Dengan belati pusakanya Siang-koan Kie menyampok jatuh senjata gelap yang menyerang mukanya. Karena badannya memakai baju pusaka, ia tidak menghiraukan senjata gelap yang menyerang badannya.
Orang yang melakukan serangan dari dalam lobang itu agaknya sudah kehabisan akal, ia berkata sambil tertawa dingin: "Senjata rahasiaku ini bukan saja ada racunnya yang sangat berbisa, tetapi, juga khusus untuk memecahkan kekuatan tenaga dalam. Kalau kau hanya mengandalkan kepandaian ilmu silat saja, sekalipun kau sanggup menahan, tetapi juga tidak dapat bertahan sampai setengah jam...."
Dalam hati Siang-koan Kie merasa geli, tetapi mulutnya berkata: "Beberapa buah senjata rahasia saja, apa artinya? Tuhan menghendaki kita cinta kasih sesama manusia. Aku tidak ingin bertindak keterlaluan terhadap kalian, tetapi kalau kau tidak mau meletakkan senjatamu, jangan sesalkan perbuatanku, karena senjataku golok emas mengejutkan sukma ini tidak mengenal kasihan."
Dari tempat gelap itu mendadak terdengar suara teriakan kaget: "Golok emas mengejutkan sukma?. Bukankah itu salah satu dari tiga pusaka rimba persilatan?...."
Lain suara menyambung: "Kau mempunyai golok emas mengejutkan sukma, badanmu tentu mengenakan baju rompi ulat sutra dari langit: Pantas kau tidak takut senjata rahasia."
Siang-koan Kie diam2 berpikir: "Orang yang sembunyi ditempat gelap ini ternnyata mengenal betul dengan tiga pusaka rimba persilatan, kalau begitu bukan orang sembarangan."
"Kalau kau sudah tahu tiga benda pusaka itu, apakah masih ingin mencoba lagi?"
Dari tempat gelap itu tiba2 terdengar suara elahan napas, kemudian berkata: "Kau ada membawa dua benda pusaka itu, sudah tentu bukan orang sembarangan, bolehkah kau memberitahukan namamu yang terhormat?"
"Aku Siang-koan Kie, pendatang baru didunia Kang-ouw." jawabnya sederhana.
Lama sekali tidak mendengar jawaban, mungkin orang itu belum pernah mendengar nama itu.
Siang-koan Kie sudah tidak sabar, selagi hendak menanya, tiba2 terdengar suara perlahan: "Toheng, dalam rimba persilatan, tidak ada perbedaan tua atau muda, siapa yang kuat, dialah yang dianggap gagah. Umpama Toheng sendiri dan pinceng, sedikit banyak toh merupakan orang2 yang ada nama dalam rimba persilatan, tetapi kita toh dikurung oleh Kun-liong Ong sehingga beberapa puluh tahun ditempat ini."
Seorang lagi menjawab: "Perkataan Toheng memang benar. Sahabat ini bisa mempunyai tiga benda pusaka rimba persilatan, sudah tentu bukan orang sembarangan."
Siang-koan Kie mendengarkan pembicaraan dua orang itu, setelah pembicaraan itu berhenti.
Tiba2 terdengar suara menggeleger, kemudian disusul oleh percikan api seperti beradunya dua batu besar.Dari percikan sinar itu, Siang-koan Kie dapat melihat dua orang tua berambut panjang duduk di bawah dinding.
Terdengar suara datar menanya: "Saudara Siang-koan, pernahkah kau melihat pinceng?"
Siang-koan Kie berpikir: "orang tua itu menyebutkan dirinya 'pinceng', sudah tentu ada satu paderi.
Maka ia lalu menyahut dengan suara nyaring: "Bagaimana sebutan taysu yang mulia."
"Pinceng Thian-bok, dari gereja Siao-lim-sie di gunung Siong-san."
"Ada seorang taysu bergelar Tiat-bok, apakah taysu kenal dengannya?"
"Itu adalah sutee pinceng. Apakah siecu kenal dengannya?"
"Pernah bertemu beberapa kali, boanpwee kagum sekali terhadap kepandaian ilmu silatnya."
"Totiang yang ber-sama2 pinceng terkurung dalam satu kamar ini adalah sesepuh partay Kun-lun-pay, Ceng-leng Totiang."
"Jiwie locianpwee, maafkanlah kesalahan boanpwee tadi, karena boanpwee tidak tahu kalau jiwie locianpwee."
KAMU SEDANG MEMBACA
Irama Suling Menggemparkan Rimba Persilatan
General FictionPartai Pengemis (Kay Pang) saat ini menjadi kekuatan yang paling besar dan sangat disegani dunia persilatan bahkan melebihi kekuatan 9 partai besar, ini semua karena jasa seorang Sastrawan Tua yang merupakan penasihat sekaligus orang kedua sesudah P...