67. The Last Day Before Forever

897 96 7
                                    

Untuk kedua kalinya, Rere dan Gio berangkat ke Medan dengan rombongan besar. Keluarga Gio, teman-temannya serta teman-teman Rere berangkat bersama, kali ini untuk hari pernikahan.

"Demen gue nih trip sama keluarga lo, Gi. Rasanya kayak karya wisata SMA," Hendra berkomentar.

"Karya wisata lo semua kan ke Eropa. Kelas 10 ke London, kelas 11 ke Paris, kelas 12 ke Roma. Mana bisa disamain sama pergi ke Medan?" debat Rere.

"Yurep, Yurep. Bosen kita sama Eropa. Nggak ada duren sama mie medan!"

Rere jadi tertawa.

"Btw lo berdua honeymoon ke mana? Kok nggak ada cerita-cerita sih?"

"Kalo kita cerita ntar lo pengen ikut. Lo ikut, Jeremy ikut. Jeremy ikut, Aji juga. Lama-lama satu circle ngintilin," Gio menjawab dengan malas.

Hendra lalu melirik ke Helen. "Len, lo tahu kan mereka honeymoon ke mana? Spill dong."

"Mereka nggak ke luar negeri, cuma di dalam negeri aja."

"Hah? Serius? Kenapa nggak ke luar?"

"Soalnya kita bakal tinggal di UK lima tahun, kan? Insya Allah, kalo gue keterima PhD. Jadi ya kita nanti bakal kangen Indonesia. Makanya honyemoonnya ke Jogja aja."

"Kamu kenapa bilang sih?" omel Gio.

"Kan dia tanya. Gue--eh, aku ngerasa nggak masalah kalo mereka tahu-tahu muncul di Jogja."

"Aku kan udah bilang Re, jangan dispill. Mereka itu suka banget ngikut. Soalnya tiap aku trip ke luar negeri mereka juga selalu pengen ikutan."

"Bentar deh. Lo berdua sekarang ngomongnya pake aku-kamu?" Chandra memotong percakapan ini.

Gio dan Rere berpandangan.

"Iyalah. Masa ntar udah nikah tapi masih lo-gue? Udah kayak temen nongkrong aja," jawab Gio.

"Ciyeeee, aku-kamu nih ceritanyaaaaa," goda Hendra.

"Wajar sih. Gue nggak pernah nemu couple yang udah nikah ngomongnya lo-gue," Reinhart menambahi.

"Makin kerasa real ya, bentar lagi Bang Gio pindah ke UK," Aji tiba-tiba nimbrung, langsung membahas topik yang emosional, membuat Jeremy menengok kesal ke adiknya. 

"Lo semua boleh dateng kok ntar pas liburan. Papi-Mami sama Reddy kan tahun baruan di sana."

"Kita boleh ikut, nggak, Gi?"

"Gue sih nggak ngelarang."

"Oke, kita tahun baruan di Oxford," Hendra melanjutkan dengan ringan.

Mereka sedang duduk bersama di sebuah cafe di bandara, menunggu waktu keberangkatan tiba. 

Sekitar lima belas menit sebelum waktu boarding mereka masuk ke gate yang telah ditentukan, dan berangkat ke Medan.

******************************************

Setelah makan siang bersama di Nirwana Medan, Rere, tiga teman-temannya dan Helen akan melakukan treatment di spa hotel tersebut. 

Gio sendiri akan menghadiri kuliah tambahan lewat zoom, setelah itu bimbingan skripsi.

Kenapa dia "sampai segitunya," dua hari sebelum pernikahannya sendiri?

Karena Gio ingin segera menyusul Rere ke Oxford. Semua urusan perkuliahannya harus selesai di akhir Oktober. Dia hanya mau berpisah sebulan dengan Rere. Lebih dari itu, dia takut dia yang akan meninggalkan kuliahnya di Jakarta.

Bertemu lagi dengan Rere dan semua teman-teman mereka untuk makan malam, Gio merasa agak pusing duduk di sebelah gadisnya. Masalahnya, Rere yang baru saja selesai full body treatment, tercium sangat wangi, dan Gio jadi ingat mereka sudah dua minggu tak saling menyentuh.

Never Say NeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang