12. Three Billion Investment

2.3K 155 3
                                    

Author's Note:

Kalo nggak bisa baca mature story emang sebaiknya nggak baca cerita ini, sih.

Chapter ini spicy 🔞 ya. Di KK.

Di KK 2700 kata, di WP 2200. Jadi spicy scenenya nggak banyak ya. Nggak perlu beli di KK kalo merasa nggak perlu. Karena emang bedanya cuma 500 kata kok.

On the other hand, membeli di KK berarti udah paham ya bedanya berapa kata.

Btw.

Gio maksa. Pokoknya Rere harus mau sama dia. Jadi dia manipulasi.

Red flag memang, tapi ya namanya juga fiksi.

Kalian jangan mau dimanipulasi cowok, ya.

**********************************

Kesal dengan Gio yang melarangnya satu kelompok dengan Maxwell, Rere memblok Gio di whatsapp, dan mendiamkannya di Instagram serta X. 

Karena kesal, Gio mau saja diajak Hendra dan Jeremy ke bar malam harinya. Bukan bar biasa. Bar itu menyuguhkan tarian poledancing sebagai hiburan. 

Biasanya, Gio akan menonton mereka dengan bersemangat. Bukan sekali dua kali, dia berakhir membawa poledancer itu ke hotel. 

Namun malam itu, saat poledancing sedang berlangsung seru-serunya, Gio malah main game di hpnya, sambil minum coca cola dan ngemil french fries with chicken nuggets. 

Hendra sampai bingung. Apa Gio sedang sakit?

Tapi Jeremy sepertinya paham. Gio's playing days are over, hanya Gio belum menyadari itu. 

"Lo kalo males ngebar bilang lah, Bro. Kita juga nggak maksa. Mendingan lo diem aja di apartemen, main game."

Gio yang diajak bicara, menjawab sambil memasukkan chicken nuggetnya ke mulutnya. "Bosen gue di apartemen."

"Ya kalo bosen pilih satulah cewek di antrian whatsapp lo. Kan banyak yang pengen nemenin lo."

"Gue yang lagi males. Lagi nggak minat."

"Nggak minat kenapa sih? Kok tumben?"

"Lagi males aja gue. Males. Ribet."

"Oh. Kalo Rebecca nggak ngeribetin, ya, Gi?"

Gio berhenti makan dan untuk pertama kalinya, menatap mata Jeremy. 

"Rebecca juga for fun kok, Jer."

"Yakin? Lo udah nggak ngomong sama cewek lain dengan flirty dua minggu, gue lihat-lihat. Sejak lo deket sama si Campus Queen."

"Biasa aja. Gue lagi males aja ngasih harapan sama cewek-cewek. Jadi clingy mereka, males."

"Oh, biasa aja. Kalo Rebecca buat gue, boleh nggak?"

Wajah Gio langsung berubah keras, dan matanya jadi penuh benci.

Jeremy tergelak. 

"Gio otw jadi cowok setia, hahahah! Anjir, ngakak gue, sumpah!"

"Apaan sih, lo, bangsat!"

"Lo kalo main sama satu cewek aja nggak salah, kok, Gi. Artinya you're growing up, udah itu aja. Hidup nggak selamanya playing games, kan? Lo punya bapak lo yang harus lo dengerin. Lo punya perusahaan lo yang harus lo urus ke depannya. Nggak mungkin lo terus-terusan cobain cewek bening. Cuma ya, punya pacar itu dikenalin lah, sama kita-kita."

Selesai berkata seperti itu, Jeremy bangkit menyapa dua poledancers yang baru saja selesai berdansa. Untuk menanyakan nama mereka, nomor hp, dan mau diajak ke hotel mana. 

Never Say NeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang