Acara dilanjutkan dengan sesi foto. Awalnya hanya Gio dan Rere sambil memegang buku nikah mereka. Keduanya sempat saling memandang tanpa kata. Gio tersenyum duluan, lalu Rere tersenyum balik.
"Kamu berasa kayak lagi mimpi nggak sih?" tanya Rere.
"Iya. It doesn't feel real yet."
Hanya itu, sebelum mereka harus mengikuti aba-aba foto bersama yang panjang dengan semua keluarga dan teman-teman mereka.
Acara akad nikah itu diakhiri dengan makan siang prasmanan, tentunya dari Nirwana Medan, dengan menu masakan Sumatra pilihan Rere.
Saat itu masih jam 11 siang, tapi Rere sudah sangat kelaparan. Dia digandeng Kinara dan Nita ke ruang duduk di bagian belakang rumahnya, dan dijanjikan akan dibawakan makanan. Tapi Rere tak yakin bisa makan dengan mahkota susunnya yang tinggi dan berat.
Tiba-tiba ada seseorang yang menyodorkan sendok berisi nasi dan daging rendang. Orang yang memakai baju pengantin berwarna merah, yang sepasang dengannya.
"Makan dulu. Pasti kamu laper banget."
Rere yang sedang duduk tak bisa mengangkat kepalanya dengan mahkota yang berat itu.
Gio tahu Rere juga sulit menengok ke samping, jadi dia duduk di meja di depan Rere.
"Moga-moga mejanya nggak rusak ya aku dudukin."
Gio masih menyodorkan sendok yang hanya dipandangi Rere.
"Kenapa? Kamu nggak mau rendang? Mau aku ambilin yang lain?"
Rere merasa sungkan.
"Aku makan sendiri aja."
"Nggak usah ribet. Tinggal makan. Aku tahu kamu susah nunduk-nunduk. Makan. Buruan."
Akhirnya Rere diam dan makan. Sejenak Gio menyuapi Rere tanpa bicara.
Sebetulnya Rere terharu sampai ingin menangis. Kenapa Gio sebaik ini padanya?
"Thank you Gi.....kondominium yang di Ancol, terus mau pakai baju adat Sumatra.....sekarang lo nyuapin gue....."
Air mata Rere betul-betul menetes.
"Kamu kenapa sih, disuapin makan aja nangis? Emosional banget, padahal belum juga aku hamilin!"
"Kamu baik banget sama aku......aku banyak salah sama kamu......"
"Astaga, kenapa jadi drama, Re?"
"Aku beneran nggak nyangka.....kamu ternyata sebaik ini....."
"Ntar kalo orangtua kamu lihat, dikira aku marahin kamu," Gio mengambil tissue lalu menghapus air mata Rere dengan perlahan.
"I'll be good to you," Rere berjanji, "I'll make you happy too."
Gio tertawa. "Aku nggak ngomong apa-apa lho, tiba-tiba kamu yang drama. But thanks for the sweet words, I'll hold on to them."
Mata Gio yang jernih bertatapan dengan mata Rere yang berkaca-kaca.
I didn't marry the wrong guy. He's really a good husband material. He loves me crazily. It's me who must catch up.
"Kamu nggak lapar?" tanya Rere.
"Aku nanti aja, belum lapar."
"Kita tidur siang aja di hotel nanti, karena nanti malam pasti capek."
Gio menaikkan alisnya.
"Kamu pikir aku bisa sekedar tidur siang aja sama kamu hari ini?"
Rere berkedip.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Say Never
RomanceRebecca adalah mahasiswi paling cerdas di kampus. Pemenang berbagai penghargaan, ketua angkatan, dan dijuluki kampus queen. Populer, cantik dan smart. Pacarnya ganteng, sahabatnya juga keren. Tapi dunianya runtuh ketika dia tahu pacarnya selingkuh...