Bab 51

2.2K 34 3
                                    

DUA ORANG itu sudah bertempur kira2 puluhan jurus. Meski diluarnya masih belum diketahui siapa yang lebih unggul, tetapi itu berarti si Pangcu sudah terdesak. Dia bukan saja tidak berhasil menemukan ciri ilmu silat yang digunakan oleh orang itu, bahkan sudah disibukkan oleh serangan aneh-aneh yang dilancarkan oleh orang itu.

Selama hidupnya entah berapa banyak orang kuat yang sudah dihadapi oleh Auw-yang Thong tetapi belum pernah menghadapi musuh tangguh seperti hari ini. Ia merasa bahwa setiap serangan musuhnya seolah olah menggunakan bahyak tenaga dan pikirannya untuk menghadapinya. Ada kalanya karena terpaksa, ia harus menggunakan taktik keras lawan keras.

Tetapi orang berjubah hijau itu agaknya bermaksud hendak mempermainkan dirinya. Kalau dilihat melawan kekerasan, segera kembali serangannya. Sebaliknya menyerang dengan tangan yang lain selalu tidak memberi kesempatan baginya untuk beristirahat.

Pertempuran berlangsung limapuluh jurus lagi. Auw-yang Thong telah menemukan musuh tangguh yang belum pernah dihadapinya. Ia juga mengerti apabila pertempuran itu berlangsurg terus, baginya tidak ada kesempatan untuk merebut kemenangan.

Tetapi dia adalah seorang sangat cerdik. Tidak seperti Tiat Bok taysu yang jujur, ketika mengetahui musuhnya tidak dapat ditundukkan dengan kekuatan, segera merubah siasatnya. Ia menutup rapat dirinya dan tidak melakukan serangan terhadap musuhnya.

Nie Suat Kiao meskipun sudah tahu bahwa ayah angkatnya itu berkepandaian sangat tinggi tetapi selama itu belum pernah menyaksikan ayahnya berkelahi dengan orang. Maka hari ini ketika menyaksikan ayahnya, benar saja memang luar biasa. Apabila pertandingan dilangsungkan, tidak sampai seratus jurus, Auw-yang Thong pasti kalah.
Orang berjubah hijau itu, meskipun sudah membayangkan kemenangannya, tetapi Auw-yang Thong yang mempunyai kekuatan tenaga dalam yang sempurna, lagi pula sudah banyak pengalamannya menghadapi musuh kuat, meskipun menghadapi musuh seperti ia, namun gerak tipunya serangannya sedikitpun tidak kalut. Apalagi setelah merubah siasat, dirinya tertutup sangat rapat.

"Kau sudah tidak berdaya. kalau tidak mau menyerah, segera terluka dibawah tanganku." Berkata orang berjubah hijau itu dingin.

Tetapi Auw-yang Thong tidak menghiraukan ejekan orang itu, ia ganda dengan satu senyuman hambar.

Orang berjubah hijau itu lalu berkata kepada Nie Suat Kiao: "Selagi padri itu masih belum pulih kembali kekuatan tenaganya, kau bawa ia menyerang. Tidak perduli dengan cara apapun yang penting kau harus berhasil menjatuhkannya. Lekas bertindak."

Nie Suat Kiao terima baik perintah ayah angkatnya, sambil menggapaikan Siang-koan Kie, ia menyerbu Tiat Bok taysu.

Siang-koan Kie yang bergerak belakangan, tetapi serangannya sampai lebih dulu. Dengan satu gerak tipu mendaki gunung melangkah laut menyerang dada Tiat Bok taysu. Sedangkan Nie Suat Kiao yang menyerang dari samping, serangannya ditujukan kebagian iga kanan.

Tiat Bok taysu yang sedang mengatur pernapasan, ketika melihat serangan hebat kedua orang itu, terpaksa menghentikan usahanya dan menyambut serangan dua orang itu.

Siang-koan Kie masih tetap dengan serangannya yang ganas. Serangan itu seolah-olah gempuran barang berat. Gempuran dirasakan hebat sekali oleh Tiat Bok taysu.

Serangan dua orang itu, kekuatannya tidak dibawah orang berjubah hijau itu. Tiat Bok taysu yang belum pulih kembali kekuatannya, baru sepuluh jurus, sudah merasa berat.

Pada saat itu tiba2 terdengar suara seruling mengalun di udara.

Siang-koan Kie yang sedang menyerang hebat, ketika mendengar suara seruling itu, tiba-tiba terkejut dan menghentikan serangannya.

Nie Suat Kiao yang menyaksikan Tiat Bok taysu sudah akan jatuh, mendadak Siang-koan Kie menghentikan serangannya, maka ia segera perintahkan supaya ia menyerang lagi.

Irama Suling Menggemparkan Rimba PersilatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang