23. If Tomorrow Never Comes

1.6K 145 24
                                    

Author's Note:

Bakal lebih nyambung kalo baca Helen's Story. Tapi nggak juga gpp.

**********************************

Tak terasa, Ujian Akhir Semester berlalu dengan seluruh kesibukannya.

Setelah ujian, Helen mengajak horse-riding race, dan Gio beserta teman-temannya setuju untuk ikut.

"Khas olahraga orang kaya banget, ya," komentar Rere.

"Masa sih? Kayaknya biasa aja."

Rere hanya tertawa mendengarnya.

Tempat horse-riding nya di Bogor, jadi dia berangkat dengan Gio dan Helen ke sana pagi-pagi pada suatu hari Minggu.

Arena balapan kuda itu membentang indah. Rere juga diajak melihat kuda Rere dan Gio yang dibawa khusus dari rumah mereka di Pondok Indah untuk acara ini.

"Yang ini kudaku, Michael," Gio menepuk-nepuk leher seekor kuda berwarna hitam dengan bulu mengkilat.

"Kalau ini Michelle, kudanya Helen."

Tanpa ragu, Helen sudah memeluk Michelle, seekor kuda cantik berwarna putih.

"Hello, my darling!" kata Helen pada Michelle.

Di sana juga ada Jeremy, Reinhart, Chandra, Hendra, Aji dan Maxwell. Semua kecuali Maxwell sudah terbiasa berolahraga horse-riding sejak kecil. Maxwell baru mulai belajar ketika pertama masuk ke circle mereka. Tapi dia menganggap olahraga ini menyenangkan dan seru juga, jadi tak keberatan mempelajarinya.

Memandang Gio, Helen dan teman-teman mereka berkuda di area khusus balapan kuda itu, Rere sedikit merasa insecure. Sungguh, dia dan Gio berasal dari latar belakang ekonomi yang berbeda.

Ayah Rere hanya seorang pemilik toko serba ada yang cukup besar di Medan. Memang toko mereka laku, tapi hanya ada satu. Jauh sekali bila dibandingkan dengan kekayaan Ranggatama yang mencakup begitu banyak hal dan daerah di Indonesia.

Yakin, Gi, kita bisa jadi suami-istri?

Rere tak berniat main-main dengan pernikahan. Kalau dia jadi menikah dengan Gio, itu untuk selamanya. Dia tak berekspektasi apa-apa dari Gio. Kesetiaan pun tidak.

Tapi bagaimana kalau dia yang tidak cocok jadi pendamping Gio?

Akhir-akhir ini, Rere sering google artikel di internet tentang keluarga Hardian Ranggatama, atau Papanya Gio.

Nenek Gio adalah penulis skenarion film yang terkenal pada masanya. Dia memenangkan berbagai penghargaan di kancah nasional dan international. Bahkan pernah menang piala Cannes Film Festival untuk Best Foreign Scriptwriting for a Movie.

Orang yang dipanggil Gio "Oma" ini adalah pemilik TK-SMA Krisan dan Chrysanthemum University, tempat Rere belajar kini.

Ayah Gio, Hardian Ranggatama, adalah CEO Ranggatama Corporation, yang memiliki berbagai bisnis. Mereka punya banyak hotel bintang lima, resort dan apartemen. Ada juga mall dan berbagai real estate. Selain itu mereka juga punya banyak sekali restoran dan cafe, juga rumah sakit. Ada juga perusahaan entertainment yang memproduksi film dan sinetron, juga merk kebutuhan sehari-sehari yang bernama Jasmine. Jasmine memproduksi sabun mandi, pasta gigi, lotion, parfum, dan masih banyak lagi.

Kekayaan keluarga Ranggatama adalah top 3 di Indonesia, kalau bukan yang nomor satu.

Gia Ranggatama atau ibunya Gio, punya bisnis restoran Korea, fashion, salon kecantikan, dan perusahaan promotor konser yang sering mendatangkan artis dan penyanyi dari luar negeri untuk mengadakan event di Indonesia. Mamanya Gio juga sangat passionate di bidang kemanusiaan.

Never Say NeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang