Bab 14

3.1K 53 0
                                    

KULIT tempat golok itu melekat erat di pinggang mayat laki2 itu, kecuali dipotong dengan pisau tajam harus ditarik secara paksa, tetapi dengan demikian tentu akan merusak tulang mayat itu.

Ia memeriksa sejenak, perlahan-lahan meletakkan mayat itu di tanah lagi, ia jongkok didekat mayat perempuan, selagi hendak membukakan baju bagian atasnya, tiba-tiba berpikir, "Meskipun hanya satu rangka mayat saja, tetapi biar bagaimana antara laki2 dan perempuan ada perbedaanya bagaimana aku boleh membuka pakaiannya?"

Tetapi apabila ia melepaskan niatnya, tidak akan melakukan penyelidikkan, hatinya merasa penasaran sehingga sesaat lamanya hatinya bimbang.

Di dalam kamar ia dengar suara cecuitan dari dua ekor orang hutan itu yang agaknya sedang bertarung sengit sekali.

Beberapa saat lamanya Siang-koan Kie berdiam, ia tetah mengambil keputusan tidak akan memeriksa mayat perempuan itu, selagi hendak meninggalkan mayat itu, matanya telah dapat melihat badan mayat perempuan itu ada sebuah bungkusan yang menonjol tinggi pada badannya.

Penemuan ini sangat merarik perhatian Siang-koan Kie, meski ia tadi sudah berkeputusan tidak akan memeriksa mayat perempuan itu, tetapi perasaan ingin tahu menggoda pikirannya, sehingga hatinya menjadi bimbang lagi.

Lama ia berputar dengan pikiran sendiri, beberapa kali hendak meraba badan mayat perempuan itu tapi setiap menyentuh badan mayat itu, ia menarik kembali tangannya.

Akhirnya ia mendapat satu pikiran, ia hendak mengambil bungkusan di badan mayat itu sambil melengoskan kepala, setelah diperiksanya akan dikembalikan lagi.

Ia segera melakukan perbuatannya itu dan berhasil mengambil bungkusan yang ternyata merupakan satu kantong yang terbuat dari benang sutera mas.

Kantong itu tidak cukup satu kaki lebarnya, di dalamnya terisi barang yang menonjol, entah barang apa.

Ia membulak balik kantong itu tetapi tidak terdapat di mana letak alat untuk membukanya, ia merasa heran, karena kantong yang tak ada bagian mulutnya, dengan cara bagaimana memasukkan barang ke dalamnya.

Ia hanya dapat meraba2 dari luar, benda2 dalam kantong itu ada yang keras dan juga ada yang lunak, benda2 itu agaknya tak sedikit jumlahnya.

Ia membuat main kantong yang sangat menarik itu, tetapi ia tidak berdaya untuk membukanya, karena bentuk kantong yang sangat indah itu ia sangat sayang merusaknya.

Akhirnya ia hendak membuat sedikit lubang pada kantong itu, ia coba mengorek dengan jari tangannya, tetapi kantong itu kuat sekali, ia tidak berhasil melubanginya.

Ia mencoba beberapa kali, tetapi usahanya itu selalu gagal, kantong itu sedikitpun tak
terdapat tanda2 rusak ataupun cacat.

Sebagai seorang jujur, sekalipun hatinya merasa tertarik oleh benda itu, tetapi ia tak tega hati merusak barang yang indah itu, maka akhirnya ia hanya bisa menghela napas mengawasi kantong itu, kemudian meletakkan lagi kesamping mayat perempuan itu.

Warna mas kantong kecil itu ternyata serupa benar dengan warna pakaian yang dipakai oleh mayat perempuan itu.

Pikiran lain terlintas dalam pikiran Siang-koan Kie, ia agak heran bahan pakaian yang demikian ulet, bagaimana dapat ditembusi oleh golok mas itu?

Tertarik oleh pikiran itu, ia lalu memungut lagi golok mas yang terletak di tanah itu.

Kini ia memeriksanya dengan seksama, di bagian gagang golok itu ternyata terdapat ukiran huruf kecil yang berbunyi, "Golok mas ini dapat menembusi apapun juga."

Huruf itu sedemikian kecil kalau tidak hati-hati tidak mudah dilihatnya.

Kini Siang-koan Kie mencoba golok mas itu, ia tekan bagian ujungnya ke atas batu yang keras, ternyata sedemikian mudah ujung golok itu masuk ke dalam batu yang keras, bagaikan memotong tahu.

Irama Suling Menggemparkan Rimba PersilatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang