Bab 92

1.9K 33 0
                                    

NIE SOAT KIAO menengadah memandang rembulan dilangit, menarik napas pandjang, kemudian berkata pula:

"Kau bukan orang dari golongan pengemis, djuga bukan anak buah Kun-liong Ong, perlu apa turut tjampur urusan ini, sebaiknja hidup diatas gunung bersama-sama kita, menuntut penghidupan tenang tenteram."

"Kedatanganmu sudah terlambat." Berkata Siang-koan Kie sambil menghela napas.

"Bagaimana terlambat?"

"Teng Soan, jang dipandang sebagai tiang dan pahlawan golongan pengemis sudah meninggal dunia....."

"Teng Soan sudah meninggal dunia, ada hubungan apa denganmu?"

"Disaat ia akan menutup mata, ia telah meminta padaku supaja aku membantu golongan pengemis melawan kekuatan Kun-liong Ong."

"Apa kau telah terima baik akan permintaannja?"

"Sudah tentu telah kuterima, atas kebaikan kalian berdua, terpaksa aku tidak dapat memenuhi."

"Orang jang paling ditakuti oleh Kun-liong Ong djustru Teng Soan, dan kini Teng Soan sudah meninggal, dalam dunia ini barangkali sudah tidak ada orang lain lagi jang mampu menundukkan Kun-liong Ong."

"Ada sih ada, tetapi, barangkali orang itu tidak mau melepaskan penghidupannja jang tenang, untuk mentjeburkan diri lagi kedalam dunia Kang-ouw."

"Siapa orangnja jang kau maksudkan itu?"

"Orang itu adalah kau sendiri."

Nie Suat Kiao tersenjum kemudian berkata: "Aku mempunjai kepandaian apa, sampai mendapat penghargaan begitu tinggi?"

"Ketjuali kau, didalam dunia ini susah ditjari orang jang sanggup melawan Kun-liong Ong."

"Perlu apa kau bersenda gurau demikian rupa padaku?"

"Utjapan ini dengan se-djudjur2nja aku tidak bersenda gurau denganmu."

"Hemmm! aku tahu, pasti adalah Teng Soan itu jang mengotjeh tidak karuan, sehingga perlu me-rembet2 diriku."

"Dimasa hidupnja ia sebagai seorang jang bidjaksana, diwaktu mati ia akan mendjadi pahlawan, kepintarannja dan ketjerdikkannja, djarang ada didunia Kang Ouw, kita seharusnja menghargainja sebagai seorang pahlawan kebenaran."

"Pahlawan kebenaran, Ja, Pahlawan kebenaran. Ada lantaran apa hubunganmu pribadi dengan Teng Soan maka kau berdiam digolongan pengemis?"

"Dia tidak memaksaku untuk tinggal digolongan pengemis, sekalipun sekarang ini aku berada digolongan pengemis, itu djuga atas dasar kerelaanku sendiri."

"Kau, tidak mau menuntut penghidupan jang tenang dan tentram perlu apa mentjeburkan diri dalam kekeruhan dunia Kang-ouw ini?'

"Djikalau setiap orang semua berpikir seperti kau bukankah rimba persilatan ini se-olah2 kita berikan kepada Kun-liong Ong sehingga ia meradjalela dan berlaku se-wenang2....."

"Orang jang terlibat dalam kantjah pertikaian dan berebut nama dan harta, itu adalah karena ambisinja jang terlalu besar, kau jang tidak ingin berebut nama dan kekajaan untuk apa kau berbuat bagi kepentingannja orang lain?"

"Umpama Teng toako jang hanja merupakan seorang peladjar jang lemah, sedikitpun belum pernah beladjar ilmu silat, ia berdiam dalam tempat pengasingan dirinja dan menuntut penghidupan diatas gunung jang tinggi, setiap hari pekerdjaannja hanja bertekun membatja atau pesiar dengan binatang-binatang hutan, djauh sekali pikirannja untuk mentjampuri urusan dunia Kang-ouw, tetapi mengapa Kun-liong Ong masih tidak mau melepaskannja..... Apalagi kau dimatanja Kun-liong Ong sudah dipandang sebagai penghianat, satu hari apabila Kun-liong Ong berhasil merebut kekuasaan rimba persilatan, sekalipun kau sembunji diudjung langit, ia barangkali djuga masih tetap akan mentjari sampai dapat."

Irama Suling Menggemparkan Rimba PersilatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang