Kembali lagi ke kamar tidurnya dan merasa betul-betul lelah, Gio lalu tertidur. Dibangunkan oleh seorang ART pria sekitar jam tujuh malam, Gio lalu berbaring dengan mengantuk. Gila. Banyak banget ya, yang terjadi hari ini, pikirnya.
Pagi tadi dia masih di Bali dengan Rere.
Lalu datang email dari Oxford. Memutuskan untuk segera melamar dan menikahi Rere. Berdebat dengan Helen. Memberi tahu orangtuanya rencananya, lalu bicara dengan ayah Rere. Belum lagi Papi yang berkenalan dengan ayah Rere.
Ah, jadi ingin mendengar suara gadisnya.
Gio lalu menelepon Rere.
"Halo?"
"Hai, Re."
"Kenapa, Gi?"
"Lagi ngapain?"
"Nyiapin berkas buat ngajuin sidang skripsi."
"Oh."
"Ada apa? Suara lo lemes."
".......tadi gue ribut sama Reddy."
"Sama Helen? Masih tentang Jeremy?"
"Bukan. Dia diterima di Oxford Drama Tour. Jadi kemarin pas dia kursus analisa buku itu, dia ikut audisinya, dan dia diterima."
"........sebenernya hebat, ya."
"Iya. Tapi kalo Reddy pergi, orangtua gue mau nemenin, dan Papi gue bakal nyuruh gue jadi acting CEO."
"Buat berapa lama?"
"Tiga bulan."
"........gue bakal bantuin lo sebisa gue, Gi."
Gio terdiam sebentar, sebelum duduk di ranjang.
"Lo merasa gue bisa jadi acting CEO?"
"Kenapa nggak? Lo kan dikursusin manajemen keuangan sama papi lo dari kecil?"
Gio langsung tersenyum. Oh, ternyata Rere menganggap dia mampu memimpin perusahaan ayahnya yang sangat besar itu.
"Ya, tapi gue nggak bisa jadi acting CEO, kelarin skripsi, dan nyiapin nikahan sama lo di saat yang sama."
"Bener juga. Lo kan nggak mungkin dikloning tiga."
"Ya kan?"
"He eh. Jadi gimana?"
"Gue yakinin Reddy buat drop tour itu. Lagian sebetulnya dia nggak realistis. Jadwal drama tour itu pasti padat banget, dan dia nggak kuat sebetulnya ngejalaninnya."
"Dan dia harus break kuliah juga buat jalanin ini. Terus gimana?"
"Reddy nangis-nangis. Tapi akhirnya setuju, soalnya gue bilang, kita pasti di UK lebih dari setahun. Jadi dia bisa kelarin S1nya, terus kuliah S2 Drama di UK, atau apapun yang dia mau pelajari. Ada kita yang bisa nemenin dia. Lebih baik drop drama tour, tapi S2 di Oxford kan? Atau di manapun itu yang dia diterima, asal di daerah Oxford atau London. Masih bisa kita temenin."
"Dia setuju?"
"Yap, dia setuju. Katanya mau bantuin gue nyiapin lamaran dan nikahan kita."
"Lo jago juga negosiasi ya, Gi."
"Jelas, haha. Turunan dari Papi."
"Baguslah. Setidaknya masalah lo berkurang satu."
"Iya. Eh, btw Re, lo mau dinner sama keluarga gue, nggak?"
"Kapan?"
"Sekarang. Gue jemput. Ya?"
"Hah? Gue nggak siap, ah! Masa mendadak gue dateng?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Say Never
RomanceRebecca adalah mahasiswi paling cerdas di kampus. Pemenang berbagai penghargaan, ketua angkatan, dan dijuluki kampus queen. Populer, cantik dan smart. Pacarnya ganteng, sahabatnya juga keren. Tapi dunianya runtuh ketika dia tahu pacarnya selingkuh...