Bab 64

2.1K 38 1
                                    

ORANG itu menjura memberi hormat dan berkata: "Ditilik dari sikap dan, dandanan sianseng, tentulah Auw-yang pangcu yang namanya sangat dihormati oleh sahabat2 rimba persilatan."

Orang itu meskipun sudah beberapa kali pernah bertemu muka dengan Auw-yang Thong, tetapi waktu itu terkena pengaruhnya obat, pikirannya tidak jernih, apalagi mukanya sudah berobah karena dipoles dengan obat berwarna, maka satu sama lain sudah tidak mengenali lagi.

"Aku yang rendah benar adalah Auw-yang Thong, dan tuan ini siapa?" berkata Auw-yang Thong.

"Aku yang rendah Siang-koan Kie......" menjawab orang itu sambil memberi hormat.

Tiba-tiba terdengar suara Hui Kong Leang dengan suaranya yang nyaring: "Anak perempuan ini bukankah Khuncu yang menyamar sebagai anak perempuan Pan lo-eng-hiong?"

"Benar, akan tetapi, ia sekarang sudah menjadi orang yang mengkhianati Kun-liong Ong...." menjawab Siang-koan Kie.

"Apakah ia telah mendapat bahaya yang kemudian telah saudara tolong?" bertanya Auw-yang Thong

"Urusan ini panjang sekali ceritanya, tetapi apabila tidak kuceritakan, barangkali akan menimbulkan kecurigaan tuan-tuan...."berkata Siang-koan Kie sambil menarik napas panjang, kemudian ia menceritakan semua apa yang telah terjadi.

"Ada seorang pemuda yang mukanya mirip dengan monyet, entah dimana adanya sekarang?" bertanya Tiat Bok Taysu.

"Dia adalah suteeku sendiri, namanya Wan Hauw."

"Ilmu meringankan tubuhnya, merupakan salah seorang yang sangat mahir dalam ilmu itu, yang lolap pernah jumpai."

"Taysu terlalu memuji, kepandaian orang2 angkatan muda yang belum berarti apa2 masih mengharap banyak bantuan dari tuan2 golongan tingkatan tua....."

Sementara itu mata Siang-koan Kie berputaran mengawasi keadaan disekitarnya.

Ciu Tay Cie merasa tidak senang, ia menegur dengan suara nyaring: "Apa yang kau lihat?"

"Apakah Teng sianseng penasehat dari golongan tuan2 tidak ada disini?"

"Ada keperluan apa, kau katakan saja kepadaku juga sama saja," berkata Auw-yang Thong

"Nona ini terluka parah, sudah lama aku dengar ilmu tabib Sianseng, sangat terkenal dalam rimba persilatan, aku ingin minta pertolongannya untuk memeriksa nona ini, masih dapat ditolong atau tidak?"

Auw-yang Thong mengalihkan pandangan matanya kearah kereta kemudian berkata: "Dalam keadaan seperti sekarang ini, barangkali tidak begitu baik."

Pada saat itu tiba2 terdengar suara siulan, beberapa puluh orang berpakaian hitam menyerbu ke dalam barisan Pat-kwat-tin.

Orang berada paling depan adalah seorang tegap dan tinggi besar, tangannya membawa senjata ruyung perak, sikapnya gagah sekali.

Ciu Tay Cie dengan cepat mengambil sebatang ruyung besi dari dalam kereta Teng Soan, kemudian berkata kepada Auw-yang Thong: "Senjata orang itu sangat berat ia pasti mempunyai kekuatan tenaga sangat besar, bagaimana kalau hamba yang pergi menghadapinya?"

"Kau jangan berlaku gegabah, kau harus jaga jangan sampai barisan hulu balang itu terjadi perobahan," berkata Auw-yang Thong sambil menganggukkan kepala.

Ciu Tay Cie menyahut baik, kemudian sambil menenteng senjatanya maju menyambuti musuh.
Siang-koan Kie mengawasi gadis baju putih itu yang memejamkan matanya, ia menghela napas panjang kemudian berkata: "Kita hendak pergi."

Auw-yang Thong terperanjat, dan berkata: "Saudara Siang-koan tunggu dulu."

"Ada urusan apa?" bertanya Siang-koau Kie sambil berpaling.

Irama Suling Menggemparkan Rimba PersilatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang