Bab 50

1.3K 32 0
                                    

ORANG BERJUBAH HIJAU itu menutup daun jendela dan duduk lagi di bangku memeriksa paha kanannya.

Bekas jarum itu, sedikitpun tidak terdapat warna matang biru. Ia tahu bahwa ucapan Teng Soan yang mengatakan jarum mas itu tidak mengandung racun rasanya memang benar.

Ia coba mengatur pernapasan, benar saja tubuhnya juga tidak terdapat tanda keracunan.

Mari kita mengikuti perjalanan Nie Suat Kiao. Setelah keluar dari gedung itu, ia balik ke depan memanggil Siang-koan Kie kemudian pergi mengejar bersama-sama.

Mendadak ia seperti merasa bahwa Siang Koan Kie itu kini sangat penting artinya bagi dirinya. Dua orang itu sekeluarnya dari pekarangen, benar saja mereka dapat menemukan sebuah kereta yang sedang lari kearah barat.

Nie Suat Kiao lebih dulu lari mengejar kereta itu.

Siang koan Kie yang setiap gerak geriknya terpengaruh oleh obat, ketika melihat Nie Suat Kiao lari ia juga ikut lari.

Gerakan dua orang itu sama cepatnya. Kereta itu meskipun dilarikan sangat cepat, tidak urung dapat dikejarnya dalam waktu yang singkat saja.

Selagi Nie Suat Kiao hendak suruh berhentikan kereta itu, tiba2 merasakan hembusan angin lewat disampingnya.

Sedang telinganya mendengar suara orang tertawa dingin, sementara itu kereta yang sedang lari kencang itu mendadak berhenti.

Pada saat itu ia baru dapat lihat bahwa ayah angkatnya dengan tangan kiri menahan kereta sedangkan dua ekor kuda yang menarik kereta itu sudah roboh ditanah.

Nie Suat Kiao dengan cepat mengulur tangannya membuka tutup kereta, orang berjubah hijau itu buru2 melarangnya.

Nie Suat Kiao yang dilarang oleh ayahnya segera balik mundur.

Orang berjubah hijau itu perlahan2 melepaskan tangannya dan mundur lima langkah, kemudian berkata dengan nada suara dingin: "Kau sudah tidak bisa kabur lagi, lekas keluar."

Sementara itu ia sudah mengerahkan kekuatan tenaganya hendak melancarkan serangan dari jarak jauh.

Kereta itu yang mengalami getaran hebat, tirai yang menutup kereta masih nampak bergoyang-goyang tetapi tidak terdengar suara jawaban orang.

Orang berjubah hijau itu sudah akan melancarkan serangannya, tiba2 dibatalkan dan berkata dengan nada suara dingin: "Karena mengingat jarum emasmu itu tidak mengandung racun, maka hari ini aku membebaskan kau dari kematian, lekas keluar!".

Tetapi dari dalam kereta tetap tidak mendapat jawaban.

Nie Suat Kiao berkata dengan suara dingin, "mungkin kita telah tertipu, harap ayah melindungi, anak hendak membuka tirai kereta itu."

Orang berjubah hijau itu agaknya juga merasa gelagat tidak beres, setelah berpikir sejenak, lalu berkata: "Baiklah... coba kau buka!"

Dengan cepat Nie Suat Kiao bergerak, ia mengulur tangannya membuka tirai kereta, begitu tirai terbuka, ia segera melompat kesamping.

Orang berjubah hijau itu terus memasang mata, saat itu baru dapat melihat bahwa didalam kereta itu duduk dua orang. Yang satu adalah seorang kurus kering pertengahan umur dan seorang lainnya adalah seorang padri berjubah putih yang usianya sudah lanjut.

Padri itu yang turun keluar lebih dulu dari dalam kereta.

Orang laki2 pertengahan umur kurus kering itu, gerakannya gesit sekali. Ia melompat keluar mengikuti jejak padri tua itu, dua pasang mata lalu ditujukan kepada orang berjubah hijau itu.

"Tuan adalah orang yang dapat nama julukan Kun-liong Ong, yang merupakan orang sangat misterius dalam rimba persilatan dewata ini?" bertanya padri tua itu.

Irama Suling Menggemparkan Rimba PersilatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang