43. The Family Dinner

1K 106 2
                                    

"Ah, jadi ini yang namanya Rebecca," sapa Papi begitu Rere, Gio dan Helen muncul di ruang makan. 

Gio agak kaget melihat ada Jeremy di situ. Mami mengundangnya ikut makan malam. 

Awalnya mami was-was Helen dan Jeremy berpacaran. Pasalnya, Mami tahu Jeremy dan Gio sama playernya. 

Tapi setelah seminggu lewat dan melihat Jeremy mengantar-jemput Helen setiap hari, Mami melunak.

Gio saja yang masih galak. 

Papi agak beda. Papi aliran wait and see. Dia tahu Jeremy juga tidak beres soal perempuan. Sama halnya dengan anak laki-lakinya sendiri. 

Tapi ada satu hal yang beda dengan Jeremy kepada Helen. Sejak SD, setiap Helen operasi, dan itu selalu di London, Jeremy ikut menunggui operasinya.

Aji adalah kesayangan Mama Jeremy. Setiap Aji ingin ke London, sang Mama menahannya. Tapi Jeremy dibiarkan pergi. 

Dan Jeremy selalu ikut. Memang dia hanya datang ketika operasi saja, ikut menunggu dan mendoakan Helen di depan ruang operasi beserta keluarga Ranggatama. Setelah Helen siuman, Jeremy akan pulang ke Jakarta bersama Gio, karena mereka harus melanjutkan sekolah. Papi biasanya menunggui sampai Helen keluar dari ICU, lalu kembali ke Jakarta untuk bekerja.

Hanya Mami yang bisa menemani Helen sampai dia dibolehkan pulang oleh RS.

Setiap Helen operasi, Gio dan Mami menangis. Bahkan sampai mereka SMA, Gio masih menangis setiap Helen operasi. 

Di antara derai air mata dan doa semoga Helen pulih dari operasinya, selalu ada Jeremy di sebelah Gio. 

Ketika keduanya marah pada Tuhan dan pada hidup, lalu bermain perempuan, papi paham kalau mereka hanya mencari pelampiasan.

Papi sudah menasehati mereka. Hanya sekali. Karena berat bagi Papi untuk menasehati mereka soal itu. Rasanya terlalu menyakitkan.

"Stop main perempuan," kata Papi di awal semester satu. "You two are breaking my heart."

"Maaf Papi."

"Maaf, Om."

Keduanya meminta maaf saat itu, tapi diulangi lagi dan lagi. Dan Papi sudah tak mau berkomentar lagi. Papi tak sanggup. 

Kalau hanya tentang cinta, tentang fakta bahwa Jeremy mencintai Helen, papi sudah tahu sejak dulu. Sayangnya, hubungan keduanya menjadi rusak. 

Lalu Gio bertemu dengan Rere, dan menemukan jalan untuk kembali menjadi Gio yang baik.

Mungkin jalan Jeremy untuk kembali ke sosok Jeremy yang baik adalah lewat Helen, putrinya sendiri. 

Papi tahu persahabatan Gio dan Jeremy sedang tak baik-baik saja. Papi mengerti alasan Gio. Tapi dia sendiri memutuskan untuk tak berkomentar. Kalau Jeremy menyakiti Helen, baru Papi akan mengusirnya dari hidup putrinya. 

"Mami yang ngundang Jeremy. Kan ini pertama kalinya mantu mami makan di sini. Nggak usah mendelik gitu kamu, ah. Kayak mau nyantet orang."

Gio diam saja sambil cemberut.

"Rere, ini Mami udah beli sate Padang, lho! Katanya kan pengen?"

"Eh, iya Tante, makasih banyak."

"Helen cicipin satu aja ya. Kamu nggak bisa makan ini, pasti ada banyak MSGnya."

"Oh, Helen nggak bisa ya, Tante?"

"Kok manggilnya Tante sih? Mami! Kan bentar lagi anak cewek Mami jadi dua, hehehe. Enak, nggak pake melahirkan. Iya, Helen nggak bisa MSG. Kalo sedikit nggak apa-apa. Kalo banyak sakit dia. Ayo, ayo, kita ngobrol sambil makan aja. Gio ambilin makannya Rere."

Never Say NeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang