Bab 31

2.8K 41 3
                                    

KEDUA ORANG yang hendak bertempur itu dengan serentak menoleh ke arah datangnya suara itu, jelas bahwa perobahan yang mendadak itu, telah mengurangi rasa permusuhan kedua pihak.

Koan Sam Seng lalu berkata, "Apabila saudara Ong tidak keberatan, bagaimana kalau pertandingan kita undurkan sampai lain waktu? Mari kita pergi melihat dulu ke sana apa sebenarnya yang telah terjadi."

Ong Khian yang juga ingin tahu urusan apa itu, maka segera menyetujui usul Koan Sam Seng itu.

Keduanya lalu bergerak menuju ke asalnya tadi.

Ketika dua orang itu tiba di tempat di mana orang banyak tadi berkumpul, orang-orang itu ternyata sudah tidak ada semuanya, di situ hanya terdapat empat sosok bangkai manusia.

Koan Sam Seng lompat melesat ke atas sebuah pohon besar, dari atas pohon itu ia memandang keadaan sekitarnya, tetapi orang banyak itu sudah tidak tampak bayangannya entah ke mana perginya.

Sebaliknya dengan Ong Khian ia berjongkok memeriksa keadaan empat bangkai itu, agaknya hendak mencari sebab2 kematiannya dari bekas luka2 bangkai itu, tetapi ia memeriksa beberapa lama, ternyata tidak dapat menemukan apa2, hingga dalam hati merasa heran.

Koan Sam Seng yang ingin juga bertanya tetapi masih belum dapat kesempatan, ketika menampak Ong Khian terheran-heran ia segera bertanya, "Apakah saudara Ong telah menemukan tanda-tanda yang mencurigakan?"

"Tidak, apakah saudara Koan dapat melihat kemana perginya orang-orang itu?"

"Tidak."

"Empat orang ini badannya tidak terdapat luka apa-apa, tidak terdapat tanda tertotok jalan darahnya, kematiannya ini mungkin disebabkan bekerjanya racun dalam tubuhnya."

"Mati karena racun, bukankah kita semua juga sudah kena racun? Mengapa tidak terdapat tanda atau perasaan apa-apa."

"Kematiannya empat orang ini sekarang masih susah dipastikan, lebih dulu kita harus berusaha mencari Tiat Bok Taysu dan rombongan orang banyak itu, untuk mencari keterangannya...."

Bicara sampai di situ, tiba-tiba bungkam, matanya ditujukan kepada salah seorang dari empat bangkai itu, kemudian menghunus senjatanya digunakan untuk membalikan badan bangkai itu.

Sebagai seorang Kang-ouw ulung, ia takut badan bangkai itu mengandung racun sangat berbisa, maka tidak mau menyentuh dengan tangannya.

Koan Sam Seng yang menyaksikan perbuatan orang she Ong itu, sudah tahu bahwa orang itu telah menemukan sesuatu, hingga matanya ditujukan kepaka bangkai itu dengan tidak berkata apa-apa.

Ong Khian memperdengarkan suara helahan napas perlahan, kemudian berkata, "Apakah saudara Koan kenal dengan orang ini?"

"Tidak," menjawab Koan Sam Seng sambil menggelengkan kepala.

"Orang ini adalah salah satu daripada tiga pembunuh yang membinasakan empat murid golonganmu itu, jikalau saudara Koan tidak percaya, boleh memeriksa badannya."

Koan Sam Seng memandang Ong Khian sejenak, tidak berkata apa-apa.

Ong Khian tahu bahwa orang she Koan itu timbul rasa curiganya, maka ia menggunakan senjataaya untuk memukul-mukul badan bangkai itu, kemudian mengulur tangannya, dan dari dalam sakunya bangkai itu mengeluarkan enam buah mutiara, ia lalu tersenyum dan berkata,

"Apabila enam butir Mutiara ini ia simpan di lain tempat, hari ini orang2 golongan kalian pasti menambah kesalah pahaman terhadap siaotee."

Tetapi dalam hati Koan Sam Sang berpikir, "Sekalipun semua mutiara itu diketemukan, juga tidak dapat dibuktikan kalau kau tidak terlibat dalam peristiwa itu."

Irama Suling Menggemparkan Rimba PersilatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang