Bab 37

2.4K 36 1
                                    

MATANJA per-lahan2 menjapu wadjah tiap orang, sambungnja:

"Seperti ratjun jang berada di dalam tubuh saudara2, seharusnja merupakan ratjun jang paling susah di-djaga2.....siaotee telah mendengar penuturan dari saudara Koan, semua apa yang telah terdjadi agaknja hanja pada waktu saudara2 menuliskan nama dibuku kematian itu, merupakan kesempatan satu2nja bagi saudara2 immasukan ratjun itu, apabila benar demikian halnja, ratjun itu kalau bukan berada didalam paku kematian, tentunya berada diatas alat tulis, diwaktu saudara2 memegang alat tulis dan menuliskan namanja, tanpa disadari sudah kemasukan ratjun......"

"Penguraian Teng sian-seng memang tepat, lolap djuga merasakan kemasukan ratjun, tetapi karena keadaan sekarang ini sedemikian gawat, sehingga tidak mendapat kesempatan untuk menjembuhkan, terpaksa menunggu sampai lolap pulang ke Siao-liem-sie, barulah akan berusaha lagi," berkata Tiat Bok-taysu.

"Losiansu meskipun sangat repot, tetapi djuga tidak boleh membiarkan ratjun dalam tubuh bekerdja sesukanja, se-tidak2nja djuga harus makan sedikit obat pemunah ratjun, supaja bekerdjanya ratjun sedikit lemah." berkata Teng Soan.

"Apakah Teng Sian-seng mempunai obat pemunah ratjun?"

"Siaote hanya berdiam didalam rumah, dengan mempeladjari buku2 jang ditulis oleh orang2 dahulu, membuat sematjam obat pemunah ratjun, tetapi obat ini hanja tjotjok untuk sedjenis ratjun, apakah dapat digunakan bagi ratjun jang luar biasa atau tidak? Siaote masih belum berani memastikan."

Setelah itu ia mengeluarkan sebuah botol, dari dalam botol itu diambilnja beberapa butir obat pel. lalu dibagikan kepada orang2 itu seraja berkata:

"Obat pemunah bikinan siaote ini, meskipun belum tentu dapat menjembuhkan ratjun jang ada dalam tubuh saudara2, tetapi tidak djahatnya untuk dimakan, hal ini siaote berani djamin saudara boleh makan djangan chawatir apa-apa,"
Hai Kong Leang agaknja masih belum mau pertjaja sepenuhnja, ia tjium2 sebentar pel itu, dan menunggu sampai Koan Sam Seng, Ong Khian den lain2nja sudah menelan pel itu, barulah dimasukan kedalam mulutnja.

Sebaliknja dengan Tiat Bok taysu dan Kie Bok taysu dua padri itu makannja tanpa ragu2,

Teng Soan berkata:

"Diwaktu biasa setelah makan obat ini, harus ber-djalan2 sebentar supaja obatnja lekas bekerdja, tetapi karena saudara2 semua adalah orang2 jang mempunjai kepandaian tinggi, sudah tentu tidak memperlukan itu, asal mengaso dan mengatur pernapasan sebentar sudah tjukup."

Tiat Bok taysu tersenjum, ia jang lebih dulu memedjamkan matanja mengatur pernapanannja.

Perbuatan itu segera ditiru oleh jang lainnja, sebentar kemudian, mereka merasakan ada hawa panas yang mulai bergerak dibadan masing2.

Teng Soan menyimpan lagi botolnja, matanja mengawasi wadjah setiap orang tampak didahi setiap orang ada tanda merah dadu, segera mengetahui bahwa obatnja sudah mulai menundjukan hasilnya, dalam hatinya segera berpikir; 'Obat ini setelah bekerdja, dalam tubuh setiap orang akan timbul sematjam perasaan jang tidak enak, apabila aku tidak menerangkan lebih dahulu mungkin bisa menimbulkan kesalah pahaman. . . ."

Tetapi sebelum ia memberi keterangan, Tiat-bok Taysu sudah membuka matanja, dengan sinar mata aneh menatap wadjah Teng Soan.

Teng Soan lalu berkata sambil tersenjum: "Apakah tubuh losiansu merasa sedikit panas?"

"Benar." Djawabnja sambil menganggukkan kepala.

Teng Soan berkata dengan suara agak njaring.

"Tidak apa, obat pemunah itu sudah beradu dengan ratjun jang mengeram dalam tubuh taysu, dengan sendirinya menimbulkan perasaan tidak enak dalam tubuh. barangkali tidak lama lagi perasaan itu akan lenjap sendiri."

Irama Suling Menggemparkan Rimba PersilatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang