Sewaktu Siang-Koan Kie hendak membuka mulut lagi orang itu terus goyang-goyangkan kepala memberi tanda supaya ia jangan berbicara terus, lalu ia berkata,
"Lukamu barangkali akan mulai, meski aku mempunyai kepandaian menotok jalan darahmu tetapi aku tidak berdaya mencegah lukamu yang hendak mulai bekerja itu."
Dalam hati Siang-Koan Kie bertanya-tanya apakah reaksi luka dalam badanku ini, adalah sedemikian hebat seperti apa yang ia katakan....?
Sebelum lenyap pikirannya itu, benar saja darah dalam badannya dirasakan bergolak, sehingga terkejutlah ia.
Tetapi darah yang bergolak itu, agaknya tertahan oleh sesuatu barang yang kuat sehingga tak dapat menerobos keluar dan menimbulkan perasaan yang tidak enak dalam dirinya....
Ia mulai merasakan penderitaan siksaan dalam badannya, dalam tubuhnya itu seperti ada gelombang yang menggolak, sehingga menimbulkan rasa muak dan beberapa kali ingin muntah, sakit diotaknya lebih hebat, kepalanya dirasakan seperti akan pecah. Saat itu ia baru tahu bahwa yang dikatakan oleh orang itu, bahwa benarlah penderitaan semacam itu bukan setiap orang yang sanggup menahan.
Orang tua itu dengan seksama mengawasi perobahan muka Siang-Koan Kie, saat itu ia sudah menyaksikan dahinya yang penuh peluh, sehingga ia mengetahui bahwa lukanya sedang mulai, lalu berkata sambil menganggukkan kepala, "Anak, siksaan semacam in benar-benar tidak enak, lekas dengar nasihatku, pejamkan matamu, hilangkan semua pikiran yang bukan-bukan dalam hatimu, mungkin ada gunanya, jikalau kau menuruti kehendak hatimu dan mencoba melawan dengan kekerasan jangan kata cuma kepandaianmu seperti sekarang ini, sekalipun lebih tinggi kepandaianmu juga tidak mampu menahan.... '
Siang-Koan Kie tahu bahwa ucapan orang itu tidaklah bohong, maka ia segera menurut dan benar saja perasaan sakit itu perlahan-lahan mulai berkurang.
Orang tua itu melihat Siang-Koan Kie berbuat seperti apa yang dikatakan, mukanya menunjukkan perasaan girang, ia berkata, "Orang muda yang penting adalah mau mendengarkan nasihat orang tua, apakah sakarang merasa agak enak?"
"Enak sedikit, terima kasih...."
"Aku juga tidak menghendaki terima kasihmu, sekarang meski kau merasa sedikit enak, tetapi luka itu untuk selanjutnya setiap hari tiga jam sekali pasti akan tambah, dan setiap
kalinya lebih hebat dari yang sudah-sudah. Semua ini adalah kesalahan sendiri, karena kau tidak mau mendengar permintaanku, sebaliknya ingin berlagak sebagai orang gagah. Meskipun aku dapat melakukan tetapi tidak dapat menyembuhkan luka itu, ah sekarang aku menyaksikan penderitaanmu itu, benar-benar aku merasa menyesal...."Dalam hati Siang-Koan Kie meskipun tergerak oleh perkataan orang tua itu, tetapi ia tidak sudi membuka mulut untuk meminta maaf, namun demikian ia juga tidak dapat merobah perkataan orang tua itu tadi bahwa setiap empat jam ia harus menerima penderitaan semacam itu. Diam2 ia berpikir jika luka itu benar seperti apa yang dikatakannya, siksaan ini rupanya tidak sanggup aku tahan lebih lama, rasanya lebih baik aku mati saja....
Karena berpikir bahwa kematian dapat melenyapkan segala penderitaan, hatinya merasa agak tenang, ia lalu berkata sambil tertawa hambar, "Locianpwee juga tidak perlu merasa menyesal, soal mati hidup sudah tidak kupikirkan lagi, ketika aku menolak permintaanmu
tadi, sudah memikirkan akibatnya yang tidak dapat dimengerti oleh Locianpwee...."Ia berhenti sejenak, dibibirnya terbayang senyuman pahit, lalu berkata pula,
"Boanpwee merasa terima kasih terhadap pelajaranmu untuk menahan penderitaan ini, ingin kudengan sejujurnya untuk menyatakan sedikit gembira kepada Locianpwee, dengan badan cacat Locianpwee semacam ini, susah pergi sendiri untuk mencari musuhmu, sehingga Locianpwee perlu mewariskan ilmu kepandaianmu kepada orang supaya dapat menuntutkan balas untukmu, dalam hal ini sebetulnya tidaklah susah, menurut apa yang Boanpwee tahu, orang-orang dalam rimba persilatan kebanyakan tergila-gila dan tertarik oleh suatu kepandaian ilmu silat yang luar biasa. Locianpwee boleh menunggu lagi dengan sabar dalam waktu setengah atau setahun, dengan menggunakan irama serulingmu yang mengiurkan, daya penarik semacam ini tidaklah susah untuk menarik perhatian orang-orang rimba persilatan, orang bodoh semacam Boanpwee ini, dalam dunia ini, jumlahnya barangkali sedikit sekali, asal Locianpwee suka menurunkan pelajaran yang luar biasa ini, jangan kata menyuruhnya untuk membunuh duapuluh delapan orang itu, sekalipun lebih banyak lagi jumlahnya, mereka juga tidak akan menolaknya...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Irama Suling Menggemparkan Rimba Persilatan
General FictionPartai Pengemis (Kay Pang) saat ini menjadi kekuatan yang paling besar dan sangat disegani dunia persilatan bahkan melebihi kekuatan 9 partai besar, ini semua karena jasa seorang Sastrawan Tua yang merupakan penasihat sekaligus orang kedua sesudah P...