9. His Family Lunch

2.7K 194 22
                                    

Author's Note:

Sedikit spicy 🔞 sangat mild tapi, jadi nggak perlu kusensor.

Tapi lebih baik kalo di bawah 18 tahun diskip aja.

Di bawah 18 tahun mendingan nggak baca AU ini, sih.

**********************************

Gio berpikir, mungkin honeymoon rasanya seperti weekend itu. 

Jumat malam, setelah bermain dengan Rere di kamar mandi, gadis itu belajar dengan serius sampai midnight. 

Saat midnight tiba, dia menggendong Rere ke kamarnya, tak mempedulikan permohonan Rere yang berkata, "Bentar, gue nulis satu paragraf lagi."

"Dari tadi satu paragraf terus, nggak kelar-kelar. Nggak bisa, gue maunya sekarang."

Dan dia mendapat lagi kepuasan luar biasa malam itu. 

Paginya, dia merasakan have sex dengan Rere yang masih terkantuk-kantuk. 

Sabtu siangnya, Gio menawarkan membawa Rere ke restoran pilihannya untuk makan siang. 

"Lo pas main di kamar mandi nggak pake mikir sih, keras banget! Gue jadi sakit nih, kalo jalan! Gimana mau ngemall? Sana lo pergi aja, gue mau ngelarin essay gue."

Akhirnya mereka makan siang di apartemen. 

Meja makan Gio dijadikan lapak belajar oleh Rere dan jadi penuh dengan, buku, bolpen, kertas, dan laptopnya. 

Rere kalau belajar seperti itu ternyata. Pakai kacamata, rambut digulung ke atas, dan kalau tak diingatkan, lupa makan dan minum.

Menggemaskan. Gio ingin menggigitnya saking gemasnya.

Karena gemas tadi juga, hari Sabtu itu, dia mengajak Rere exercise. Siang di dapur, malam di karpet ruang TV.

"Nggak bagus tahu, duduk seharian kayak lo. Gue udah baik hati nih, nemenin lo exercise."

"Exercise pala lo! Itu bukan exercise, Dodol!"

"Exercise lah. Capek kan, keringetan, kan? Ngos-ngosan juga? Ya exercise lah itu."

"Dih!"

**********************************

Apartemen itu kadang tak terdengar suara selain musiknya Gio. Rere sibuk belajar, Gio main PS.

Rere menulis essay, Gio nonton Netflix. 

Mereka bertemu saat makan, dan saat "exercise."

Enak juga ya sama Rere. Nggak clingy. Malah kadang dia suka lupa ada gue.

Makanya gue ingetin terus.

Ketika bosan, Gio mengajak Rere ngobrol.

Tapi dia dibentak, lalu diusir.

Karena ingin dekat, jadi dia iseng membaca catatan kuliah Rere.

Tiba-tiba Rere mengangkat kepalanya.

"IPK lo berapa so far?"

"3,1."

"Hah? Kok nggak jelek ya? Lo nyogok ya, Gi?"

"Nggak, anjir! Gue belajar semalem doang kalo mau UTS sama UAS."

"Maksudnya lo belajar seminggu doang?"

"Iya."

"Terus hasilnya bisa nyampe IP 3?"

"Iya."

"Sumpah lo nggak nyogok?"

"Nggak. Kalo papi gue tahu ntar dihajar gue, nyogok-nyogok. Bikin malu."

Never Say NeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang