42. The Planning

947 113 4
                                    

Rere juga bingung setelah ditanya Helen ingin konsep lamaran dan pernikahan seperti apa.

"Gue juga belum tahu, sih, Len. Pikirin bareng aja bisa nggak?"

"Bahas lamaran dulu kali ya?"

"Oke."

"Lo mau lamaran kayak gimana? Mewah, girly, romantis, apa simple?"

"Yang simple aja."

"Ok. Gimana kalo kita lihat Pinterest? Pilih lo suka yang kayak gimana. Itu bisa dijadiin ide."

Helen membuka Pinterest dengan keyword "lamaran" serta meminta Rere menunjuk foto yang disukainya.

Rere memilih satu. Tentunya foto dekorasi lamaran dengan dominasi warna putih.

"Kita bisa mulai dari sini. Lo mau lamarannya private atau ngundang banyak orang?"

"Private aja."

"Mau pake kebaya apa dress?"

"Hem.....mungkin bisa pake ulos waktu akad nikah. Baju adat Sumatra Utara. Tapi kalo lamaran pake dress aja."

"Oke. Lo mau prewedding photoshoot nggak?"

".........lucu juga kali ya. Gue nggak pernah foto di studio soalnya."

"Nah, lamaran sama nikahan momen yang pas, kan?"

"Iya, sih......"

"Biasanya orang photoshoot dua kali. Satu yang simple buat lamaran, satu yang pake konsep buat nikahan."

"Gitu ya?"

"Iya."

"Coba gue tanya Gio dulu."

R: Gi, mau foto buat lamaran sama prewed nggak?

Gio yang baru akan mulai video call dengan Dharma, menundanya sebentar. Mau tak mau, bibirnya terangkat untuk tersenyum lebar. Wow, prewed photos sama Rere.

G: boleh. Kapan lagi? Nikah kan cuma sekali ini.

Sebetulnya dia mengkode, "I wanna spend my whole with youuu!"

Tapi kalau Rere ngeh, paling dia tak akan menggubrisnya dan menganggapnya sekedar gombal.

"Katanya Gio mau foto prewed."

Ya jelas aja dia mau, Re. Sebucin itu, masa nggak mau foto prewed sama lo?

Helen hanya membatin sambil tersenyum. 

"Oke, konsepnya apa?"

"Nggak tahu. Gue google dulu."

Helen ingin tertawa. Rere betul-betul berlaku seolah menyiapkan lamaran dan pernikahan itu sebuah proyek tugas kampus.

"Ini seru kayaknya. Vintage concept buat yang lamaran."

"Eh, iya bener. Seru nih, Re! Setuju banget gue yang ini buat photoshoot lamaran. Terus kalo buat yang prewed yang mana?"

Helen lalu membiarkan Rere browsing pinterest sementara dia melanjutkan membaca novelnya. Sepuluh menit berlalu, sebelum akhirnya Rere berkata, "Gue mau yang lokasinya di kebun bunga."

"I see. Di dalam negeri apa di luar negeri?"

"Di dalam negeri ajalah, ngapain jauh-jauh?"

Sebetulnya lo mau ke antartika juga kembaran gue pasti nurut, Re. Tapi ya sudahlah, ya. Kita turuti tunangan Gio yang nggak banyak minta ini. 

"Oke. Kalo buat lamaran, lo maunya gimana? Di Nirwana Ranggatama atau di rumah lo?"

"Di rumah gue aja, paling nggak banyak kan yang dateng."

Never Say NeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang