai dari bell boy yang pertama mereka lewati sudah menyapa, "Mas Gio, selamat malam."

"Malam. Saya mau makan, ya."

"Di restoran yang mana, Mas?"

"Yang di pantai."

Manajer hotel yang memakai batik mewah terburu-buru menghampiri Gio. "Inspeksi, Mas?"

"Nggak, saya cuma mau makan. Kenalin, ini tunangan saya, Rebecca."

"Tunangan???" bell boy yang tadi menyambut di depan berseru kaget. Sebetulnya Pak Wiryo, manajer hotel, juga kaget. Hanya saja, dia sudah lebih terlatih mengontrol diri, jadi tak memperlihatkan kekagetan itu. 

Giovanni Ranggatama, playboy yang biasa datang dengan perempuan berbeda setiap ke hotel mereka, sekarang bertunangan? Apa matahari besok akan terbit dari barat?

Tapi dibanding sang bell boy dan manajer hotel, Rere yang paling kaget. 

Ngapain sih dia ngenalin gue sebagai tunangannya? Kan Rere jadi malu.

"Selamat malam, Mbak Rebecca. Selamat datang di Nirwana Hotel Bali."

"Selamat malam, terima kasih."

Rebecca terlihat sangat berbeda dengan pacar-pacar Gio yang lain, pikir Pak Wiryo. Malam itu Rere memakai dress biru muda dengan cardigan, terlihat seperti mahasiswa teladan. 

Apa mungkin Gio dijodohkan oleh Pak Hardian?

Begitu kira-kira pikiran Pak Wiryo. 

Ya, tidak salah, Rere memang mahasiswa teladan, tapi mereka tak dijodohkan. 

Sepanjang perjalanan ke Beach Restaurant, Rere memandang kagum pada interior, belum lagi, di lobby, ada sekelompok penari yang menari tari Bali. 

Di hotel itu memang selalu ada penampilan tari setiap beberapa jam sekali.

"Wow. Lihat bentar, yuk?"

Gio setuju saja, menemani Rere sambil scrolling hpnya, sementara Pak Wiryo berbisik pada seorang staf hotel untuk siaga dan jangan sampai membuat kesalahan apapun, karena Gio sedang ada di situ. 

Rere sibuk merekam tarian itu. Setelah selesai, dia bertepuk tangan dengan bersemangat. "Keren, banget!"

"Udah?"

"Udah, yuk!"

Terkagum-kagum lagi Rere ketika sampai di Beach Restaurant, yang dipenuhi lampion. 

Di teras hotel terdapat meja dan kursi, tapi para tamu juga bisa duduk di pad kayu yang memang disediakan untuk tamu duduk bersila sambil makan dan memandang pantai. 

Beberapa anak kecil berwajah bule, Jepang dan juga lokal sedang berlarian sambil bermain kembang api. 

Di gazebo, ada live band yang memainkan lagu "Thinking Out Loud" by Ed Sheeran. 

Never Say NeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang