Bab 53

2.3K 33 0
                                    

TIAT BOK TAYSU berkata sambil tertawa: "Baik dan buruk setengah2."

"Taysu terlalu memuji...." berkata Auw-yang Thong, "siaote berusaha beberapa tahun, masih belum berhasil membersihkan anggota2 yang tidak baik dalam golongan pengemis, sehingga siaote mulai curiga kepada kepandaian sendiri, sebab seorang menteri yang bijaksana dapat membawa bahagia bagi rakyat seluruh negeri, satu perkumpulan orang miskin yang kecil saja, aku tidak berhasil mengurusnya dengan baik...."

"Dengan adanya jiwa besar seperti Pangcu ini, barulah dapat menerima seorang yang mempunyai kepandaian seperti Teng Soan, barulah golongan pengemis mendapat nama baik dalam rimba persilatan disamping sembilan partai besar, nama itu bahkan kian hari kian meningkat, se-olah2 hendak melampaui sembilan partai besar."

"Oleh karena perlu menyelidiki perbuatan anggota golongan pengemis, aku jarang sekali berada dimarkas, sering seorang diri melakukan perjalanan dibeberapa propinsi daerah Tiong-goan. Ketika aku tiba dipropinsi An-hui utara, sering mendengar anak2 pada menyanyikan nyanyian anak2. Semula aku tidak ambil perhatian, apalagi lagu anak2 itu juga kurang jelas, tetapi iramanya sangat menarik bagi yang mendengarnya...."

"Suhu almarhum bukan saja berpengetahuan luas dalam segala ilmu, tetapi juga pandai irama musik." berkata Teng Soan.

"Aih! karena kelalaianku, hampir saja melewatkan kesempatan untuk berjumpa dengan sianseng, kalau bukan kepandaian suhu sianseng yang membuat nyanyian anak2 menjadi beberapa irama yang berlainan, mungkin akan membuat menyesal seumur hidupku..." berkata Auw-yang Thong, kemudian berpaling mengawasi Tiat Bok taysu dan berkata pula: "Ketika aku meninggalkan propinsi An-hui, sepanjang jalan sering berpapasan dengan anak2 gembala kerbau yang menyanyikan lagu itu, lagu itu sudah tidak asing lagi bagiku, karena iramanya berlainan, sehingga membuat orang yang mendengarkannya merasakan agak lain...."

"Bagaimana perbedaannya?" bertanya Tiat Bok taysu.

"Irama itu membuat orang yang mendengarkannya, timbul perasaan se-olah2 ada seorang pandai yang terbenam kepandaiannya....."

"Apakah Pangcu masih ingat maksud lagu itu?"

Auw-yang Thong berpikir agak lama, baru menjawab: "Kejadian itu terjadi pada sepuluh tahun berselang. Meskipun masih ingat garis besarnya, tetapi semua lagu sudah tidak ingat lagi. Baris pertama lagu itu berbunyi: "benua Sin-ciu nan indah, nampak timbul tanda kekacauan... Selama beberapa puluh tahun ini, boleh dikatakan merupakan masa yang paling tenang. Sepuluh tahun berselang, justru merupakan masa yang tentram aman. Orang itu bisa meramalkan keadaan dunia Kang-ouw hari ini pasti sepuluh tahun berselang. Sesungguhnya merupakan seorang berkepandaian hebat, apakah ilmu perhitungan manusia, benar2 dapat meramalkan apa yang belum terjadi?"

Teng Soan berkata sambil menghela napas "Siaote meskipun sudah menggunakan seluruh kepandaian, tetapi karena terbatas oleh bakatku dalam seumur hidupku ini, juga tidak sanggup mencapai kepandaian seperti suhu. Dari apa yang siaote ketahui pada waktu sekarang ini, ilmu perhitungan dan ilmu falak, cuma tepat untuk digunakan dalam siasat peperangan. Dalam siasat peperangan hanya memerlukan perhitungan yang cermat tentang kekuatan sendiri dan kekuatan musuh, sebaliknya dengan ilmu melihat muka dan tulang orang, dapat mengetahui watak baik jahat atau buas diri seseorang."

Tiat Bok taysu berkata sambil menganggukkan kepala: "Sekarang lolap paham....."

Kemudian berpaling dan bertanya kepada Auw-yang Thong: "Lanjutan nyanyian itu, apakah Pangcu masih ingat?"

"Ada beberapa patah kata, aku sudah tidak ingat. Hanya bagian terakhir aku masih ingat, begini:

"Sebuah gubuk bernama Siao-yao, berada dipedalaman gunung Oey-san, siapa orang kiranya yang menjadi Lauw Hian Tik, mengundang sianseng yang berdiam digubuk itu." berkata Auw-yang Thong.

Irama Suling Menggemparkan Rimba PersilatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang