Bab 119 (TAMAT)

4.1K 66 12
                                    

DUA orang yang melindungi orang tua itu, merintangi Wan Hauw dengan menggunakan goloknya, tetapi disampok oleh tangan Wan Hauw yang kuat, dua orang itu lantas terpental jatuh.

Touw Thian Gouw juga bergerak, dengan pecutnya ia menotok orang tua itu. Seorang baju hitam, dengan goloknya menangkis pecut Touw Thian Gouw.

Nie Suat Kiao menghunus pedangnya, berkata kepada orang tua itu: "Pikiranmu meskipun tidak salah, tetapi barangkali sudah tidak ada kesempatan untuk melaksanakan cita2mu."

Pedangnya segera bergerak menikam seorang berbaju hitam yang melindungi si orang tua.

Orang tua itu menggunakan pedangnya untuk melindungi dadanya, memerintahkan orang2nya supaya membagi tiga kelompok, sedangkan tangan kirinya mengeluarkan selumpritan dan ditiupnya.

Nie Suat Kiao yang berhasil melukai seorang baju hitam menyerukan kepada Touw Thian Gouw dan Wan Hauw supaya menghabiskan lawan2nya sebelum bala bantuan tiba. Wan Hauw lantas mengamuk, dalam waktu sekejapan sudah merubuhkan dua orang.

Orang2 yang melindungi orang tua itu sebagian besar sudah terluka atau binasa, sisanya masih harus bertarung menghadapi Nie Suat Kiao, Wan Hauw dan Touw Thian Gouw. Namun demikian, orang tua itu masih tidak mau turun tangan, ia masih berdiri sebagai penonton dengan sikap tenang.

Pada saat itu, raja muda barat Touw Bouw mendadak muncul di depan si orang tua.

Nie Suat Kiao tahu bahwa orang she Touw itu sangat kejam, diantara empat raja, terhitung yang paling kuat, maka suruh Touw Thian Gouw melayani musuh yang agak jauh, sedang yang dekat akan dilayani sendiri dengan Wan Hauw.

Tidak lama kemudian, dari pihak musuh datang lagi seorang yang kepalanya botak, matanya tinggal satu.

Dibelakang orang kepala botak itu, ada tigapuluh lebih orang2 berpakaian hitam.

Rombongan orang2 itu begitu tiba, lantas mengambil sikap mengurung kepada Nie Suat Kiao bertiga.

Nie Suat Kiao lantas menegur: "Apakah Touw hauw-ya ingin mendapat kemenangan dengan mengandalkan jumlah orangmu yang banyak ini?"
"Aku dengar kabar bahwa Toa-kongcu telah berkhianat terhadap Kun-liong Ong, selama itu aku masih belum mau percaya, tetapi hari ini setelah mengetahui sendiri baru percaya omongan itu," berkata Touw Bouw.
"Toa kongcu sudah lama dibunuh mati oleh Kun-liong Ong dengan menggunakan jarum beracun, Nie Suat Kiao yang sekarang berada disini sudah putus semua hubungannya dengan Kun-liong Ong."
"Hari ini kalau aku bisa menangkap kau hidup2, pasti akan mendapat anugerah Ong-ya."
"Cita2mu ini barangkali tidak mudah tercapai, sebaliknya malah akan kehilangan jiwamu."
"Aku dengar kabar bahwa raja2 muda timur, selatan dan utara, semua sudah terpukul hancur oleh golongan pengemis, tetapi aku masih tidak percaya ..."
"Kenyataan memang demikian, kau tidak percaya juga harus percaya."

Touw Bouw memandang kesekitarnya, tidak terdapat tanda2 ada orang tersembunyi, maka lalu berkata sambil tertawa dingin: "Apakah Toa kongcu yakin mampu menandingi aku."
"Kepandaian tidak ada batasnya, Touw hauw-ya apa juga sudah percaya benar ketinggian kepandaianmu sendiri?"

Nie Suat Kiao berani menantang Touw hauw-ya, karena ia yakin bahwa Auw-yang Thong tidak lama lagi pasti akan tiba. Sedapat mungkin ia berusaha untuk memperlambat waktu, supaya bala bantuan Auw-yang Thong keburu sampai.

Touw Bouw berkata dengan nada suara dingin: "Baik. Kau yakin sanggup melawan aku, coba saja."

Mendadak ia maju dan melancarkan satu serangan.

Wan Hauw tiba2 lompat maju merintangi di depan Nie Suat Kiao, dengan tangan kanan ia menyambut serangan Touw Bouw.

Raja muda dari barat itu sesungguhnya tidak menduga bahwa pemuda yang rupanya setengah monyet itu mempunyai kekuatan tenaga demikian hebat, kesudahannya mengadu kekuatan tenaga itu, telah membuat dirinya mundur selangkah.

Irama Suling Menggemparkan Rimba PersilatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang